Seperti biasa kalau abis baca wajib/kudu Vote sama Coment nya yups😉
Baca chapter ini sambil puter lagu yang diatas ya 😉
🐻🐻🐻
Author Pov.
Isirahat siang Azzam mengajak Zulfa untuk makan siang disebuah tempat makan yang menurutnya akan membuat sang istri bahagia. Saat ini Azzam dan Zulfa tengah menelusuri jalanan ibukota yang cukup padat."Mas kita mau kemana si...?" Tanya Zulfa.
Azzam mengalihkan pandangannya dari jalan pada Zulfa lalu ia tersenyum. "Kita cuma mau makan siang aja ko..." jawab Azzam.
Dan Zulfa hanya mengangguk sambil berohria saja menanggapi jawaban dari suaminya tersebut. Azzam kembali pokus pada jalanan dan begitupun dengan Zulfa ia mengalihkan pandangannya pada jendela mobil menatap rintik hujan yang tiba-tiba turun membasahi bumi.
Tangan Zulfa terus mengusap-ngusap perut buncitnya, sesekali ia meringis saat merasakan nyeri karena tendangan si kecil yang kuat.
"Awww..." ringisnya pelan dan tanpa Azzam sadari.
Zulfa terus mengusap-ngusap perutnya, senyum juga tercetak jelas diwajah pucatnya. Karena meski ia harus merasakan sakit yang cukup luar biasa, Azzam tetap bahagia karena ia tahu bahwa anaknya kini baik-baik saja, sehat dan tanpa kurang apapun.
Azzam melirikkan matanya pada Zulfa, lalu ua tersenyum saat melihat senyum kini tercetak jelas diwajah istri tercintanya. Salah satu tangan Azzam terulur mengelus perut Zulfa, dan Zulfa yang melihat ada tangan Azzam kini diperutnya pun langsung mengalihkan pandangannya pada Azzam.
"Dia aktif banget..." ucap Azzam saat merasakan ada pergerakan pada perut Zulfa.
Zulfa tersenyum. "Iya Mas... apa lagi kalau denger suara Mas..." jawab Zulfa.
Azzam tersenyum saat ia melihat ada senyum bahagia dari wajah pucat istrinya, tapi senyum itu sedetik kemudian berubah jadi air mata saat Azzam mengingat dan membayangkan bagaimana keadaan istrinya untuk kedepannya, akankah ia bertahan. Sungguh jika ia sampai kehilangan Zulfa entah apa yang akan terjadi dengan kehidupannya akankah masih sama ataukah berubah jadi berantakan.
Azzam menarik tangannya yang ada diperut Zulfa lalu ia kembali mengalihkan pandangannya pada jalanan menyembunyikan air matanya yang jatuh tanpa ia sadari.
"Mas...?" Panggil Zulfa saat ia merasakan ada keanehan pada suaminya, Azzam diam tak mendengar panggilan Azzam karena fokus fikirannya yang melayang entah kemana.
"Mas...?" Panggil Zulfa lagi dengan suara lembutnya, tapi lagi-lagi Azzam tak mendengar panggilan Zulfa.
Tangan Zulfa terulur menyentuh satu tangan Azzam yang tengah memegangi stir kemudi. "Mas...?" Panggil Zulfa untuk yang ketiga kalinya.
Azzam mengalihkan pandangannya pada Zulfa saat ia mendengar suara dan merasakan sentuhan Zulfa ditangannya. "Yah sayang..." jawab Azzam.
Zulfa diam sambil terus tersenyum saat mendengar ucapan Azzam yang menyebutnya dengan kata 'sayang'.
"Mas...?" Panggil Zulfa lagi.
"Iya..." jawab Azzam.
"Mas...?" Panggil Zulfa lagi.
"Apa Zulfa...?" Jawab Azzam sembari sedikit terkekeh.
"Mas...?" Panggil Zulfa lagi dengan suara lembutnya dan itu cukup membuat Azzam gemas akan tingkah laku istrinya tersebut.
"Apa Zulfa sayang...?" Jawab Azzam sambil memperlihatkan senyumannya.
Zulfa diam sambil terus memperhatikan senyuman milik Azzam, senyum yang dulu selalu ia nanti tercipta dari Azzam dan kini ia berhasil memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Hujanku
SpiritualCerita belum di revisi sama sekali, banyak typo bertebaran kalau mau lanjut silahkan kalau nggak juga gak papa. Terima kasih. Aku yang mencintaimu sepenuh hati, sedangkan kamu tidak pernah memberikan rasa yang sama terhadapku. Dulu, aku pernah sanga...