"Pasir akan selalu menanti ombak menghampirinya walau sesaat"
Choki Bagastara
Aku seketika membeku setelah mengeluarkan kado dari Choki. Hingga cekikik ketawa Tiara menyadarkanku dari kebekuan sesaatku.
"Hahaha kado apa ini?" LKS?" Tanya Tiara sembari mengambil LKS dari tanganku kemudian tertawa lagi.
Aku segera meraih LKS Sejarahku dari Tiara dan membekap mulut Tiara agar teman-teman yang lain tidak ada yang mengetahui kado dari Choki. Bisa viral nanti kado dari Choki mengalahkan kado TTS si Dilan. Kalau sampai seantero sekolah tahu.
"Teman-teman ayo kumpulkan LKS Sejarahnya, nanti Pak Bono marah kalau kita belum mengumpulkan sebelum jam pelajaran dimulai," teriak Emma, ketua kelasku.
Serentak beberapa siswa langsung berdiri mengumpulkan di meja guru. Tiara langsung meraih LKS milikku dan ikut dikumpulkannya bersama LKS teman-temanku yang lain. Emma sibuk menghitung jumlah LKS yang dikumpulkan. Merasa ada yang kurang Emma berteriak kembali.
"Ini masih kurang, ayo cepat kumpulkan atau nanti kumpulin sendiri ke meja Pak Bono, ya," teriak Emma lantang.
"Bentar, Ma ini aku kurang satu lagi," teriak Pandu teman sebangku Choki.
"Ma ma emangnya aku mama-mu, panggil aku Emma."
"Halah, kelepasan Ma, gitu aja ribet. Kamu mau manggil aku Ndu, Pan, Pa atau papa juga enggak apa-apa," sahut Pandu yang sukses membuat semua murid tertawa.
Emma hanya mencebikkan bibirnya. Kemudian bergegas merapikan LKS dan pergi dari kelas menuju ruang guru. Pandu pun berteriak histeris agar Emma berhenti. Persis seperti pasangan yang akan ditinggal pergi kekasihnya.
***
Sepulang sekolah Choki langsung menarikku agar aku ikut dengannya. Sebelumnya aku disuruh mengganti seragamku di kamar mandi sekolah. Kemudian aku ditarik dan didudukkan di dalam mobil miliknya. Setelah itu Choki ikut duduk dan menjalankan mesin mobilnya. Aku pun bertanya,"Mau kemana sih, Chok?"
"Berburu ubur-ubur, Cha. Kamu tidur dulu saja, mungkin agak lama perjalanan kita."
Aku tidak tahu akan dibawa ke mana mobil ini. Bagiku ke mana saja boleh pasalnya aku juga sendirian di rumah, pasti bosan, asal jangan ke neraka saja. Aku sandarkan kepalaku di jendela kaca mobil. Dan melihat pemandangan kotaku yang cukup sesak penuh asap kendaraan-kendaraan ketika siang hari. Sedangkan Choki fokus menyetir dan beberapa kali dia melihat handphone-nya. Kemudian mengetik suatu pesan, dan memasukkan kembali ke dalam kantong.
Aku benar-benar tertidur di dalam mobil Choki. Leherku terasa capek dan pegal, aku rentangkan tanganku. Aku hirup udara untuk memasok oksigen yang aku rasa kurang di paru-paruku, sehingga menyebabkan aku menguap terus. Kemudian Choki menunjukkan kepadaku sebuah foto.
"Cha, tadi aku bertemu seorang anak, kasihan sekali, lho," katanya dengan wajah yang dibuat-buat agar terlihat sedih.
"Kasihan kenapa, Chok?"
"Dia seperti korban PHK," lanjut Choki masih dengan wajah sedihnya.
Karena penasaran aku segera mengambil handphone milik Choki. Tetapi aku hanya melihat kolase foto selfie-nya sedang tersenyum samar kemudian melihatku yang tertidur pulas di dalam mobil. Tidak ada foto yang sesuai kata Choki, 'kasihan karena sudah menjadi korban PHK.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Si Mungil I Love You
Humor#184 dalam humor dunia akhirat (14052018) (Jangan ada copas atau plagiat diantara kita) Namanya Decha, terlahir sebagai anak tunggal. Ia selalu bermain dengan kakak beradik, tetangganya-Kak Chaka dan Choki-yang memiliki dua perbedaan, pertama, usia...