Habis baca jangan lupa Vote sama Comment nya yups 😉
🍭🍭🍭
Author Pov.
Saat Zulfa tengah berkutat didapur, membuatkan bubur untuk Azzam tiba-tiba saja Nina datang dan langsung berjalan kearah dapur dimana Zulfa berada.
Bubur yang masih mengeluarkan kepulan asap itu siap Zulfa antar ke kamar Azzam. Namun saat Zulfa berjalan dengan mata yang terus menunduk dan senyuman yang terus mengembang tak sengaja menabrak Nina yang tengah berjalan dengan tergesa.
Prang.
Suara mangkuk yang jatuh diatas lantai, bubur yang susah payah dibuat Zulfa pun tercecer kemana-mana sampai mengenai kaki Nina serta bajunya.
"Aww.... panas, Ya Allah huhuuuh" ucap Nina kepanasan.
Plak.
Nina spontan menampar Zulfa yang tengah berdiri tepat dihadapannya.
Tes tes.
Tiba-tiba darah segar keluar dari hidung Zulfa, Zulfa terus memegangi pipinya yang terasa nyeri akibat tamparan ibu mertuanya yang baik itu.
"Maaf Mah Zulfa nggak liat..." ucap Zulfa sembari mnjongkokkan badanya mencoba membersihkan bubur panas yang ada dikaki Nina dengan tangan kosong.
"Iya saya tahu kalau orang yang lagi jalan itu harus liat jalan tapi ya jangan nunduk terus kaya gini dong... baju saya jadi kotor kaki saya sakit dan panas" ucap Nina marah.
"Maaf..." lirih Zulfa dengan berurai air mata.
Mendengar keributan diluar, Azzam menghentikan aktivitas jarinya pada laptop kesayangannya.
"Kenapa diluar ribut sekali...?" Tanya Azzam pada diri sendiri.
Azzam berjalan kearah pintu dan keluar dari kamarnya, dan matanya langsung disuguhi dengan pemandangan yang membuatnya syok. Azzam melihat istrinya, Zulfa tengah berjongkok didepan kaki Ibunya.
"Mamah...?" Panggil Azzam pada Nina.
Merasa ada yang memanggil, Nina membalikkan badanya menghadap sumber suara dan terlihatlah oleh Nina Azzam yang tengah berdiri didepan kamarnya.
"Mamah lagi ngapain ke sini..?" Tanya Azzam pada Nina.
Mendengar pertanyaan Azzam, Nina merenyitkan dahinya bingung. "Ngapain...? Ya Mamah mau cek keadaan kamu lah, bener gak istri kecilmu ini ngurus suaminya... tapi sekarang Mamah udah tahu kalau istri kecilmu ini tidak becus mengurus rumah dan suaminya..."
Azzam diam tak menanggapi ucapan Nina, sementara Nina kembali menghadapkan badanya pada Zulfa yang sedari tadi masih duduk berjongkok membersihkan bubur yang tercecer karena timpah.
"Minggir saya kamu ke toilet..." ucap Nina pada Zulfa.
Mendengar ucapan Nina, Zulfa menggeserkan badanya membiarkan Nina melewat. Dan setelah itu Zulfa kembali membersihkan bubur yang tercecer tersebut.
Melihat itu Azzam berjalan mendekat pada Zulfa, dan ketika sudah sampai Azzam ikut berjongkok seperti Zulfa lalu tangannya terulur memegangi tangan Zulfa yang tengah berkutat dengan bubur yang tercecer. Azzam menarik tangan Zulfa untuk berdiri, Azzam terus memperhatikan wajah Zulfa yang menurutnya sangat pucat sementara Zulfa sedari tadi hanya menunduk tak mau memperlihatkan wajahnya pada Azzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Hujanku
SpiritualCerita belum di revisi sama sekali, banyak typo bertebaran kalau mau lanjut silahkan kalau nggak juga gak papa. Terima kasih. Aku yang mencintaimu sepenuh hati, sedangkan kamu tidak pernah memberikan rasa yang sama terhadapku. Dulu, aku pernah sanga...