Home ...

1.6K 32 1
                                    

Aku sedang mengeringkan rambutku dan berencana akan segera pulang setelah aku membereskam kekacauan ini saat tiba2 ada tangan yang memelukku dari belakang.
"Andre apa yang kau lakukan. Lepaskan aku." Kataku sambil menyingkirkan tangan Andre.
Andre tetap diposisinya dan dia malah menciumi rambutku.
"I miss you Kara. Please back to me. I can't life without you." Andre tetap memelukku dan Andre mulai menciumi tengkukku.
"Andre !!!! Stop it !!!!" Kata ku berteriak yang membuat Andre terkejut dan menghentikan aktifitasnya.
"Kara.... tahukah kamu aku tak bisa tanpamu. Pertama kamu pergi dariku aku pikir aku bisa menggantikanmu dengan wanita2 itu. Aku pikir aku akan mudah melepasmu dan menemukan yang lebih darimu Kara. Tapi aku tidak bisa! Aku terlalu bodoh karena menyakitimu berkali - kali. Aku terlalu bodoh karena membiarkan kamu pergi Kara. Sekarang katakan apapun yang kamu mau Kara agar kamu bisa kembali padaku. Katakan apapun Kara. Tapi jangan pergi lagi Kara. I miss you so much. Please jangan pergi. Aku membutuhkanmu untuk ada disampingku."Andre menatapku dengan matanya yang sudah meneteskan airmata. Aku menemukan kesedihan dan kehilangan dimata Andre. Tak ada kebohongan dalam matanya. Andre menangis untukku. Wanita mana yang tidak meleleh ?

***
Aku hanya menatap Andre. Aku tak bersuara sedikitpun dan hanya airmataku yang berbicara.
Aku menangis tanpa mengeluarkan suara. Bersuara akan membuatku terlihat lebih menyedihkan.
Andre dengan perlahan menyentuh pipiku mengelap airmataku yang jatuh tak terbendung lagi. Dan tanpa aku duga Andre berlutut dihadapanku memeluk kaki ku dan menangis memohon padaku.
"Kara maafkan aku. Aku mohon padamu. Berkatalah sesuatu. Maki aku jika memang kamu ingin. Pukul aku jika perlu. Aku membutuhkanmu untuk pulang. Jangan tinggalkan aku lagi Kara, aku mohon." Lelaki yang berlutut dihadapanku memeluk kakiku seperti anak kecil yang meminta mainan pada ibunya. Dia adalah lelaki yang bahkan tidak pernah memohon pada siapapun bahkan pada orang tuanya. Dan dia kini memohon padaku dan bersujud dihadapanku untuk memintaku kembali. Wanita mana yang bisa menolaknya. Apalagi sampai sekarang hanya Andre yang ada di pikiranku.
Apakah ada wanita yang bisa menolak permohonan lelaki seperti ini ?

***
Aku mengelap pipiku yang dibanjiri dengan airmata lalu berlutut dihadapan Andre agar wajah aku dan Andre sejajar. Melepaskan tangannya dari kakiku. Aku memegang wajahnya dengan kedua tanganku, menghapus airmata yang ada diwajah Andre.
"Heyy... apa yang kamu lakukan Andre. Tak boleh ada satu orangpun yang boleh membuatmu memohon termasuk aku."
"Jangankan memohon Kara. Jika kamu menyuruh aku mencium kakimu. Aku dengan tidak ragu akan mencium kakimu sekarang."
Andre memegang tanganku yang ada diwajahnya, Andre menciumi tanganku seolah tak ada hari esok untuknya lagi.
Aku sudah tidak tahan lagi. Sudah cukup usahaku untuk menjauhi Andre. Aku mencintai Andre. Dan aku yakin Andrepun demikian.
Aku melepaskan tanganku dari wajahnya dan aku memeluknya dan menangis kembali.
"Aku mencintaimu Andre. Bahkan disaat kamu bersama jalang-jalang itu. Bagaimana bisa aku menolakmu jika kamu memperlakukanku seperti ini. Aku mencintaimu Andre."
Andre membalas pelukanku mengelus rambutku dan menciumi rambutku. Tangis Andre sudah berhenti. Dia hanya diam tanpa suara. Mengelus punggungku agar aku lebih tenang.

***
Aku melepaskan pelukanku dan akhirnya berhenti menangis. Mata kami saling bertemu. Aku hanya tersenyum menatap Andre yang tersenyum juga.
"Welcome back sayang." Kata Andre mencium keningku lalu kedua mataku turun ke hidungku dan akhirnya ke bibirku.
Aku sangat merindukan moment ini. Aku membalas mencium Andre perlahan dan lembut. Ciuman penuh kelembutan, tidak tergesa-gesa dan pelepasam rasa rindu yang kami rasakan bersama. Dan akhirnya aku kembali lagi bersama lelaki ini. Lelaki yang membuatku tak bisa melupakannya walaupun aku sudah berusaha melepasnya.
Dan akhirnya aku kembali lagi bersamanya.

***
"Jangan pulang, tetaplah disini Kara." Kata Andre menatapku. Aku dan Andre sudah berada di tempat tidur berpelukan. Aku tidur didada Andre dan Andre mengelus rambutku.
Posisi yang sudah aku rindukan berbulan2 lamanya.
"Mau kemana lagi aku Andre, jika rumahku ada disini." Kataku sambil menunjuk dada Andre.
Andre tersenyum padaku. Aku menciumnya kilat dan Andre hanya tersenyum penuh arti.
"Sepertinya bukan hanya aku yang merindukanmu sayang. Adik kecilku jg merindukan rumahnya." Kata Andre tersenyum nakal.
Dan tiba - tiba Andre memelukku, menciumi seluruh wajahku dan mulai turun ke leherku. Membuatku merinding kegelian.
Ditambah dengan sensasi gesekan kumisnya yang belum dicukur.
Nafasku sudah tidak teratur. Aku melepaskan baju yang dipakai Andre. Sehingga kini ia bertelanjang dada. Andre masih bermain di leherku saat aku melepaskan sendiri kaosku.
Tiba - tiba Andre berhenti dan tersenyum padaku.
"Ternyata kamu sangat buru - buru sayang."
Membuatku sedikit malu dengan tingkahku.
Andre membuka kancing bra ku dengan satu tangannya. Begitu braku terlepas tangannya langsung turun ke daerah payudaraku dan mulai memainkannya. Ditambah dengan mulut Andre yang mengulum payudaraku yang satunya membuatku semakin tak berdaya.
"Andre... ayolaaahhh jangan permainkan aku lagi." Kataku dengan suara yang parau menandakan napsuku sudah di ubun2.
Aku segera melepaskan celana Andre dan memainkan adik kecilnya yang sudah menjadi besar dengan tanganku.
Dan Andre mulai melepas celana dalamku dengan tergesa - gesa.
Begitu dia berhasil melepas celana dalamku, Andre langsung menempatkan adiknya diselangkanganku.
"Arggghhhhhh..." racau Andre sangat adiknya menemukan rumahnya.
Kami berdua beradu menikmati setiap momen percintaan kami.
"Andre.... aku sampaii." Kataku terengah - engah diikuti juga dengan Andre.
"Karaaaa....." katanya menjerit dan kami terkulai bersama.
Andre menindih tubuhku menatapku dengan pandangan yang sangat teduh.
Aku menciumnya mengelap keringat yang membasahi dahinya.
"Terima kasih Kara. Karena engkau kembali padaku."
"Terima kasih Andre. Karena engkau mencariku dan tidak membiarkan aku pergi."

***
Andre tertidur disampingku. Aku memandang wajahnya melihat kantung mata yang menandakan dia kurang tidur berhari - hari. Aku melihat wajahnya yang tirus dan tubuhnya yg kurus. Apakah Andre begitu tidak terurus setelah aku pergi. Aku mengelus pipi Andre yang tidur dengan tenang.
Apakah Andre begitu kehilanganku selama ini.
'Maafkan aku Andre. Aku terlalu lama pergi darimu. Tanpa aku tahu kamu begitu berantakan. Aku berharap jangan ada hal apapun yang akan memisahkan kita.'
Aku mencium perlahan keningnya. Andre tersenyum dan dia menarik leherku agar jatuh kepelukannya.
"Kenapa kamu belum tidur Andre?" Kataku terkejut dan tersenyum dipelukan Andre
"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau menatapku seperti itu terus." Kata Andre tanpa membuka matanya.
Kami hanya terdiam. Dan tak lama nafas Andre kembali teratur dan terdengar sedikit bunyi dengkuran. Aku hanya tersenyum.
'Terimakasih Andre. Aku berharap kamu dan aku bisa jadi selamanya. Segala baik, buruk,bertengkar bahkan bercanda membuat aku yakin bahwa bagaimanapun aku akhirnya akan kembali 'pulang' kepadamu. Terimakasih untuk semuanya. Dan aku berharap apa yang kita harapkan akan terwujud.'
Aku memejamkan mataku dan tertidur dipelukan Andre.
Tidur paling nyaman setelah berbulan2 ini.

***
Dear para jalang perebut kekasihku,

Kalian adalah wanita pelarian lelakiku.
Terimakasih telah hadir sebagai hiburan untuknya,
Terimakasih telah menemaninya selama aku tak ada,
Terimakasih telah membuatnya bahagia untuk sementara,
Terimakasih karena kalian aku dan dia bisa memulai dari awal,
Maaf telah membuatnya meninggalkanmu karena memang harusnya begitu,
Kalian tak lebih dari sekedar pelariannya dariku,
Hati sejauh apapun ia pergi akan kembali pulang pada pemiliknya meskipun terluka.

-unknown-

I Hate You with LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang