Chapter 09

46.6K 3K 22
                                        

Habis baca wajib/kudu Vote sama Comment ya😉

🌼🌼🌼

Zulfa Pov.

Pagi ini aku memasak sarapan pagi kesukaan Mas Azzam. Tadi subuh-subuh sekali sengaja aku pergi ke pasar pagi untuk membeli bahan makanan yang sudah habis, sengaja aku pergi ke pasar tidak menunggu Bik Fatimah karena Bik Fatimah kan datang ke rumah tadi subuh-subuh banget.

Cklek.

Saat aku tengah menyiapkan sarapan dimeja aku mendengar pintu kamar Mas Azzam dibuka. Melihat itu dengan cepat aku berjalan kearah Mas Azzam.

"Mas sini biar Zulfa yang bawa tasnya..." ucapku sambil meminta tas kerjanya Mas Azzam.

Tapi Mas Azzam hanya diam tak menanggapi ucapanku dia hanya berjalan melewatiku lalu duduk dimeja makan.

Tangan Mas Azzam terulur mengambil piring, melihat itu aku dengan sigap langsung berjalan kearah meja makan lalu tanpa meminta persetujuan darinya aku mengambil piring yang ada ditangan Mas Azzam lalu aku meletakkannya didepan Mas Azzam.

"Mas nasinya mau berapa sendok untuk sarapan pagi ini...?" Tanyaku tapi Mas Azzam hanya diam tak menanggapi ucapanku.

Tapi tangannya terulur mengambil sebuah roti tawar. "Mas Azzam gak mau sarapan pake nasi...?" Tanyaku.

Mas Azzam diam, melihat itu aku mengambil roti tawar yang ada dipiringnya lalu mengambil selai stoberry dan mengoleskan selai tersebut keatas roti tawar milik Mas Azzam, lalu meletakkannya kembali diatas piring Mas Azzam.

Aku melihat Mas Azzam menutup matanya lalu membukanya kembali sambil menghembuskan nafas prustasinya.

"Ini mas..." ucapku sambil tersenyum. "Mas... Zulfa mohon dimakan ya rotinya, Zulfa melakukan ini hanya ingin berbakti pada suami Zulfa yaitu Mas Azzam..." lanjutku memohon.

Mas Azzam sih betah dalam kediamannya sebelum ia berdiri dari duduknya lalu pergi begitu saja dari meja makan tanpa mengatakan sepatah katapun kepadaku.

Melihat itu aku langsung berjalan setengah berlari menyeimbangi langkah kakinya yang besar. Dan setelah langkah kakinya dapat ku imbangi aku langsung berdiri didepannya dengan merentangkan kedua tanganku.

"Stop Mas..." ucapku sambil menutup mataku.

Lama aku menutup mataku, karena jujur saja aku sangat takut jika Mas Azzam marah lagi kepadaku, tapi aku juga tidak tahu darimana keberanian ini muncul didalam diriku.

Jujur saja setelah aku mengetahui penyakit yang mematikan itu menyerang tubuhku, aku ingin menyelesaikan tugasku terlebih dahulu sebelum maut memanggilku. Tugasku dari kak Hulya agar aku menjaga Mas Azzam, dan satu tugas lagi yang sangat penting dalam hidupku yaitu berbakti kepada suamiku meski aku tahu Mas Azzam tidak suka akan hal yang aku lakukan itu.

Dan aku ingin nanti jika aku pergi dari sisi Mas Azzam, aku pergi dengan cinta dan kasih sayang darinya. Aku tidak ingin dan sangat tidak ingin jika nanti sampai aku pergi dari sisi Mas Azzam, aku pergi dengan sejuta kebencian yang ada darinya.

Maka dari itu, sebelum Allah menjemputku. Aku harus membuat Mas Azzam mencintai dan menyayangiku terlebih untuk anak yang tengah aku kandung karena anakku akan aku tinggal bersamanya.

Tangisan Hujanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang