Jimin POV
Setelah melihat seulgi tadi aku berjalan keluar untuk menyegarkan pikiranku, aku memutuskan untuk tidak berinteraksi dengannya sejak kejadian minggu lalu. Sambil membawa sekaleng beer aku berjalan kearah pantai yang tidak jauh jadi villa sambil menikmati suara ombak.
Entah kenapa mood ku sejak bertemu seulgi di pesawat sampai sekarang benar2 rusak. Aku terus berpikir tentang apa yang ia katakan waktu itu dan bagaimana aku harus bertindak saat berhadapan dengannya.
Sejujurnya aku tidak ingin bersikap acuh terhadapnya aku sangat merindukannya, namun di satu sisi aku tidak ingin melakukan kesalahan lagi padanya, aku benar-benar tulus padanya.
Aku menghabiskan beer ku dan berjalan kembali ke arah villa. Moodku sudah mulai membaik sekarang. Dari kejauhan aku melihat lampu di villa padam aku merasa ada sesuatitu yang terjadi kuputuskan untuk mempercepat langkahku.
"TOLONG SESEORANG TOLONG AKU!! "
aku mendengar suara teriakan seseorang dari depan, kurasa sesuatu benar2 terjadi di sini. Aku berari ke arah suara itu hingga aku melihat seorang wanita tengah duduk memeluk lutunya sambil menangis.
"kau kenapa? " aku mendekatinya.
Ia mendongakkan kepalanya, meskipun gelap aku dapat melihat siapa dia.
"tolong aku" ucapnya terisak
Seulgi, aku melihat bibirnya sangat pucat, tangan dan kakinya terlihat gemetaran.
"kenapa kau di sini?" tanyaku
"jaebum menyuruh ku mengambil barang tapi tiba2 semua lampu padam" ia terisak
'jaebum sialan bagaimana bisa kau menyurunya keluar di jam seperti ini'
"berhentilah menangis, ayo masuk"
Ia berdiri sambil memegangi badan mobil yang ada di belakannya sambil mengatur nafas. Setelah dia berdiri aku memutuskan untuk berjalan duluan.
"jim"
"hmm?"
"bisa aku memegang tanganmu? Aku benar2 sangat takut"
Sebenarnya aku ingin menahan diriku tapi melihat konsisinya yang sangat ketakutan, aku langsung melaih tangannya dan menariknya ke sisiku.
"cepatlah" gumamku
Aku merasakan tangan seulgi sangat dingin, kedua tangannya bahkan menggenggam erat tanganku, aku tidak habis pikir bagaimana bisa jaebum menyuruhnya keluar sendirian seperti ini. Seperti ada hal yang aneh karena lampu yang tiba2 padam ini.
Sampai di dalam villa seulgi masih menggenggam tanganku.
"aku akan menyalakan listrik di belakang"
"aku ikut" jawabnya cepat.
"tidak kau tunggu saja di sini, aku tidak akan lama"
Kutinggalkan seulgi di ruang tamu dan berjalan ke belakang untuk menyalakan listrik.
"sepertinya memang ada yang sengaja mematikannya"
"jim kau masih lama?"
Aku kembali ke ruang tamu. Melihat kondisi seulgi saat ini memang terlihat jelas jika ia ketakutan.
"kau tidak tidur? " tanyaku
"gomawo " ucapnya lalu pergi.
Sekilas aku melihat ada seseorang yang berdiri mengamatiku dari tadi namun, ketika aku berbalik dia menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once In A Live Time [END]
RomanceBagaimana nasib seorang kang seulgi yang berasal dari keluarga biasa, dan dibesarkan tanpa ayah menjalani hari-harinya yang sulit? Apa yang akan dilakukan seulgi demi meraih mimpinya? ....Apa dia bisa merubah nasibnya?.... 'semua terasa lebih sulit...