16

1.5K 133 1
                                    

Malam mulai larut tapi, semua masih sibuk bersenang-senang menikmati cemilan mereka. Seulgi duduk di pasir putih yang dekat dengan pantai lalu menatap lurus kedepan melihat kerlap-kerlip kapal pesiar yang lewat. Ia meneguk beer yang ada dalam genggamannya sambil terus menghela nafas.

"apa yang kau pikirkan?"

Seorang namja datang dan duduk di sebelah seulgi.

"aku memikirkan ayahku, aku merindukannya"

"dimana ayahmu?"

"dia sudah meninggal sejak aku masih sekolah dasar, aku bahkan tidak mengingat dengan jelas wajahnya"

"ah mian"

"tidak apa-apa,,, kau tahu dulu saat aku baru masuk sekolah dasar aku mengikuti lomba menari dan ayahku ada di sana menemaniku saat perlombaan itu, aku memenangkannya dan berlari ke arah ayahku" seulgi menahan air matanya

"saat itu ayah ku berkata bahwa ayahku sangat bangga saat aku naik ke atas panggung, ia melihat ada aura bintang di diriku namun, semenjak ayahku meninggal aku tidak pernah lagi naik ke atas panggung dan mengeluarkan kemampuanku karena jika aku naik ke panggung maka ingatan tentang ayahku akan muncul dan ini membuatku merindukannya lagi"

"jadi kau menyesal naik panggung bersamaku saat festival?" jimin memperhatikan seulgi

"aniya,, justru aku ingin berterima kasih padamu, karena pasti ayahku akan bangga melihatku dari atas sana" seulgi meneteskan air matanya dan terus memandangi langit gelap yang dipenuhi bintang.

"seulgi-ya kau memang pantas naik ke panggung, semua yang eunbi lakukan tidak akan bisa menggantikan posisimu di sana" jimin menghapus air mata yang menetes di pipi seulgi.

"jim..."

"hmm?"

"a-aaku ingin minta maaf atas kejadian beberapa minggu lalu, aku terlalu kasar padamu saat itu"

"sudahlah lagi pula aku sudah melupakannya" jimin tersenyum

Jimin dan seulgi saling bertatapan sebentar lalu kembali menatap langit.

"aku menyukaimu kang seulgi"

Degg

Seulgi terdiam, jimin baru saja mengutarakan perasaannya dan itu sangat tiba-tiba baginya meskipun ada sedikit rasa yang seulgi punya namun, ia masih tidak bisa menanggapi pernyataan jimin.

"aku tidak menuntutmu untuk membalas perasaanku, cukup biarkan aku menyukaimu"

"jimin"

"aku tau kau pasti kaget mendengarnya tapi itulah yang kurasakan, entah sejak kapan tapi aku baru menyadarinya saat beberapa hari ini, aku tidak suka melihatmu terluka jadi biarkan aku mencintaimu kang seulgi". Jimin menatap mata seulgi.

"sebaiknya kita kembali ke villa sekarang juga, ayo cepat bangun lah" perintah jin

Seulgi yang mendengar itu langsung bangkit dan berlari ke arah irene meninggalkan jimin.

'maafkan aku jimin'

***

Seulgi POV

Pagi ini aku benar-benar sibuk, setelah beberapa minggu kembali dari libur panjangku aku harus kembali pada kenyataan jadwal kuliah yang semakin padat mengingat 3 hari lagi aku akan ujian skripsi, ini membuat otak dan tenagaku terkuras penuh aku bahkan jarang berkumpul dengan teman-temanku karena mereka juga sama sibuknya sepertiku.

Dan jimin? Oh aku bahkan tidak memikirkannya beberapa minggu ini, aku juga tidak pernah bertemu dengannya di kampus, mungkin dia sedang sibuk juga.

Once In A Live Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang