Chapter 16 {Tower Acualiley part 3}

6 1 1
                                    

Tower Acualiley, Drakon

Lantai 100

Aliciya tertegun sambil memandang kosong seorang pria yang ada dihadapannya. Orang yang menyatakan perang kepada kerajaan South Poles ada di dekatnya, pemipinnya. Sedangkan pria yang diduga sebagai seorang pemimpin Kerajaan Yunani itu memandang sinis kepada Aliciya. “aku Avell Dumircous, orang yang disegani oleh rakyat, dipatuhi, itu adalah aku.”

Avell pun berjalan ke arah utara, dimana tempat penghuni lantai 100 berada. Aliciya melirik tajam punggung pria kokoh itu seraya mengikuti Avell dari belakang. Jarak mereka hanya 5 meter. Aliciya lalu menghela nafas nya

Aku dan dia harus menyelesaikan lantai ini secepatnya, aku merasa muak dengannya jika berlama-lama berada disini.

Setelah agak memakan waktu yang tidak sedikit, perjalanan mereka diselimuti dengan keheningan, tak ada satupun dari mereka yang berbicara. Tak lama kemudian di arah jarum jam 2, mereka berdua menyadari ada semburan api berasal dari sana. Dengan sigap mereka berdua berlari semaksimal mungkin untuk sampai disana, tentu saja kecepatan berlari Avell lebih bagus dibandingkan dengan Aliciya.

Avell telah sampai di lokasi duluan dibanding Aliciya, tempat yang tadi ada semburan api nya. Ia melirik kanan kiri tak melihat sesuatu yang aneh. Tetapi ada sebuah bayangan menutupi dirinya. Bahwa ada sesuatu di atas, ia merasakannya lalu mendongak, secara kilas, ada seekor naga terbang mengelilingi wilayah itu, tapi jika menyipitkan mata, jelaslah itu bukanlah naga.

Karena yang terbang itu bekepala tiga. Tidak, lebih tepat nya makhluk itu tidak memiliki sayap, ia melayang di atas. Ia mendengus kesal atas kedatangan tamu yang tak diundang itu. Makhluk itu dengan tatapan mengerikan mengarah kepada Avell. Kemudian layaknya jalan di atas tanah, ia  turun dan semakin dekat dengan Avell.

Avell melebarkan matanya. Ia tak menyangka bahwa makhuk itu adalah makhuk yang pernah dikalahkan oleh Bellerofon, sang pahlawan Yunani sambil menunggangi Pegasus. Makhluk yang mempunyai kepala singa, berbadan kambing, serta berekor ular dan bisa menyemburkan api. Avell yakin semburan yang ia lihat berasal dari makhluk itu.

“Chimera,” lirih Avell setelah keterkejutannya telah hilang, ia mengeluarkan sebuah pedang perak dari sarungnya dan membuat kuda-kuda. Ia tengah bersiap-siap. Aliciya yang barusan sampai di wilayah tersebut terengah-engah diakibatkan berlari. Ia melihat satu makhluk yng belum pernah di lihatnya. Avell melirik Aliciya dan kemudian tersenyum sinis.

Aku mempunyai ide.

“Putri Siam, hendaklah kau mundur jauh jauh dari Chimera ini.” Avell mengingatkan Aliciya. Aliciya berdehem seraya berkata, “Jangan remehkan kekuatanku.”

Avell yang menatap Aliciya hanya tersenyum, “kau hanya memiliki 1 mana, tapi aku memiliki 2  mana.” Aliciya sontak kaget mendengarnya. “memangnya bisa dengan 2 mana huh?” balas Aliciya.

“tentu saja, ingat ini. Mana ku ada 2, yaitu mana Fiwind, yaitu mana kombinasi antara api dan angin. Dan satunya adalah mana Cobject dimana aku bisa mengkopi sesuatu dan salinan itu ada di dalam penyimpanan rahasia. Mana ku high, bukan sembarang mana yang dapat ditemui semua tempat.” Avell memamerkan mana nya pada Aliciya, Aliciya pun mendengus kesal karena pria ini terlihat menyombongkan diri karena ia mempunyai 2 dua mana yang ada di dirinya.

“Kalau begitu kau habisi saja makhluk itu sendirian cih.”

Makhluk yang bernama Chimera berniat mendarat tepat di atas Avell dan Aliciya berada, sambil mengeluarkan cakar dari kakinya, semakin chimera itu mendekat, Avell mendorong Aliciya bersamanya menjauhi Chimera, Aliciya memeluk erat sang raja ketika mereka berkali-kali berguling hingga ke dasar terendah.

Ketika mereka terhenti di dekat sebuah pohon, Seketika wajah Aliciya memerah karena seorang pria telah memeluknya dengan erat, sontak ia langsung menjauhkan pria itu dari nya.
“Sialan! Jangan mengotori kesucian ku pria mesum!!!”
Tak hanya Aliciya yang wajahnya merah padam, wajah Avell sedikit memerah. Ia memikirkan kejadian tadi dan itu sangat memalukan, Avell lalu berdiri dan kembali memasang wajah cool. Ia kemudian berbalik arah ke arah Chimera yang sedang terbang mencari mereka sambil berdehem dan mengeluarkan pedang dari bungkusan dari punggungnya.
“berhenti sampai disitu Chimera,” lirih Avell, ia mengeluarkan sebuah mantra dan muncullah sebuah tanda di tanah yang bercahaya, beberapa detik kemudian datanglah sebuah hewan yang amat terkenal legenda mitologi nya, seekor Pegasus. Avell lalu menaiki tunggangan nya dan ikut berada di udara bersama si Chimera.
“Tak adil jika hanya kau sendiri yang terbang bukan?” sombong Avell

Chimera itu mendengus kesal dengan perkataan Avell, sepertinya makhluk itu mengerti bahasa manusia,  itulah yang dipikirkan Avell.
Pegasus itu membawa Avell mendekati sang penghuni lantai 100, Avell dengan siaga mencondongkan ujung pedang nya ke arah Chimera, ia berniat untuk memotong ular yang tertempel di tubuh pencampuran singa kambing tersebut.
Dengan ligat nya, sang ular membuka mulutnya dan melingkari kepala kambing, Avell tersenyum miring, sang Chimera berusaha menyakari lawannya itu dengan kaki serta kuku yang tajam. Tetapi, Pegasus itu menghindari cakaran dan memutar ke arah yang berlawanan. Ketika Avell mulai menghunuskan pedang nya ke arah ular, sang Chimera tiba-tiba mendarat dengan tujuan melarikan diri dari Avell.
Sebelum sang Chimera mendarat, Aliciya memasang tombak es dari bawah bersiap-siap menusuk Chimera yang ingin mendarat. Sang Chimera yang mengetahui nya berbelok arah, tetapi kedua kaki belakangnya terkena ujung dari tombak es bagaikan sekumpulan duri-duri.
Avell mengikuti sang Chimera yang mendarat, ia berpikir bahwa makhluk ini bisa berpikir dan berakal seperti manusia, tidak, lebih tepatnya sang Chimera memiliki insting yang luar biasa.
Chimera yang terluka, dan penguasa muda saling bertatapan, makluk motologi satu ini terpancar mata merah dari kepala singa, menunjukkan seberapa besar dendam dan amarah nya atas luka yang ia terima.
Makhluk itu berlari layaknya banteng yang melihat kain warna merah pada Avell walaupun darah berceceran dari jejak ia berlari, Avell pun berdiri dengan tegap dan tangan kirinya berada dalam posisi menelentang. Seketika itu muncullah sebuah lambang bintang nabi Daud di bawah permukaan yang Chimera tapakkan kaki disana.

“Buatlah kontrak dengan ku, dan kau akan menjadi salah satu pelayan ku, Chimaera!!” kemudian, lambang itu bercahaya merah darah dan Chimera tampak brutal untuk berusaha keluar dari lambang itu. Tapi sayangnya lambang itu membuat dinding agar di didalam lambang tidak keluar.

Aliciya yang berada tak jauh dari Avell dan Chimera dan ia  memperhatikan mereka. Aliciya berpendapat bahwa makhluk itu merasa kesakitan berada di dalam naungan lambang yang bercahaya itu. Tak lama kemudian, Chimera terhisap ke dalam pedang perak milik Avell di tangan kanannya. Pedang tersebutpun lebih mengkilat dibanding sebelumnya.

Apakah pedang itu menyedot makhluk itu?

Next Chapter>>>>>

South Poles KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang