32:: Berakhir

9.8K 1.1K 106
                                    

Okey big thanks to @keysakeysa80 @auliarahmaa28 @anandadpn_ @sienniii_ @amndbella karena kalian sangat amat niat untuk mencapai target vote+comments yang aku kasih. Dapet kiss kiss dari aku😚😚😚

Anyway, play mulmednya yeu. Semoga pada dapet feelnya. Kalo gak dapet, yodah w ngambek. Bye.

⚠LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠

"Heh! Lo mau kemana?!" teriak Vikko begitu melihat Vanya seorang diri berada di luar pintu gudang. Cowok itu menghampiri Vanya yang memegangi perutnya.

"Vik, sakit." ujar Vanya yang memegang tangan Vikko penuh harapan. Namun beruntung pandangannya terjatuh pada kunci mobil yang terdapat di kantung celana cowok itu sehingga ide terlewat dalam pikirannya.

"Tunggu dulu. Kok lo bisa diluar?! Irwan sama Lukman mana?!" Vikko berusaha masuk ke dalam namun Vanya mencegahnya.

"Please...Vik...Sakit banget. Gue gak tahan." Vanya pun menjalankan aksinya.

"Ck. Gue udah coba nyari obat tadi tapi gak ada yang jual. Lo tahan aja sakitnya. Cepet masuk, gue gak bakalan biarin lo kabur." Vikko menarik Vanya dengan kasar mengabaikan Vanya yang terus memegangi perutnya.

Namun tiba-tiba langkah Vanya terhenti dan tubuh gadis itu melemas. Tubuhnya pun ambruk disusul dengan matanya yang terpejam. Melihat itu, Vikko hanya bisa berdecak kesal. "Bangun."

Ia kembali menepuk pipi gadis itu sekilas. "Bangun. Gak usah acting."

"Nih cewek pingsan beneran?" Vikko mengerutkan dahinya bingung karena gadis itu benar-benar menunjukkan tanda tak sadarkan diri.

"Nyusahin aja. Ck." Baru saja Vikko ingin membawa Vanya pergi, sebuah balok kayu berhasil terpukul dengan sempurna tepat di tengkuknya. "Aaaw shit!"

Mata Vanya pun terbuka lebar dan tangannya di tarik oleh Leon yang rupanya memukul Vikko dengan balok kayu tadi. "Mampus lo!" ucap Leon sebelum akhirnya pergi meninggalkan Vikko yang masih kesakitan akibat pukulan kencang tersebut.

"Pake mobilnya Vikko aja." Vanya pun memberikan kunci mobil Vikko yang berhasil ia ambil tanpa sepengetahuan Vikko. Leon yang melihat itu lantas takjub dan juga heran. "Kok lo..."

"Nanti Vanya ceritaiin. Ayo Kak cepet!" Vanya menarik Leon dan mereka pun menuju mobil milik Vikko.

🌻🌻🌻

Rayssa masih terisak sedangkan Bulan berusaha menenangkan adik kelasnya pada masa SMAnya itu.

"Udah Sa, jangan nangis. Leon sama Vanya pasti baik-baik aja."

"Iya Tante, tenang dulu. Kasus ini kan udah ditangani oleh polisi." ucap Alvira yang berusaha menenangkan wanita yang menangis dari semalam itu.

"Tante Rayssa!" panggil Alvito yang diduga baru saja kembali dari kantor polisi bersama Ayahnya, Bintang.

Cowok yang mengenakan flannel biru dongker itu menghampiri Rayssa yang duduk disamping Ibunya dengan Kakaknya. "Hape Vanya gak berhasil dilacak tapi..."

"Tapi apa?"

"Hape Kak Leon berhasil dilacak."

Mata Rayssa pun terbelalak lalu wanita itu beranjak berdiri. "Kalau gitu, Tante mau kesana. Dimana lokasinya?!"

"Tante di rumah aja. Biar polisi yang ngatur dan biar Saya sama Papa yang menuju lokasi itu."

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Mobil yang baru saja melaju kencang itu tiba-tiba saja dipepet oleh mobil bak yang tak lain dikemudikan oleh Vikko.

"Kak itu kok bisa ada Vikko?!" tanya Vanya panik sesaat melihat Vikko mengemudikan mobil bak yang entah milik siapa.

Untuk Djingga [SUDAH TERBIT, MASIH LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang