5.2. (Bukan) Hamsternya Kanser

25.3K 4.4K 138
                                    

Purna terbangun dengan tenggorokan yang terasa kering dan gatal. Dia berusaha meraih air mineral di meja yang biasanya ada di sebelah kiri tempat tidurnya. Dia mengerang saat tangannya tidak bisa mendapatkan apa-apa. Teringat jika dia tidak bermalam di kamar indekosnya sendiri. Melainkan ....

Di karpet kamar Kanser.

Lebih baik tidur di sana daripada di tempat tidur bekas Kanser dan wanita lain. Bukankah dia pernah mengatakan itu?

Bangun dari tidurnya, Purna berusaha berdiri dan keluar dari kamar, berniat menuju dapur. Sedikit-sedikit dia tahu ruang krusial di sana. Dia tidak merasa istimewa bermalam di sana karena sepertinya Kanser memang sering membawa wanita bahkan satu tempat tidur!

Hm! Kebaperannya menurun setelah semalam diterbangkan oleh tatapan menenangkan Kanser.

Langkahnya terhenti saat menyadari seseorang tertidur di sofa. Ditatapnya lelaki itu lebih dekat, lalu terkikik. Dengan sangat perlahan, Purna menurunkan tubuhnya dan memperhatikan wajah Kanser yang lelap. Tubuh lelaki itu meringkuk seperti kedinginan.

Purna menatap AC di sudut ruangan lalu melangkah pelan seakan tidak mau mengganggu singa tidur yang meringkuk itu. Setelah menaikkan suhu ruangan, Purna kembali memperhatikan Kanser sejenak, sebelum berjalan ke dapur untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Ini masih jam 3 pagi, terlalu pagi untuk orang yang ngebet ingin pulang sepertinya. Dia memutuskan untuk membersihkan diri. Di tengah kegiatannya, dia mendengar dering ponsel yang cukup keras. Sepertinya ponsel Kanser. Melongok ke arah ruang tengah, Purna melihat Kanser duduk di sofa sembari menguap dan menjawab telepon.

"Ini masih pagi, Cheryl."

Kanser terlihat kesal lalu berjalan keluar. Purna keluar dari kamar mandi dan bergegas ke kamar setelah mendengar kerekan gerbang bagian depan yang cukup keras. Sepertinya akan ada tamu. Cheryl? Perempuan? Benar, kan, Kanser terbiasa menerima tamu perempuan jam berapa pun. Dan dia sebal karena dirinya termasuk dalam deretan perempuan yang mau saja bermalam di sana.

Purna tidak merasa harus menyembunyikan diri. Mendengar rengekan menyebalkan dari—kayaknya—Cheryl membuatnya keluar dari kamar dan berhadapan dengan sepasang sejoli yang sedang ber—bukan, sih. Cheryl yang mencium pipi Kanser.

Hampir saja Purna berbalik dan menjerit saat Cheryl berjinjit dan—sepertinya juga—berniat meraih bibir Kanser dengan bibirnya saat lelaki itu terlebih dulu menghindar.

"Aku sudah pernah bilang, Cher, not this! You gotta kick the habit."

Cheryl memberengut kesal. Selalu gagal! Matanya lalu menangkap seseorang dan mengernyit dalam. "Kamu membawa siapa ke sini, Kanser?"

Lelaki itu tidak terpengaruh pertanyaan Cheryl, bahkan memilih diam saat Cheryl menggelayut di lengannya terus-menerus. "Aku mau ambil minum dulu. Lepas sebentar kan bisa."

Purna menangkap nada yang berbeda dari ucapan Kanser. Walau terlihat kesal, nada bicara Kanser tetap pelan dan lembut. Sangat berbeda ketika berbicara padanya, padahal dia juga menjawab biasa saja. Apa yang membuatnya salah?

"Hei."

Purna tersentak. Ternyata si Cheryl ini menyapanya. "Ya?" dan berjalan menuju sofa.

"You toasted last night?"

Yang benar saja! "Enggak," jawab Purna.

"Kamu kelihatan berantakan. Kurasa kamu mabuk. Biasanya Kanser hanya membawaku ke sini saat aku mabuk."

Kernyitan terlihat di dahi Purna. Apakah perempuan di depannya ini sedang pamer seberapa dekat hubungan mereka berdua? Padahal Purna bukan saingan dan bukan siapa-siapa yang akan menghancurkan hubungan keduanya.

EGOMART!: Selamat Pagi, Selamat Datang di Egomart!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang