Jimin POV
"aku sudah bilang menjauh dari ku hwang eunbi"
"ckhh kau boleh mengusirku tapi aku tidak akan pergi begitu saja sebelum mendapatkannmu"
Eunbi naik ke atas ranjang tempat ku duduk.
"jangan coba-coba mendekatiku eunbi, aku sudah muak"
"okey okey aku hanya ingin duduk di sini jimin kau ini sensitif sekali"
Aku mengalihkan pandanganku ke arah pintu. Kudengar ada suara langkah kaki yang berhenti tepat di depan kamarku.
Setttt
Dengan cepat eunbi menagkup wajahku menghadapnya
"tenanglah jimin"
"apa yang kau lakukan sekarang"
Aku menatapnya tajam."sepertinya rencana ku berjalan lancar"
Tak selang beberapa detik eunbi berbicara tiba-tiba.
"ah maaf mengganggu"
Samar-samar kulihat banyangannya keluar ruangan.
'tunggu dulu suara itu,,,, kang seulgi'
"jadi ini rencanamu? " aku mendorong eunbi menjauh.
"kenapa? Kalian tidak menjalin hubungan apa-apa kan?"
"sialan kau"
Aku tidak peduli apa yang eunbi katakan, dengan cepat ku cabut selang infus di tanganku dan berlari keluar.
Aku tidak tahu apa alasan aku ingin menyusulnya, yang aku pikirkan hanya harus mencarinya.
"ayolah seul angkat ponselmu"
Udara dingin mulai menusuk tulangku, suasana malam yang begitu ramai membuatku kesulitan menemukannya.
Hingga aku tiba di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah sakit. Ku lihat seorang wanita duduk dengan bahu yang sedikit bergetar
"seul apa itu aku"
Dia mendongakkan kepalanya sambil mengusap wajahnya.
Aku mendekat
"seul yang kau lihat tadi tidak seperti yang kau pikirkan a-ak..."
"apa maksudmu jim? "
"hah? Bukankah kau yang tadi datang ke ruang rawatku lalu melihat.... "
"haha apa yang kau bicarakan? kau salah lihat jim"
"tapi kenapa matamu sembab? "
"udara terlalu dingin mataku jadi mengering, astaga jim apa yang kau lakukan disini seharusnya kau di rumah sakit"
'kau mencoba untuk membohongiku sekarang seul'
"aku hanya mencari udara segar" Ucapku santai
"jimin tanganmu berdarah"
'astaga ini pasti karena aku terlalu keras menarik jarum infusku'
Seulgi mengambil saputangan yang ada di sakunya dan mengusapkannya pada tanganku.
"duduklah, seharusnya kau sekarang tidak disini sebebtar lagi musim dingin dan kau mencari udara segar tanpa mengenakan jaket dan sepatu"
Yang benar saja aku hanya mengenakan baju rumah sakit dan sendal rumah berwarna putih. Sungguh memalukan.
"jim kau keringat? "
Seulgi memegang dahi ku memeriksa suhu tubuhku.
"kau demam, kita harus kembali ke rumah sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once In A Live Time [END]
RomanceBagaimana nasib seorang kang seulgi yang berasal dari keluarga biasa, dan dibesarkan tanpa ayah menjalani hari-harinya yang sulit? Apa yang akan dilakukan seulgi demi meraih mimpinya? ....Apa dia bisa merubah nasibnya?.... 'semua terasa lebih sulit...