54a:: Kemarahan Alvito

8.3K 953 125
                                    

⚠LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠

Kursi roda tersebut terdorong dengan kasar sehingga menabrak meja yang berada disamping tempat tidur Vanya. Gadis itu sedikit terkejut dengan perlakuan yang ia dapat dari ibu kandungnya sendiri.

"Kamu tau kesalahan kamu apa?!"

Vanya menunduk dan enggan menatap mata Rayssa yang sudah terpancar api emosi. Tangan wanita itu pun terulur untuk menarik kasar dagu anak gadisnya agar Vanya dapat melihatnya dengan jelas.

"Kamu bohongin Mama dan kamu berhubungan sama Alvito lagi!"

"Maaf, Ma..." ucapnya lirih.

Rayssa menoyor kepala anak gadisnya sedikit kasar. "Maaf mulu! Mama udah terlalu sering denger kata maaf dari kamu!"

"Sakit, Ma..."

"Berisik! Kamu itu ngerti bahasa Indonesia ga sih?! Kenapa kamu masih berhubungan sama Alvito?!"

Bibir gadis tersebut gemetar dan setetes air matanya mengalir membasahi pipi kirinya. Sepertinya, gadis tersebut terlalu takut untuk menjawabnya.

"Jawab!"

"Vanya nelfon Mama gak diangket. Vanya takut Kak Leon kenapa-kenapa jadinya Vanya pengen cepet-cepet ke RS. Akhirnya...Vanya minta Alvito untuk nganterin Vanya." jelas gadis tersebut dengan pelan namun dapat didengar oleh Ibunya.

"Banyak alesan! Kamu sengaja kan biar bisa deket-deket lagi sama dia?! Mama akan urus surat kepindahan sekolah kamu secepatnya! Jangan harap kamu bisa lolos dari Mama kali ini."

"Jangan, Ma. Vanya janji Vanya gak deket-deket sama-"

*PLAK*

Rayssa melemparkan tamparan pada pipi anak gadisnya. Vanya hanya bisa meringis menahan rasa sakit pada pipinya. Dengan kesabaran yang cukup membuat diri gadis tersebut teruji, Vanya menatap Mamanya dengan tajam.

"Kenapa Mama nyuruh Vanya untuk jauhi Alvito?! Vanya butuh alasan!"

"Diam kamu! Berani-beraninya ngebentak Mama! Kamu bener-bener anak-"

"Mama pernah buat Tante Bulan keguguran setahun sebelum Mama menikah bukan?" potong Vanya yang membuat mata Rayssa membulat seketika.

"Omong kosong dari mana itu?!"

"Dari buku yang ada diruangan kerja Mama."

"Kamu kelewatan, Victoria Djevanya Djingga! Lancang! Mama gak habis pikir bisa-bisanya ka-"

"JAWAB VANYA, MA!" bentak Vanya yang sengaja memotong ucapan Rayssa. Gadis tersebut menatap Ibunya dengan tatapan kekecewaan.

Dengan rahang yang mengeras, wanita itu pun membuka suara dan menatap tajam anak gadisnya tersebut. "Mama akui, iya. Dan itu alasan Mama untuk kamu jauhi Alvito. Kamu harusnya tahu diri!"

Vanya tersenyum kecut. "Tapi kenapa Mama lakuiin itu? Kenapa, Ma?"

Rayssa masih terdiam dan lidahnya mendadak kelu. Ia dapat melihat dengan jelas anak gadisnya terlihat sangat kecewa dengan dirinya.

"Vanya kecewa, Ma. Vanya malu. Vanya takut dengan ibu kandung Vanya sendiri." ucap Vanya dengan air mata yang semakin deras membanjiri pipinya.

"Bagaimana bisa sosok ibu yang sangat Vanya idamkan pernah melakukan hal sejahat itu?"

"Sekarang, Vanya harus apa Ma untuk menebus kesalahan Mama sama keluarga Alvito? Vanya-"

"CUKUP DJEVANYA!" bentak Rayssa yang melempar gelas yang berada diatas meja hingga hancur berkeping-keping dilantai. Gadis tersebut terkejut melihatnya.

Untuk Djingga [SUDAH TERBIT, MASIH LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang