6.2 Restoran Purna

25.3K 4.6K 230
                                    

"Ma, ini teman-temanku. Boleh, ya, besok langsung kerja di sini?" Purna mengutarakan maksudnya pada Mama Elsa saat sudah sampai di restoran.

Mama Elsa menatap lima orang yang sedang tersenyum ke arahnya, beberapa masih sibuk mengamati dekorasi sekitar. "Ini, kan, punyamu, Sayang. Jelas Mama menyerahkan kepercayaan ke kamu."

Seketika itu Purna mendapat pelototan dari kelima temannya. "Ini punya lo?" Rico hampir terpekik saking kagetnya.

"Ini punya Mama," jawab Purna kesal. Terarah ke mamanya dan lima temannya.

Mama Elsa tersenyum. "Kalian ada pengalaman kerja?"

"Oh, ada, Tante," Satria menjawab lebih dulu, "Tapi cuma di minimarket."

"Tidak apa-apa. Kalian bisa belajar di sini."

"Benar, Tante?" Kali ini Siska yang berbinar.

"Iya. Sebelumnya di minimarket mana?"

"Di Egomart! nggak jauh dari sini. Satu tempat kerja juga bareng Pur—aduh!" Satria berteriak saat kakinya diinjak oleh Purna. Saat mendapat pelototan mematikan, Satria sadar salahnya apa. "Bareng Purwo, Tante."

"Siapa Purwo? Kamu?" tunjuk Mama Elsa pada Rico.

"Bukan, Tante. Purwo itu ... temannya Satria mungkin."

Mama Elsa mengulas senyum lagi. "Oh, Tante kira ada di antara kalian." Beliau lalu menjuruskan tatapannya pada Purna. "Ajak mereka berkeliling dulu. Oh iya, jangan lupa minggu depan kalian datang, ya. Mau opening."

"Siap, Tante!"

Mama Elsa menghilang ke lantai dua. Satria memegang meja dari kayu yang sangat licin dan mengilap. Dia berdecak kagum dengan luasnya restoran milik Purna itu.

 Dia berdecak kagum dengan luasnya restoran milik Purna itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue mimpi apa bisa bekerja di tempat semewah ini."

"Mimpi basah!" jawab Jefri asal. "Jadi cleaning service di sini aja kita nggak pantas, ya, Sat?"

Satria mengangguk-angguk. "Gila, sih, ini. Nginjek karpetnya aja nggak berani gue."

"Norak, deh!" teriak Tita sebal. "Ayo kita ikutin Purna, entar lo bedua ketinggalan."

Dalam pengamatan itu, hampir semuanya berdecak kagum. Tempatnya memang ditujukan untuk umum di lantai bawah, hingga Purna merencanakan desainnya sesederhana itu. Iya, dia ikut andil dalam pembangunan restoran cabang selama beberapa bulan ini. Hanya saja akhir-akhir ini jarang mengunjungi karena bekerja di Egomart!

"Astaga, kamar mandinya aja lebih gede dari kamar gue di rumah! Gue mau sering selfie di sini. Water Closet-nya unik banget!" Siska menjerit, tapi lalu meringis saat Tita menatapnya tajam. "Maaf, deh."

Purna lebih banyak diam. Ponselnya terus bergetar sedari tadi dan dia tidak sempat membuka. Ada teman-teman dan beberapa orang yang masih merampungkan dekorasi. Dia tidak mau waktunya bercampur dengan hal yang mengganggunya. Karena dia tahu, itu adalah panggilan dari Kanser. Beberapa pesan lelaki itu sudah dia baca. Jelas saja marah-marah dan bertanya mengapa uang gaji Purna dikembalikan semua. Dan Purna tidak mau menjawab.

EGOMART!: Selamat Pagi, Selamat Datang di Egomart!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang