Sesuai janji karena udah nembus 100 comments+100 votes, here yaaaa go.
P.s: setel lagu genesis-dua lipa sebelumnya yeu.
⚠LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠
Di dalam kamarnya, terlihat Vanya memetik senar-senar gitar sehingga menghasilkan alunan gitar yang indah. Pikiran gadis itu masih terbayang pada pembicaraan dengan Rayssa melalui telepon yang terjadi baru saja.
"Kamu tadi terapi sama Leon?" tanya Rayssa di ujung sana. Rayssa sedang lembur karena mengejar deadline target perusahaannya sehingga sepertinya, ia akan pulang larut.
"Hm...enggak, Ma."
"Kenapa gak? Leon kemana? Trus kamu terapi sama siapa?"
"Sama...Alvito."
Terdengar helaan napas panjang dari sana. "Kamu ada hubungan apa sama cowok itu?"
"Nggak kok, Ma." ucap Vanya sembari menggigit bibir bawahnya ragu.
"Kamu gak lupa kan sama pesan Mama dari kecil?"
"Iya, Ma."
Vanya memejamkan matanya dan semakin menghayati setiap alunan yang dihasilkan dari petik demi petik pada senar gitarnya. Pikirannya pun kembali terbayang pada pesan Rayssa saat ia kecil.
"Mama mau Vanya janji sama Mama. Vanya gak boleh berhubungan apapun sama anak cowok yang ada di samping rumah kita."
"Maksud Mama...Alvito?"
"Iya. Alvito anaknya Bulan dan Bintang. Kamu boleh berhubungan sama siapapun asalkan jangan sama dia. Ngerti?"
"Kalau...kita cuma temenan?"
"Mama rasa sudah cukup jelas. Kamu gak boleh berhubungan apapun sama cowok itu."
"Tapi apa alasannya, Ma?"
"Kamu gak perlu tau dan tinggal turutin apa kata Mama! Ngerti?!" Rayssa mencengkram bahu anak gadisnya itu dengan kencang, menandakan ucapannya tidak main-main. "Iya, Ma..."
Suara hape yang terus bergetar membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya. Ia meraih hapenya yang terletak tak jauh darinya.
"Kenapa, Al?"
"Kok LINE gue gak dibales? Lo kenapa?" tanya Alvito dari sebrang sana.
"Eh? Sorry. Gue gapapa. Cuma lagi...asik main gitar aja."
"Oh ya? Mainin gue satu lagu dong. Udah lama gak denger lo nyanyi. Biasanya gue suka nguping lo nyanyi dari balkon kamar. Hehehe."
"Ih Al! Jadi selama ini lo suka nguping gue kalo lagi nyanyi?!"
Terdengar suara tawa kecil dari sebrang sana yang tak lain ialah tawa milik Alvito. "Hehe. Abis merdu suaranya. Nyanyiin gue sekali dong."
"Ih apaan sih! Yang ada cowok yang nyanyiin cewek. Bukan cewek yang nyanyiin cowok!"
"Oh lo kode? Oke gue nyanyiin nih. Mau lagu jaran goyang atau cinta satu malam?"
Vanya tertawa kecil. "Al, lo autis ya?"
"Hehehe amit-amit! Eh lo udah makan?"
"Udah."
Vanya berbohong sebab gadis itu belum menyentuh nasi sesaat pulang dari terapi bersama Alvito dengan Ethan dan Nathan. Ia melihat tidak ada apa-apa di dapurnya. Sepertinya, bahan makanan telah habis dan Rayssa belom membelinya. Leon pun, pergi entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Djingga [SUDAH TERBIT, MASIH LENGKAP]
أدب المراهقينTELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT SUNSET ROAD & PART MASIH LENGKAP. Trigger Warning: Child Abusive Untuk Djingga, gadis dengan senyuman manis yang memantulkan keresahan yang bertumpang tindih dengan luka lain. Untuk Djingga, gadis dengan iris mata be...