Page 7 : Precious Nerd

1.9K 322 116
                                    

Suasana kota diluar sana menjadi objeknya saat ini. Langit terlihat cerah, cuaca begitu mendukung banyak orang untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa. Dinding kaca yang cukup besar menjadi perantaranya, Seulgi hanya berdiri memandangi semua itu.

Benda pipih persegi panjang bergetar di dalam saku jacketnya, ada satu pesan baru dari Sora. Ia segera membukanya.

Hey, kemarilah. Setidaknya kau bisa melihat wajahnya. Bukankan kau penasaran dengannya? Jangan menyangkal, dan cepat kemari.

Isi pesannya itu terlihat memerintah, ia hanya mendecak pelan. Wanita itu selalu tahu dengan setiap keinginannya, tidak ada pilihan lain baginya selain harus mengiyakan isi pesannya.

Di salah satu ruang rawat inap VIP, Sora bersama Guru Nam tengah menjenguk Bae Irene untuk memantau keadaannya. Gadis itu baru saja bangun dari komanya tiga hari yang lalu, keadaannya masih cukup lemah tapi gadis itu mampu untuk sekedar menyunggingkan senyumannya pada kedua gurunya.

Ibu dari gadis itu menyambut mereka dengan ramah, wanita paruh baya itu merasa senang dengan kehadiran dua guru dari Sekolah puterinya itu.

"Oh iya, bagaimana keadaannya Nyonya Bae?" Sora membuka percakapan di antara mereka.

"Karena dalam masa pemulihan, keadaannya masih lemah. Tapi Dokter sudah memastikan satu minggu ke depan puteriku sudah bisa pulang ke rumah."

"Syukurlah kalau begitu."

Tanpa mendengarkan percakapan selanjutnya antara Guru Nam dengan Nyonya Bae, Sora telah menyadari kehadiran Seulgi yang tengah memperhatikan mereka melalui celah pintu yang sedikit terbuka.

Tujuan Seulgi hanya satu, dia hanya ingin melihat bagaimana keadaan Irene, korban kelima itu. Yang membuatnya tertarik adalah keadaan gadis itu yang begitu jauh berbeda dengan keempat korban sebelumnya, mereka meninggal dengan seketika di Sekolah setelah mereka bunuh diri.

Hari setelah Baekhyun memberitahukan keberadaan Irene yang masih hidup, mereka semua mendadak mendiskusikan beberapa info yang mereka dapatkan. Berbeda dengan Seulgi yang hanya diam menyimak mendengar keempatnya berbicara. Pada akhirnya ia tahu beberapa info penting kasus itu dari mereka.

Sekali lagi Seulgi ingin melihat wajah Irene, tatapannya seakan terkunci begitu saja. Bayangan mimpinya waktu itu kembali teringat, bayangan wajah sebagian itu...

Tidak mungkin jika siswi itu Bae Irene?

Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam dengan reflek Seulgi berjalan mundur, guru Nam tengah berbicara dengan seseorang melalui teleponnya. Guru Nam berhenti sejenak dan memandanginya, Seulgi berusaha bersikap biasa saja tanpa mengeratkan topi atau membenarkan letak kacamatanya. Tanpa merasa ada yang janggal dengan sosok Seulgi, guru Nam berjalan begitu saja meninggalkannya seraya terus berbicara dengan lawan bicaranya di ponselnya.

Seulgi menghela nafasnya lega, akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan ruang inap Bae Irene, memilih untuk menunggu Sora di tempat lainnya.

"Baiklah, kalau begitu sepertinya aku harus pergi sekarang. Sebelumnya, saya meminta maaf atas ketidaksopanannya tadi tanpa mengucapkan pamit terlebih dahulu. Guru Nam mendadak harus menyelesaikan urusannya di Sekolah."

"Tidak apa-apa, saya mengerti dengan kesibukan kalian. Saya senang, kalian berdua sempat mengunjungi Irene."

"Terimakasih karena Nyonya sudah menyambut kami dengan ramah. Saya juga ingin tahu bagaimana perkembangan keadaannya, semoga Irene bisa kembali pulih dengan cepat."

Great YoungsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang