♦chap 15♦

2.8K 473 52
                                    

Cuplikan chapter sebelumnya
.
.

Jungkook membuka kembali matanya setelah mendengar suara yang memanggilnya. Ia menatap ke arah Namjoon dan Yoongi yang tertidur dengan pulas.

"Jin Hyung?" Gumamnya.

.
.
.
.
***

Hyung?


Jangan buka matamu dan tetap dengarkan aku.

Kau tau siapa aku kan? Aku masih tertahan di sebuah tempat. Aku tak tau dimana ini. Aku berusaha sadar. Sesekali mendengar suara kalian. Namun ... Aku tak bisa seseorang menahan ku. Jangan biarkan aku seorang diri. Maksud ku adalah seorang yang menahan tubuhku saat ini. Jangan biarkan ia melakukan hal aneh. Gadis itu, aku selalu mendengar suara gadis. Ia mengatakan sesuatu iblis hitam akan datang jika pintu penghubung di buka.

Aku tak bisa terlalu lama. Setelah ini sadarkan dirimu Hyung. Aku ingin kembali aku rindu kalian.

Yoongi membuka matanya. Ia melihat Jungkook yang juga terbangun.

"Wae?" Tanya Yoongi.

"Hyung, aku dengar suara jin Hyung."

Yoongi diam ia mencoba mendengar sekeliling. Hanya suara deru napasnya dan Jungkook, juga suara jam dinding yang terus berdetak.

"Apa mereka pulang?"tanya Yoongi.

"Entah Hyung," ucap Jungkook sambil menatap jam di dinding kamar.  "Ini pukul 1 malam. Tak seharusnya mereka pulang. Bukankah bibi Ma sudah mengingatkan mereka untuk tidak pulang. Jika matahari tenggelam?"

Yoongi mengangguk mengiyakan ucapan Jungkook. Tak seharusnya mereka pulang. Yoongi tak jika Jin adalah orang yang tak akan mengambil resiko lebih. Makan Jin tak akan mungkin melanggar larangan bibi ma.

"Jimin aah!" pekik Namjoon mengejutkan  Yoongi dan Jungkook.

"Wae?" Tanya Yoongi heran.

"Aku ... Bermimpi tentang Jimin,"

"Mimpi apa Hyung?"tanya Jungkook.

"Tak mengerti aku hanya melihatnya." Jawab Namjoon.

Saat itu ponsel Yoongi berdering. Yoongi mengambil ponselnya yang berada di nakas sebelah tempat tidur dan segera menerima panggilan dari nomor yang tak ketahui itu.

"Yeoboseyo?"

***

Jim berjalan ke dalam bukit yang selama ini mereka lewati, bukit gelap tempat dimana mobil mereka terhenti,  bukit yang seolah tanpa ujung. Di hari yang gelap sekalipun seolah tak ada ketakutan di dalam dirinya. Langit gelap dan bulan yang hanya bersinar sebagian. Caranya redup yang masuk dari celah pepohonan yang tinggi sebagai penghalang. Bisa dibayangkan seberapa gelapnya bukit itu.

Langkah jin menimbulkan bunyi gemerisik tertahan akibat gesekan dengan dedaunan yang jatuh akibat dingin. Batang pohon yang seolah menimbulkan siluet putih karena basah.

Jin menatap ke depan pandangannya seolah mengarah pada satu titik. Langkahnya tenang, ia berjalan dan menatap tanpa jeda. Tatapannya sayu, ada apa dengan Jin? Apa yang terjadi dengan ketiga orang lainnya?

Jin terus berjalan semakin kedalam. Hanya ada pepohonan yang bahkan tak terlihat jika daunnya hijau. Hawa dingin merasuk terutama jika angin berhembus perlahan. Menyebabkan linu seolah ada jarum menembus kulit.

Jin terus berjalan sampai ia terhenti di sebuah tanah kosong. Ya terlalu luas tapi tak ada Pepohonan hanya rerumputan di tengah Pepohonan.

Jin menatap langit pandangannya kosong. Setelahnya ia menunduk mengambil sebuah batang kayu runcing. Tangan kanannya memegang batang kayu sementara tangan kirinya perlahan terangkat dan berada didepannya.

Hening, seolah menunggu sesuatu angin berhenti berhembus, tak ada sama sekali suara disana. Diam hanya diam, dalam kepekatan malam.

Tatapan jin menatap tangan kirinya. Ia tersenyum, menunjukkan sebuah senyum di sudut bibirnya. Senyuman dingin, tanpa rasa. Dengan tatapan kosong yang menakutkan.

"Heghlu'meH QaQ jajvam."

Ia berucap pelan terlalu pelan hingga terdengar seperti bisikan.

Sraaakkk

Jin menggoreskan dengan keras dan cepat batang kayu ke tangan kirinya. Darahnya seketika menetes ke tanah.

****
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Note
Dikit yw😂
Emang pingin buat kepo aja.
Jangan lupakan vomen 😚
Makasih

Emerald House (BTS/HOROR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang