Page 10 (B) : Dangerous

1.6K 309 84
                                    

Perpustakaan tampak semakin sepi hanya beberapa murid yang masih berada di sana. Seulgi berniat mengambil buku catatannya hari ini, gadis itu kembali memasuki perpustakaan yang entah ke berapa kalinya ia mengunjungi tempat itu. Akhirnya setelah melewati beberapa rak besar Seulgi mendapati salah satu pustakawan yang masih berjaga di sana.

"Permisi, saya ingin mengambil beberapa buku catatan. Sebelumnya Oh Sehun menitipkannya di sini hari kemarin."

"Maaf, tapi sebelumnya Park Chanyeol sudah mengambilnya dan Oh Sehun sudah mengetahuinya begitu katanya."

Seulgi tampak mengernyit bingung begitu mendengarnya, apakah ia tak salah dengar kalau Chanyeol membawa semua buku catatannya itu.

"Dia juga meninggalkan secarik kertas di sini, sepertinya ini untukmu." Ujarnya seraya menyerahkannya pada Seulgi. Gadis itu langsung membaca isi yang tertulis di sana.

"Terimakasih."

Seulgi langsung bergegas meninggalkan tempat itu, namun langkahnya terhenti. Ia memejamkan matanya menggeram kesal, secarik kertas yang ada di tangannya diremasnya begitu saja. Tanpa membuang waktunya, ia segera pergi ke rooftop sekolah.

Begitu membuka pintunya, Seulgi belum mendapati kehadiran sosok yang dicarinya sedari tadi, gadis itu berjalan mengitari setiap sudut tempat itu, cukup lama untuk menemukannya namun pada akhirnya ia mendapati pria itu berdiri jauh membelakanginya.

"Kau mencariku ya?" Ucapnya seraya membalikkan badannya ke arah Seulgi. Dengan langkah yang terkesan angkuh untuk ukuran seorang pria, ia berjalan menghampirinya.

"Apa maksudmu mengambil buku-buku catatanku?" Tanya Seulgi dengan to the point, ia tidak menyukai hal yang berbasa-basi.

"Memancing umpan." Chanyeol berujar singkat dengan ekspresinya yang begitu memuakkan di mata Seulgi.

"Apa maumu?"

Seulgi tidak bisa menahan kekesalannya lagi, pria itu sudah menghirup habis kesabarannya. Alih-alih menjawab pertanyaannya Chanyeol malah menarik sebelah tangannya dan memaksanya untuk mengikuti langkahnya. Seulgi tentu saja tidak menerima perlakuannya ia berusaha melepaskan cekalan tangannya tapi nihil Chanyeol semakin mengeratkan cekalannya hingga membuat pergelangan tangannya sakit.

Chanyeol menariknya sampai ke ujung rooftop yang dibatasi dengan dinding kecil yang mengitarinya. Tak sampai di sana Chanyeol dengan berani mencondongkan tubuhnya menghadap udara bebas sejengkal dari posisinya lalu mencekal kedua tangannya persis seperti perlakuan pada seorang tawanan.

"Buka matamu lebar-lebar, lihatlah dibawah sana dan bandingkan dirimu dengan mereka, penampilanmu jauh berbeda dengan mereka bahkan untuk membandingkannya saja itu terlalu berlebihan. Kau hanya itik buruk rupa yang hidup di dunia yang terlalu indah." Ucapannya memang terdengar biasa, tidak terdengar memerintah namun di dalamnya terdapat sebuah ancaman.

Seulgi hanya mendecih pelan mendengarnya. Ia hanya diam mencoba tidak terlalu terpengaruh dengan ocehan panjang yang begitu memuakkan di telinganya.

"Kau mendengar dengan baik kan apa yang baru saja aku katakan?"

Chanyeol merasa ucapannya kembali tidak dijawab, akhirnya ia memilih melepaskan cekalannya pada kedua tangannya.

"Apa kau tidak bisa melihat dengan baik karena kacamata tebalmu ini? Baiklah, aku akan membantumu."

Baru saja tangan Chanyeol menyentuh kacamatanya, Seulgi langsung menahan tangan Chanyeol yang hampir saja menjangkau kacamatanya.

"Berhenti bersikap seolah-olah merendahkan dirimu."

Great YoungsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang