⚠LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠
Vanya terus berlari menyusuri rerumputan yang entah berada dimana. Kaki yang beralaskan sepatu putih itu terhenti dengan mendadak sesaat ia menyadari dirinya berada tepat di tepi jurang.
Deru napas Vanya tak beraturan dan tubuhnya gemetar. Manik coklat miliknya pun terbelalak ketika melihat kehadiran Rayssa yang mengejarnya dari kejauhan. Gadis itu menjerit ketakutan. "BERHENTI, MA!"
Wanita yang mengenakan pakaian hitam itu terus berlari, mendekati Vanya. Anehnya, Vanya merasa takut ketika melihat kehadiran Rayssa padahal wanita itu ibu kandungnya.
Vanya pun menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan tepat di tepi jurang dengan lemas. Gadis itu memeluk lututnya sendiri lalu menenggelamkan kepalanya. "Vanya...takut."Gadis itu mendengar suara langkahan kaki yang semakin mendekat padanya yang membuat dirinya semakin erat memeluk lututnya.
"Berhenti, Sa."
Suara yang terdengar tak asing pada indra pendengaran Vanya membuat langkah kaki itu seketika terhenti. Dengan ragu, gadis itu mendongakkan kepalanya lalu melihat sosok pria yang membelakanginya mengenakan pakaian putih.
"Darrel?"
Sesaat ia mendengar nama itu, Vanya langsung beranjak berdiri. "Papa..."
Tiba-tiba saja, tangan Darrel menggenggam erat tangan milik Vanya. Ia menyembunyikan anak gadisnya di belakang punggungnya yang besar itu.
"Berhenti, Sa. Jangan ngelakuiin hal yang bikin anak kita terluka." ucap lelaki itu yang menatap manik coklat istrinya dengan teduh.
"Tapi aku...aku—ngelakuiin ini karena aku sayang anak kita, Leon sama Vanya. Aku sayang mereka."
"Kalo kamu sayang, kamu gak akan ngelakuiin hal-hal yang menjurus anak kita terluka."
"Maksud...kamu?"
"Berubah sebelum semuanya terlambat. Berubah sebelum kamu menyesal."
Vanya mengerutkan dahinya bingung ketika mendengar percakapan orangtuanya itu.
"Kalau kamu gagal menjaga anak kita, aku yang akan menggantikan posisi kamu. Aku akan kembali."
Rayssa masih terdiam. Lidah wanita itu kelu dan bibirnya terkunci rapat ketika mendengar ucapan suaminya.
"Kalau begitu, berubahlah sebelum semuanya terlambat." lanjut Darrel.
Vanya yang sedari tadi terdiam kini membuka bibirnya. "Maksud Papa sama Mama apa?"
Darrel tersenyum lalu memegang kedua pundak anak gadisnya itu. Ia menatap manik kecoklatan milik putrinya yang sama persis dengan milik istrinya. "Tugas kamu cuma bahagia dan jangan pernah bersedih. Janji?"
Vanya mengangguk nurut walaupun ia sebenarnya masih membutuhkan penjelasan dari Ayah maupun Ibunya.
"Papa mau pergi sebentar sama Mama. Kamu disini ya? Jangan nakal-nakal." pesan lelaki itu sembari mencolek hidung perosotan milik putrinya.
"Vanya ikut."
"Anak kecil gak boleh ikut. Kamu disini aja sama Kak Leon. Oke?"
"Vanya mau ikut!"
Darrel pun membawa putrinya ke dalam dekapannya lalu memeluknya dengan erat. "Papa akan kembali saat waktunya tiba."
Dengan masih dalam pelukan Ayahnya, Vanya menggelengkan kepalanya. "Gak! Vanya mau ikut Papa sama Mama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Djingga [SUDAH TERBIT, MASIH LENGKAP]
Genç KurguTELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT SUNSET ROAD & PART MASIH LENGKAP. Trigger Warning: Child Abusive Untuk Djingga, gadis dengan senyuman manis yang memantulkan keresahan yang bertumpang tindih dengan luka lain. Untuk Djingga, gadis dengan iris mata be...