15

1.5K 145 0
                                    

Jimin POV

Semalam aku benar-benar panik melihat seulgi terluka, meskipun itu hanya goresan keramik tapi itu sungguh membuat jantungku hampir berhenti, padahal aku tengah sibuk bermain video game dengan jungkook namun, saat mendengar suara pecahan dan teriakan irene waktu ini entah setan apa yang merasukiku langsung saja ku lempar stick video game itu dan berlari ke dapur.

Pagi ini semua anak2 tengah berkumpul di halaman depan untuk bersama-sama ke pantai namun sedari tadi aku belum melihat keberadaan seulgi, aku berpikir mungkin ia belum bisa berjalan dengan normal akibat semalam.

"jim kau sudah membawa baju ganti yang suga suruh tadi?" tanya jin yang muncul dari belakangku

"ah sebentar" mengecek isi tas ku

"tidak usah kau cari aku melihatnya di ruang tengah tadi, cepatlah ambil kita akan berangkat !"

"hahaha kau benar, tunggu sebentar"

Aku lalu berlari masuk kembali ke villa, aku melihat sebuah tas karton berwarna coklat di atas meja langsung saja ku sambar dan berbalik kembali. Namun ada sesuatu yang menahanku untuk pergi.

Satu sisi diriku ingin kembali ke halaman tapi satu sisi lagi seperti menyuruhku untuk tetap di sini, padahal villa ini sudah tidak ada siapa-siapa. Aku memejamkan mata sebentar.

"jaebum-ah"

Aku mendengar sesuatu, tapi tidak terlalu jelas. Aku berjalan ke arah sumber suara samar itu. Sebuah kain gorden yang menutupi jendela kaca besar pembatas antara dapur dan kolam renang bergoyang tertiup angin.

"aissh siapa yang tidak menutup pintu, untung aku melihatnya"

Saat akan menutup pintu kaca itu aku di kagetkan dengan sebuah pemandangan yang sangat tidak enak jaebum dan seulgi berada dalam posisi yang sangat dekat satu sama lain, aku hanya melihat mereka yang membelakangiku, mereka tidak menyadari kedatanganku.

'ada apa dengan mereka?'

Gerak gerik mereka seperti mencurigakan, ku lihat seulgi terus memundurkan badannya sementara jaebum terus menahan punggung seulgi agar tidak menjauh darinya.

Aku berjalan mendekat kearah mereka entah itu insting atau apa yang jelas aku tidak terima melihat hal itu dengan mataku. Ujung kepalaku mulai memanas, napasku mulai memburu seiring dengan langkahku yang semakin cepat.

"MENJAUH DARINYA IM JAEBUM !!!"

Dengan kasar aku menendang punggung jaebum hingga ia jatuh terguling ke tanah.

"HEY APA MASALAHMU!" jaebum mendekatiku dan...

Bughhh

Satu tinjuan melayang ke arah rahang kiri ku, aku hampir terjatuh tapi dengan cepat aku mengembalikan kesadaranku dan mengarahkan tinjuku ke arah jaebum namun, postur tubuhnya yang lebih besar dariku sedikit mengambil keuntungan baginya. Ia langsung menendang dadaku sampai aku terjatuh dan memukuliku bertubi-tubi.

"HENTIIKAN!!!"

"AKU MOHON HENTIKAN" teriak seulgi

Pukulan jaebum terhenti, aku berusaha menghirup napas sebanyak mungkin, kulihat seulgi mendekat ke arah jaebum dan langsung menamparnya.

"DASAR BAJINGAN" ucapnya sambil terisak

Seulgi datang menghampiriku dan membawaku ke kamar.

Seulgi POV

Aku ini bersyukur karena jimin datang tepat waktu tapi, melihat jimin yang babak belur seperti ini membuatku merasa bersalah. Aku duduk di samping tempat tidur jimin, memperhatikan semua luka lebam di wajahnya,bukan Cuma wajah tapi aku rasa di dadanya juga sedikit memar karena saat aku membantunya berdiri ia terus memegang dadanya sambil meringis. Air mataku mulai turun perlahan.

Once In A Live Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang