Warna cahaya kerlap-kerlip lampu jalan menghiasi malam yang dingin ini. Sekeliling taman dipenuhi orang-orang yang sedang berkencan. Pria muda dengan tampilan jeans hitam dan kaos hitam yang sedikit kebesaran itu berjalan santai mengelilingi taman itu. Keluar uap dari mulut pria itu saat ia mendesah pelan.
"Ahh.. Dinginnya" gumamnya pelan.
Wajah tampannya sedikit terganggu karena ada ekspresi sedih disitu. Wajahnya terlihat gusar dan kecewa. Lagi dan lagi pria itu mendesah pelan. Entah sudah keberapa kalinya pria itu mendesah. Hati dan perasaannya sedikit kacau, lalu perasaan menyesal juga timbul disana.
"Kim So Eun, aku terlambat mencintaimu ya?" lalu ia tersenyum samar.
Lee min ho terus berjalan mengelilingi taman itu entah sudah berapa kali. Ia terus berjalan tanpa tau ia harus kemana. Pikirannya kosong, juga tatapannya sedikit sayu. Ia berjalan sedikit menunduk.
Tanpa sadar ia menabrak seseorang. "Jeosseonghamnida" ujarnya sembari menunduk untuk meminta maaf.
"Lee min ho?"
Pria itu terkejut saat namanya di sebut oleh seorang wanita. Lee min ho menebak karena suara itu memang milik seorang wanita. Ia mendongak pelan.
"Tiffany?" ucapnya sedikit kaget.
Sudut bibir wanita itu menaik. Ia tersenyum tulus pada pria didepannya.
"Kebetulan kita bertemu disini. Apa kabarmu?" ujanya ramah.
Nada bicara wanita ini sedikit berbeda dari saat mereka masih SMA dulu. Sekarang terdengar lebih dewasa dan lembut. Padahal dulu tiffany terkenal sedikit cerewet dan blak-blakan.
"Aku baik" jawan lee min ho seadanya karena tidak tau ia harus berbicara apa lagi.
Sudut alis tiffany menaik "Baik? Jeongmallo? Kau terlihat sebaliknya"
Lee min ho terdiam. Tiffany sangat bisa menebak hatinya saat ini. Wanita itu mendesah sebelum mengajak lee min ho untuk duduk di kursi yang berada di dekat mereka.
"Ayo kita duduk dulu"
"Kau terlihat berbeda sekarang. Terlihat sangat dewasa. Lihatlah tampilan bad boy mu itu sudah hilang" ujar tiffany sedikit bercanda kemudian wanita itu berdesis pelan. "Tidak bisa kubayangkan kelakuanmu saat SMA" lalu ia tersenyum.
"Kau juga. Terlihat berbeda sekarang" ucapnya setelah sedari tadi lee min ho terdiam. Tiffany terkekeh pelan.
"Setiap orang pasti akan berubah bukan?"
"Ne. Kau benar" lee min ho menghela nafas dalam sebelum ia kembali melanjutkan ucapannya. "Kau tau kabar, jika kim so eun sudah menikah?"
Tiffany tersenyum setelah mengerti apa maksud ucapan lee min ho barusan.
"Kau sudah tau ya? Memang so eun sudah menikah. Kim so eun menikah 7 tahun yang lalu dengan Kim bum. Sekarang mereka sudah memiliki 3 anak" ujar tiffany memperjelas.
"Kenapa kau sangat tahu tentang mereka? Bukannya kau sangat membenci kim so eun?" ucap min ho heran. Lagi-lagi wanita itu terkekeh, tetapi ini jauh sedikit keras.
"Bukankah aku sudah katakan padamu, setiap orang pasti akan berubah"
Lee min ho menatap tiffany dengan pandangan bingung. "Kau dan so eun.."
"Ya benar. Kami sudah baikan" jawab tiffany sambil tersenyum. Lee min ho mendesah lega.
"Syukurlah, aku kira kalian akan menjadi musuh abadi" ujar min ho sedikit di selingi kekehan pelan. Tiffany menyenggol pelan bahu pria di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I Confess [COMPLETED]
FanfictionKim so Eun Bertemu dengan kim bum setiap hari itu sangat menyebalkan. pria jutek , dingin dan nggak punya perasaan!! 'uhhh!! siapa sangka aku jatuh cinta dengan namja menyebalkan seperti dia' bahkan tak ada waktu untuk tidak ribut dengan pria itu. s...