"bagaimana ini bisa—?" Tanya Jin frustasi.
Semua terpaku di halaman rumah sambil menatap ke arah rumah. Yoongi berjalan ke tempat semalam ia meletakkan kaleng-kaleng cat kosong. Ia memperhatikan satu persatu kaleng yang ternyata memang semua sudah kosong dan terpakai. Mungkin bodoh, tapi ia berpikir kalau semalam mungkin adalah sebuah mimpi.
Namjoon dan Hoseok hanya menatap apa yang mereka dapati dihadapan mereka. Terlebih, setelah apa yang mereka alami sebelumnya. Membuat mereka meyakini kalau ini adalah perbuatan hantu atau sejenisnya.
"Jangan diam, cari sesuatu di sekitar sini. Mungkin ada kaleng cat atau yang lain." Perintah Yoongi.
Namjoon dan Hoseok berlari ke arah sisi kiri rumah, Taehyung menarik tangan Jimin dan mengajaknya berlari ke arah kanan rumah.
Jin berjalan mendekati Yoongi, "apa ini nyata?" Tanyanya lemas.
Jungkook masih terduduk lemas di halaman. Ia tak bisa memikirkan apapun selain pergi dari tempat itu sekarang.
"Hyung, kita harus pergi dari sini." Ucapnya lirih.
Yoongi menatap ke arah Jungkook. Melihat ketakutan yang hebat di wajah maknae mereka.
"Kita cari tau dulu apa yang sebenarnya terjadi," ucap Yoongi.
Namjoon dan Hoseok kembali setelah mereka mencari sesuatu yang mungkin bisa dijadikan petunjuk untuk segala kemungkinan. Bisa saja rumah itu di cat ulang oleh seseorang?
"Kami tak menemukan apapun Hyung ," ucap Namjoon.
Namjoon, menatap Yoongi penuh arti. Ia mencoba menekankan kembali ingatan Yoongi tentang kejadian jendela tempo hari. Gila, memang seorang realistis seperti Namjoon pada akhirnya harus mengakui bahwa memang mereka dikerjai hantu.
Yoongi menatap jin, sesaat mereka saling menatap kemudian mengangguk. Menyepakati pemikiran mereka.
"Tak ada apapun disana Hyung," ucap Taehyung terengah-engah setelah sibuk mencari disisi kanan rumah.
"Kita pergi dari sini." Ucap Yoongi.
Kalian tak boleh pergi!
Sebuah teriakan menggema disana. Mengagetkan para member BTS. Semua menoleh ke arah suara. Itu adalah wanita paruh baya yang ditemui Yoongi saat ia dan Namjoon berada di minimarket.
Namjoon menatap Yoongi, tak ada balasan dari Yoongi yang sibuk menatap wanita itu.
"Jika kalian masih ingin hidup. Jangan pergi, semua yang pergi akan mati." Ucap wanita itu penuh penekanan.
"Bibi, apa kau pikir kami bisa bertahan dengan semua ini? " Tanya Hoseok kesal. Ia yang paling ketakutan saat ini. Karena telah berhadapan secara sadar dengan penghuni disana.
"Aku serius, semua yang pergi akan mati. Coba saja jika kalian berani." Ucapnya lagi.
Semua terdiam, hawa di sekitar mereka mendadak aneh dan mencekik. Seolah udara tak ada disana. Taehyung memperhatikan sekeliling. Angin yang sedari tadi berhembus terjadi seolah terjeda oleh sesuatu.
"Kalian bisa merasakan itu?" Tanya wanita itu kemudian.
Semua terdiam dan menatap ke sekeliling. Melihat pepohonan di sekitar mereka yang terdiam. Sementara disisi lain dedaunan bergerak perlahan karena hembusan angin.
"Selesaikan, makan ini akan berakhir." Ucap bibi itu kemudian.
Yoongi mencoba menelaah keadaan, juga Namjoon. Sesaat mereka saling menatap mencoba memikirkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
"Ayo, kita masuk." Ajak Namjoon.
Tak ada yang bisa mereka lakukan saat ini. Bertindak gegabah bukanlah hal yang baik. Mau tak mau ia harus percaya jika saat ini ia dihadapkan pada hal gaib, spiritual yang mungkin lima belas menit lalu masih ia anggap bukan hal yang mungkin ia alami.
"Kalian," panggil wanita paruh baya itu sambil menunjuk Namjoon dan Yoongi. "Ikut aku, kita ketempat dimana semua telinga tertutup. Dan kalian—," ucapannya terhenti ia menunjuk semua yang lain. "Masuk, buatlah teh atau cokelat panas dan berusaha tenang. Semua akan baik jika kalian berpikiran baik. Matahari akan menjaga kalian dengan baik."
Hoseok sesaat menatap yang lain. Enggan? Tentu saja, ditambah kejadian malam tadi yang sukses membuatnya berlari ketakutan dengan bertelanjang diri akibat suara tawa seorang wanita. Ia belum tuli ataupun terlalu bodoh untuk memahami situasi yang ia alami.
Jungkook, menelan salivanya. Ia lah yang paling awal meyakini jika rumah ini mistis. Mungkin saat ini ia lebih siap. Sebenarnya, ia beberapa kali bermimpi buruk dan itu cukup mengganggu pikirannya. Batak hanya sekali ia berpikir jika rumah itu memang berhantu.
"Ayo kita masuk," ajak Jin. Berusaha benar-benar menjadi si tertua.
Tanpa ragu, Jimin melangkah masuk diikuti taehyung, Hoseok dan jin menyusul kemudian. Setelahnya, si wanita paruh baya itu berjalan perlahan.
Wuzzzz
Situasi seolah kembali, seolah kain penutup yang menutupi area itu diangkat dan terbuka. Sehingga anggun yang tadinya tertutupi kembali berhembus.
Namjoon dan Yoongi menghentikan langkahku mereka. Menatap pepohonan yang mulai bergerak perlahan. Aneh memang, dan mereka memilih tak memikirkan itu.
"Cepat,"
Suara panggilan menyadarkan Yoongi dan namjoon dari lamunan sesaat. Mereka kembali melangkahkan kaki dan Mengikuti dalam diam.
Suasana di lingkungan itu berbanding terbalik dengan yang baru saja mereka alami. Suasana ceria dan keramaian yang ada disana.
Langkah mereka memasuki kawasan di belakang lingkungan itu. Masuk kedalam sebuah rumah kecil.
"Masuklah," ucapnya.
Rumah dengan nuansa klasik kayu yang dihiasi berbagi pahatan.
"Namaku, Bibi Ma. Aku sudah tinggal disini sejak 72 tahun aku dilahirkan." Ucapnya.
Namjoon dan Yoongi saling menatap. Wajah bibi Ma sama sekali tak menunjukkan jika ia sudah berusia tujuh puluh dua tahun. Ia masih nampak seperti lima puluh tahunan.
"Aku akan ceritakan, sedikit kisah yang aku tau. Dan aku adalah pelayan di sana emerald house."
***
.
.
.
.
.
.
..
...
Note
Anyeonghaseyo
Maafkan baru up
Sumaph sejak kmrn hilang ketikan aku jadi malas buat ketik ulang. Dan baru dapat mood hari ini.
Adakah yang menunggu work ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald House (BTS/HOROR)
Fiksi PenggemarCast : BTS Genre : HOROR/MISTERI/BROTHERSHIP BTS akhirnya, pindah Dorm yang lebih luas dan besar. bangunan yang terkesan klasik dan megah. tanpa mereka ketahui sebuah kisah kelam pernah terjadi disana. hari-hari mereka buruk. tak hanya saat berada...