Bruukk!!
Tubuh Yoongi terjatuh seketika setelah berteriak. Jin dan Hoseok menghampiri dengan cepat karena posisi mereka yang lebih dekat.
Jin dan Hoseok mengangkat tubuh Yoongi dan merebahkannya di sofa. Semua berjalan mendekati,
"Hyung," panggil Hoseok sambil menggoyangkan tubuhnya Yoongi.
Tapi tubuh Yoongi sama sekali tak bergerak. Namjoon mencoba mendengarkan nafas Yoongi. Ia mencondongkan tubuhnya mendekati wajah yoongi. Ia masih merasakan nafas yang stabil disana.
"Tae, tolong ambil air." Pinta Jin.
Taehyung mengangguk, tapi kemudian ia melirik ke arah Jungkook. Jungkook menatap Taehyung.
"Wae?" Tanya Jungkook tak mengerti tahun tatapan Taehyung.
Taehyung menggerakkan wajahnya ia mengisyaratkan agar Jungkook menemaninya. Tapi Jungkook malah memicingkan matanya. Ia benar-benar tak memahami maksud Taehyung.
"Aish, paboya—" gerutu Taehyung kesal. "Antarkan aku."
"Ah," Jungkook akhirnya mengerti permintaan Taehyung dan segera berjalan menemaninya Taehyung berjalan menuju dapur.
"Aku akan mengambilkan kotak obat." Ucap Jimin.
Belum sempat Jimin melangkah Hoseok berlari mengejar Jimi dan bermaksud menemani jimin. Akhirnya mereka berdua berjalan ke belakang.. mengambil kotak obat yang mereka letakan di studio tari.
"Apa ia baik-baik saja?* Tanya Jin khawatir.
"Nafasnya dan nadinya normal. Jika ia tak juga bangun kita bawa kerumah sakit."
Mendengar ucapan Namjoon jin hanya bisa menghela nafasnya kemudian mengangguk menyetujui ucapan Namjoon.
Tak lama Taehyung dan Jungkook kembali dan membawakan sebotol air mineral. Mereka berjalan mendekat dan meletakkan botol air yang mereka ambil di meja yang terletak di depan sofa.
Setelahnya, Jimin dan Hoseok juga datang membawakan sekotak p3k. Jimin menyerahkan pada Namjoon. Dengan cepat Namjoon mencoba mencari sesuatu untuk menyadarkan Yoongi. Ia menemukan sebuah krim oles, dan mencoba mendekatkan ke arah indera penciuman Yoongi. Tapi sepertinya tak berhasil.
"Apa— Yoongi Hyung baik-baik saja?" Tanya Jungkook khawatir.
"Ia pingsan setelah berteriak tadi, atau—" Hoseok tak bisa melanjutkan kata-katanya ia bahkan tak bisa membayangkan jika apa yang ada dipikirannya benar-benar terjadi.
"Bagaimana kalau, kita memanggil bibi Ma." Saran Jimin.
Semua menatap Jimin, Sebenarnya agak heran dengan ide yang diberikan Jimin.
"Maksudku adalah, bukankah ini berhubungan dengan rumah ini. Bukankah— wanita tua itu terlihat bisa membantu?"
*
Tak lama bibi ma datang. Ia sedikit terengah-engah karena berjalan cepat karena khawatir dengan kabar yang ia terima.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya.
"Kami mendengar suara keras. Kemudian mencarinya, Hyung berteriak seketika ia pingsan." Jelas Namjoon.
Bibi Ma meletakkan tangan kanannya ke kening Yoongi. "Apa yang ia katakan?"
"Aku tak terlalu jelas mendengar karena kami sibuk dengan pikiran masing-masing." Jawab Namjoon lagi.
"Ia berteriak tentang gadis kecil." Sahut Jimin.
Bibi ma menatap Jimin sesaat , kemudian Jimin mengalihkan pandangannya. Bibi ma memejamkan matanya, mencoba mencari dimana Yoongi sekarang.
Tak mungkin gadis kecil itu. Eme? Apa kau melakukannya? Katakan jika bukan kau. Kau bukan gadis kecil jahatkan?
Bibi ma masuk ke dimensi lain mengikuti arah yang ditunjukkan oleh alam pikir Yoongi.
Hitam dan gelap, ia menyusuri jalan gelap. Hanya suara deru napasnya yang bisa ia dengar. Disana gelap kegelapan yang pekat. Kau tak akan tau kapan kau menabrak sesuatu, atau terjatuh. Ia mengikuti nalurinya. Disini gelap tapi angin dingin terus berhembus.
"Yoongi ssi?" Teriak bibi Ma. Entah berapa jauh lorong gelap ini. Bahkan suaranya pun tak bergema seolah hilang begitu saja.
Kembali!!
Teriak sebuah suara berat suara berat besar dan dingin. Penuh dengan penekanan dan hardikan keras, tiada toleransi disana. Hanya ada perintah tanpa penolakan. Begitulah kesan suara itu.
Grab!
Sebuah tangan menahan bibi Ma.
"Jangan kesana-"
Bibi ma memang tak bisa melihat tapi ia tau itu Yoongi. Suaranya terdengar lemah, dan putus asa.
"Jangan kesana--."
Kembali!!!
Bibi ma memegang tangan Yoongi dan—
Uhuuk!!
Yoongi tersadar, ia terengah-engah, begitu juga bibi Ma yang kembali dengan sedikit terhuyung kebelakang. Beruntung Namjoon menahannya.
Yoongi duduk dan menunduk. Ia mencoba mengatur napasnya. Ia lelah, takut, entah perasaan apa yang bisa ia gambarkan saat ini. Yang jelas ini gila!
"Hyung gwenchana?" Tanya Namjoon.
Yoongi menggeleng,
Namjoon menatap jin mereka bingung tentu saja. Apa yang sebenarnya terjadi? Hanya itu pertanyaan yang ada di kepala para Member saat ini.
"Bibi kau baik-baik saja?" Tanya Jin.
Bibi ma mengangguk. "Kalian istirahat lah, jangan khawatir."
"Bibi kau mau pergi dari sini?" Tanya Jimin.
Mendengar suara Jimin, Yoongi menoleh. Ia berdiri dengan cepat dan berjalan menghampiri Jimin. Semua menatap dengan sedikit heran. Yoongi menatap Jimin yang senang duduk di anak tangga.
"Kau? Siapa kau?"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald House (BTS/HOROR)
FanfictionCast : BTS Genre : HOROR/MISTERI/BROTHERSHIP BTS akhirnya, pindah Dorm yang lebih luas dan besar. bangunan yang terkesan klasik dan megah. tanpa mereka ketahui sebuah kisah kelam pernah terjadi disana. hari-hari mereka buruk. tak hanya saat berada...