♦chap 11♦

3.2K 532 65
                                    

***Yoongi POV***

Aku merasa jiwaku seperti ditarik keluar dari tubuhku. Terasa seperti ikut terbang bersama angin yang bergerak dengan sangat cepat. Dan disini aku sekarang. Ditempat yang gelap itu lagi. Kegelapan yang pekat, seolah tak ada kehidupan, tak ada harapan. Hanya hitam dan hawa dingin yang terus terasa menyelimuti. Aku berjalan, hanya mengikuti naluri ku. Aku harus keluar dari sini. Atau mungkin aku akan mati? Karena tak bisa kembali.

Tidak-- itu tak boleh terjadi aku akan kembali dan baik-baik saja. Aku terus berjalan sambil merentangkan kedua tanganku. Aku takut jika ada sesuatu yang mungkin menyerang ku dari samping.

Aku terus berjalan entah sudah berapa lama. Tiba-tiba sebuah cahaya datang dengan cepatn aku menutup kedua mataku dengan tangan.

"Kakak disini?"

Suara anak itu lagi?

Aku membuka mataku. Aku sekarang berada diruangan yang aku kenal. Aku menatap sekeliling, ini rumah. Tangga ini? Aku yakin betul jika ini rumah kami sekarang.

"Kakak?"

Aku menoleh menatap suara. Suara anak kecil itu saat ini ia berada di lorong wajahnya bersemu cantik rambutnya panjang, ia membawa sebuah boneka porselen. Ia berdiri di sisi seorang pria yang terpaku menatap sebuah lukisan.

"Ya eme?" Sahut laki-laki itu ketika sang gadis kecil menarik lembut kemejanya.

"Sejak kapan kaka pulang?" Tanya gadis itu.

"Pulang? Aku tak pernah pergi." Jawab pria itu aku yakin ia kakak gadis kecil itu.

Aku penasaran bagaimana rupa pria itu. Tapi, aku terlalu takut untuk melangkahkan kakiku lebih jauh.

Pria itu menyamakan tubuhnya dengan sang gadis aku tau namanya Eme. Ia membelai kepala adiknya itu.

"Bermain dengan Vic kakak akan mengerjakan sesuatu yang lain." Ucap sang pria kemudian meninggalkan Eme yang terpaku menatap punggungnya perlahan menjauh.

Aku tergesa mengikuti langkah sang pria. Entah aku hanya merasa harus mengikutinya. Aku berjalan menuruni tangga dan berjalan kelorong ruang bawah tanah tempat yang kini kami jadikan gudang. Tapi-- langkahnya terhenti. Akupunktur, menghentikan langkahku.

"Sampai kapan kau akan mengikutiku?"

Deg!


Perlahan ia membalik tubuhnya.






Mwoya?!




Wajahnya?











"Ji-min?" Gumamku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji-min?" Gumamku.

Wajahnya sama seperti Jimin. Hanya saja ia memiliki bola mata hijau layaknya batu emerald. Tatapan bukan tatapan hangat seperti Jimin. Tatapan jahat dan dingin.

Matanya menatap langsung ke arahku.

Grab

Dengan cepat ia mencekikku. Aku berusaha meronta tapi aneh. Tanganku tak bisa memegangi tangannya selalu lolos.

Perlahan ia berubah tatapannya menjadi hitam pekat, wajahnya memucat.

Takut ini pertama kalinya aku setakut ini.

Nafasku?!

Aku nyaris kehabisan nafas.

Yoongi! Yoongi ssi!

Bibi ma?

Zleb!!

Panggilan dari bibi Ma seolah  menarikku Kemabli ke lorong Hitam ini. Aku mendengar suara bibi ma dan mencoba menggapainya, aku takut ia dekat. Aku berhasil menggapainya, tak boleh ia tak boleh berjalan lebih jauh. Aku harus segera kembali.

***

**Author POV**

"Hyung wae?" Tanya Jimin bingung.

Ia menatap Yoongi dengan heran.

Namjoon berjalan mengahampiri yoongi. "Hyung gwenchanayo?" Tanyanya.

"Apa kau Jimin?" Tanya Yoongi yang masih tak bisa membedakan kenyataan dan  kejadian saat perjalanan waktunya..

"Apa aku bukan Jimin?" Tanya Jimin bingung.

Yoongi terduduk di tangga. Lelah kali ini ia benar-benar merasakan lelah. "Mianhae Jiminnie."

"Gwenchanayo Hyung." Ucap Jimin.

***
.


.
.
.
..
.
.
.
.

.
.
.note
Anyeong
Jangan mencari yang lain. Ini memang cuma segini.. sebenernya cuma lanjutan yg kmrn.hihi

Emerald House (BTS/HOROR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang