Keheningan menyelimuti suasana di dalam rumah minimalis bercat dominasi biru tersebut. Semua penghuni rumah tengah terlelap damai dan berselancar di dunia mimpi masing-masing.
Namun tak lama, satu nyawa di sana perlahan mulai membuka kedua matanya. Pupil mata itu bergerak menelusuri seluruh hal yang bisa ia jangkau. Karena rasa tak nyaman yang dirasakan, kemudian secara teratur isak tangis mulai terdengar keluar dari satu individu yang sekarang full terjaga dari tidurnya itu.
"Eugh"
Satu nyawa lain terbangun dari tidur lelapnya.
"Yang, adek nangis"
Hanya suara serak yang bisa Suga keluarkan untuk membangunkan sang istri dalam dekapan hangatnya. Kemudian, pria sipit yang bahkan tak membuka matanya itu memilih kembali terlelap dalam mimpi karena rasa lelah dan kantuk yang luar biasa.
Wendy bangun dari tidurnya, dengan rasa lelah dan kantuk yang sama besarnya dengan sang suami. Dia berjalan gontai menuju box bayi putranya. Mau bagaimanpun juga, Wendy tak mungkin membiarkan Sooha menangis begitu saja.
Setelah sampai, Wendy langsung membawa Sooha ke dalam gendongan hangatnya. Dia kemudian memilih kembali ke atas kasur bersama Min Sooha.
"Kenapa, hmm? Adek haus?" tanya Wendy lembut walau suaranya terdengar serak.
Perlahan, Ibu satu anak ini membuka satu persatu kancing kemeja milik Suga yang kini membalut tubuh berkulit putih bersihnya.
Helaan napas berat Wendy keluarkan "Shhtt" desisan halus juga terdengar ketika wanita dewasa itu merasakan mulut mungil putranya mulai melakukan hisapan-hisapan kuat.
Wendy menggigit bibir bawahnya.
Oke, seluruh badannya terasa remuk dan kini, kini putranya menambah efek lebih disalah satu bagian tersensitif tubuhnya.
Sekarang baru pukul setengah empat pagi, itu artinya Wendy baru tidur sekitar dua jam kurang.
"Jangan ya, dek" gumam Wendy pelan.
Tetapi, mana bayi kecil itu mengerti maksud Mamanya apa.
Jadinya,
"Akhh!! Adek!"
Wendy refleks membentak serta melepaskan paksa Sooha dari puting susunya. Alhasil, tangisan kencang langsung pecah dan Suga dengan cepat bangun dari tidurnya.
"Kenapa????" tanya pria sipit itu khawatir.
Wendy menunduk tak menjawab, menutup kedua matanya dengan sebelah tangan dan Sooha menangis kencang di gendongan Mamanya.
Suga tak mengerti kenapa, namun dia berinisiatif mengambil alih putranya. Pria yang hanya mengenakan boxer tanpa atasan itu berlalu menuju dapur.
Suga membuka kulkas kemudian mengambil kantung plastik di sana lalu memasukannya ke dalam microwave. Selagi menunggu, Suga menimang Sooha agar tangisannya reda sambil tangan satunya ia gunakan untuk mengambil botol susu bersih di dalam rak gelas.
"Udah yaa, sayang. Cup-cup-cup, masa jagoan Papa nangis gini"
Suga menepuk-nepuk pelan pantat putranya. Setelah asi cadangan siap, Suga memberikannya untuk Sooha.
"Nahh, pinterrr" sedikit bernapas lega, tangisan Sooha terhenti karena mulutnya kini sibuk menyusu melalui botol.
Setelah cukup lama, Suga kembali ke kamar dengan Sooha yang mulai terlelap lagi. Pria sipit itu melihat istrinya yang masih menunduk dengan kemeja yang sudah dikancing dan kedua lengan mengusap matanya.
Dengan hati-hati, Suga membaringkan Sooha ke dalam box bayinya lalu memastikan putranya benar-benar sudah kembali terlelap. Kemudian, pria sipit itu dengan cepat menghampiri Wendy yang masih duduk di pinggiran kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME TRUE [SHORT Vers.] - suga x wendy
Short StorySisa interaksi kecil, dimulai dari Min Sooha yang berusia 5 bulan. __________ __________ dari 2018 sampai ....