Page 15 (A) : "Anna Naveline"

1.3K 268 70
                                    

Sesuai kesepakatan seluruh anggota Detective Student, mereka mulai mencari tahu Novel "Anna Naveline." Meskipun pencarian sebelumnya tidak membuahkan hasil yang memuaskan namun kali ini mereka akan berusaha semaksimal mungkin agar teater yang mereka rencanakan segera terwujud. Dimulai dari Irene yang ingin segera menginjakkan kakinya di perpustakaan sekolah untuk menemui salah satu pustakawan yang diyakininya mengetahui tentang Anna Naveline walaupun hanya berupa informasi kecil yang akan didapatnya, setidaknya ia ingin mencobanya.

"Maaf, permisi." Ucapnya menyadarkan si wanita pustakawan yang baru saja menginjak umurnya yang ke 40.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanyanya dengan ramah dengan sedikit mengulas senyum kecilnya.

"Aku ingin menanyakan sebuah novel klasik yang begitu membuatku penasaran dengan isi ceritanya namun sayangnya aku tidak bisa menemukannya dengan mudah. Novel itu memiliki judul Anna Naveline persis dengan nama si pemeran utamanya." Setelah itu Irene mendapati ekspresi pustakawan itu tampak berubah.

"Sepertinya aku pernah melihatnya. Tunggu sebentar, aku ingin memastikannya dulu." Irene merasakan secercah harapan di hadapannya saat ini, kedua matanya tak pernah ia lewatkan untuk melihat gerak-gerik guru pustakawannya yang tampaknya akan menghubungi seseorang melalui ponselnya.

"Tapi sepertinya novel itu sudah hilang, saat pindah rumah beberapa tahun yang lalu aku tak sengaja menghilangkannya." Guru pustakawan itu tampak menghela nafasnya dengan gusar seraya menyimpan kembali ponselnya di atas mejanya, hal itu membuat Irene merasakan harapannya sirna begitu saja. Gadis itu juga tampak menghela nafasnya dengan kecewa.

"Ah ya, baiklah. Tapi bagaimana anda bisa mendapatkannya?" Rupanya Irene tidak ingin usahanya sia-sia begitu saja, gadis itu tampak berusaha untuk mendapatkan informasi yang lainnya.

"Novel itu dulunya pemberian Nenekku sebelum beliau meninggal. Dulu, beliau pernah bertemu dengan temannya yang berasal dari Italia. Sebelum akhirnya berpisah kembali, Nenekku mendapatkan hadiah novel Anna Naveline darinya."

"Apa anda mengetahui isi ceritanya?"

"Aku tidak mengetahuinya, sayangnya saat itu aku belum membacanya sama sekali."

"Aku harap, aku bisa menemukannya. Novel itu begitu penting." Balasnya dengan tatapan gusar.

"Masalahnya novel itu memang sudah langka karena produksinya telah terjadi puluhan tahun yang lalu. Maafkan aku tidak bisa membantumu saat ini."

"Baiklah tidak apa-apa, terimakasih untuk sebelumnya. Kalau begitu, aku akan kembali ke kelasku."

"Lain kali mungkin aku bisa membantumu, kau bisa datang kembali kemari."

"Terimakasih, untuk sekali lagi."

Guru pustakawan itu tampak menyunggingkan senyuman bersahabatnya, akhirnya Irene berbalik dan beranjak untuk meninggalkan perpustakaan itu namun sebelum ia keluar dari sana, Irene berpapasan dengan Johnny. Johnny tampak menyapanya dengan ramah hal itu membuat Irene tersenyum tipis mendengarnya.

"Terimakasih telah menolongku hari kemarin." Irene lupa bahwa ia harus mengucapkan terimakasih pada pria itu setelah kemarin hanya pergi begitu saja karena Wendy benar-benar langsung menariknya untuk pulang.

"Maaf, tapi sebenarnya yang menolongmu itu bukan aku melainkan Sehun." Johnny hanya memasang senyum canggungnya, ia merasa harus langsung meluruskan hal yang sebenarnya terjadi. Namun yang ia dapatkan, ekspresi gadis itu tidak terlihat menyenangkan saat begitu ia menyebut nama sahabatnya.

"Aku harus segera kembali ke kelasku." Sebelum pergi, Irene sempat menunjukkan senyum tipisnya meninggalkan Johnny yang tampak bingung dengan sikap gadis itu.

Great YoungsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang