Page 17 (A) : Role Player

1.1K 264 51
                                    

Kehadiran Seulgi membuat mereka semua bahagia meskipun salah satu dari mereka, Jaehyun yang masih tidak menyukai gadis itu tapi setidaknya tugas mereka akan berjalan dengan baik, Seulgi akan sangat berperan penting dalam proyek teater mereka kali ini.

"Apa yang akan kalian lakukan?" Pertanyaan yang keluar dari bibir gadis itu seolah menjadi kalimat sapaannya setelah cukup lama tidak bertemu dengan mereka.

Semuanya tiba-tiba bungkam, tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Mereka hanya saling melirik satu sama lain tanpa sedikit pun bertemu dengan tatapan dingin gadis itu.

"Mendengar pintu yang baru saja tertutup tadi, aku menyimpulkan bahwa Seulgi sudah ada di sana mendengar samar-samar pembicaraan kita. Sebaiknya dia segera tahu apa yang kita rencanakan selama ini tanpanya. Taeyong, kau bisa menjelaskannya kan?"

Suara Baekhyun mengantarkan semua pandangan mereka beralih pada sang ketua tim mereka. Taeyong begitu heran mengapa harus ia yang melakukannya? Apakah menghadapi Seulgi membuat mereka takut hingga bisa memotong angka usia mereka?

"Kenapa kau tidak langsung saja yang menjelaskannya?"

"Kau sebagai ketua tim memiliki kata-kata yang lebih bijaksana daripada kita. Jadi tidak ada salahnya bukan?"

Ck, itu hanya alasannya saja. Ia tahu dibalik kata-katanya, Baekhyun sebenarnya tidak mempunyai nyali untuk menjelaskannya pada Seulgi. Rupanya kedua matanya tak sengaja bertabrakan dengan tatapan dingin gadis itu. Seulgi menatapnya seolah memintanya untuk segera menjelaskan semuanya. Pria itu diam-diam menarik nafas seraya memikirkan kata-kata yang cocok didengarkan gadis itu.

"Tugas yang diberikan untuk mengubah kepribadian Park Chanyeol telah berjalan sampai saat ini, dan dalam waktu dekat ini, kami akan menggelar pertunjukkan teater. Teater itu menyajikan sebuah cerita dimana Chanyeol memang jatuh hati dengan cerita itu. Cerita itu terkemas dalam sebuah novel klasik yang dicintai mendiang Ibunya sejak dulu. Kepergian Ibunya saat itu membuatnya terluka hingga hilang kendali untuk melampiaskan perasaannya karena saat itu ia hidup dalam lingkungan pergaulan yang salah. Teater ini hanya langkah kecil untuk membuatnya secara tidak langsung mengubah kebiasaan buruknya karena kami tahu teater ini akan mengingatkan kenangannya bersama mendiang Ibunya."

Seulgi hanya terdiam setelah mendengar Taeyong menjelaskan rencana mereka. Gadis itu tampaknya kembali memandangi Taeyong dan ia menangkap sesuatu yang janggal dari raut wajah pria itu.

"Apa penjelasanmu itu belum selesai?"

Taeyong hanya terdiam beberapa saat memandangi gadis itu, Seulgi menyadarinya bahwa masih ada yang ingin ia katakan padanya. Baru saja akan membuka mulutnya untuk mengatakannya suara Ten lebih dulu mencegahnya.

"Jadi, kedatanganmu ini sangat penting karena kau yang akan menjadi pemeran utama teater itu."

"Tunggu, kalian telah mengambil keputusan yang konyol."

Jawaban Seulgi membuat mereka kembali menahan diri untuk berbicara. Jelas sekali bahwa gadis itu benar-benar menolak rencana mereka.

"Kenapa tidak Irene saja yang melakukannya?" Pertanyaannya yang cukup ketus itu membuat Irene terlihat gugup dalam posisinya.

"Ma-maaf, aku sungguh tidak bisa melakukannya." Irene hanya bisa menunduk tak berani untuk menatap wajah gadis itu sedikitpun.

"Irene memang tidak bisa karena hanya kau yang bisa melakukannya. Cerita itu pernah menjadi salah satu bacaanmu dulu, Anna Naveline, kau ingat kan?"

Setelah mencoba mengingat dalam hitungan detik, novel klasik Anna Navelline milik ibunya telah memenuhi ruang pikirannya saat ini. Tampak sekali raut ekspresi yang kurang bersahabat keluar dari gadis itu

Great YoungsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang