19

1.5K 135 3
                                    

Keesokan harinya ku putuskan untuk meminta konfirmasi langsung dari appa, saat ini aku telah berada diruang rapat bersama appa.

"jadi apa yang ingin kau bicarakan?"

Aku menyodorkan sebuah map yang ku temukan kemarin, ia langsung saja membaca isi map tersebut.

"berani-beraninya kau masuk ruangan itu tanpa seizinku!"

"itu tidak penting sekarang jelaskan mengapa ayah menyuruh im siwan melakukan itu?"

"kau pikir aku akan mengatakannya padamu dasar anak kurang ajar!"

"aku bisa saja meminta surat tahanan jika kau tidak menjelaskannya pada ku" ucapku tegas

Ia melempar map yang ada di tangannya ke arahku

"kau mengancamku?"

"berikan aku penjelasan tentang masalah ini itu saja apakah sangat sulit?"

Appa terlihat meredam emosinya dan meyandarkan dirinya di kursi yang ia duduki.

"aku akan mengatakannya tapi kau harus mau mengambil alih cabang perusahaan yang pernah kita bicarakan" sambil menyerahkan sebuah kontrak yang harus kutanda tangani.

"baiklah" aku membaca dengan cepat lalu menandatanganinya, setelah selesai aku kembali menatap appa.

Senyum tipis keluar dari wajah appa

"im siwan dan aku sangat akrab saat itu jadi kami memutuskan untuk membuat kerja sama tanpa diketahui oleh para pekerja, mendengar bawha ia akan mendapat upah hingga milyaran won ia menerima tawaranku dengan syarat apapun yang terjadi aku harus melindungi perusahaannya. Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi sebuah kebakaran besar menewaskan siwan dan seorang pekerja, dan sesuai janji ku, aku melindungi siwan dan memberikan kompensasi ke keluarga korban agar mereka tidak menuntut"

"appa yang kau lakukan sepertinya bukan untuk melindungi im siwan melainkan untuk melindungi dirimu sendiri, apa hanya keuntungan yang ada di pikiran appa hingga tidak memikirkan bagaimana nasib 2 korban itu?" sekuat mungkin aku menahan emosiku

"mereka tidak menderita, buktinya mereka menerima uang yang ku berikan"

Aku meraih ponsel di saku ku dan menekan tombol panggilan.

"kirim rekaman cctv ini ke kantor polisi sekarang juga"

Mendengar hal itu appa melihat kearah cctv yang memang menyala dan melihat kembali ke arahku dengan mata yang memerah.

"apa yang coba kau lakukan sekarang!" ia mukul meja dengan keras.

"appa aku minta maaf tapi aku mohon sadari perbuatanmu, harta tidak selamanya ada di tangannmu, orang-orang yang telah kau bayar untuk menutupi segala kesalahannmu juga akan berada disana, aku akan mengelola perusahaan ini jadi tidak usah khawatir"

Aku meninggalkan ruangan menuju ke bestment dan masuk kedalam mobil. Sulit dipercaya seorang anak melaporkan ayahnya ke polisi adalah hal gila, tapi demi sebuah kebenaran aku harus melakukannya.

***

Author POV

3 days letter~~

Kringggg kringgg kringggg

Jimin meraih ponsel yang ada di depannya.

"halo"

"jim Irene dan aku melihat berita dan artikel mengenai ayahmu kau tidak apa-apa?" terdengar suara taehyung dari ponselnya.

Once In A Live Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang