"Baiklah, mari kita sambung minggu depan," ujar Nicole menutup kelasnya sore itu.
Nicole membiarkan semua muridnya satu persatu keluar dari kelas. Sesekali menimpali salam perpisahan dari bocah yang rata-rata berusia delapan tahun itu. Setelah tidak ada murid yang tersisa di kelas, dia pun memutuskan keluar.
Nicole tersenyum sungkan ketika beberapa guru yang ada di ruang guru menatapnya sambil berbisik-bisik. Sepanjang pagi sampai siang tadi, wajahnya nyaris tampil di setiap stasiun televisi yang menayangkan berita artis. Bahkan, tiga stasiun televisi besar yang ada di Washington milik Ayahnya juga menayangkan berita tentang berakhirnya hubungannya dengan Jean McMillan. Artis sekaligus model bodoh karena selingkuh dengan asistennya.
Dengan kesal, Nicole menghempaskan dirinya di kubikel miliknya. Dia menatap ponselnya, yang tidak berhenti berkedip sejak semalam. Dia tidak bisa mematikan ponsel begitu saja. Bagaimana kalau nanti Ayah atau Ibunya menelfon? Atau mungkin Greyson—Kakaknya? Tadi pagi saja Ayahnya sudah menelfon beberapa kali, menanyakan perihal kandasnya hubungannya dengan Jean, dan tentu saja masalah tweet dari akunnya.
Nicole langsung menekan tombol hijau begitu foto Justin tengah tertidur memenuhi layar ponselnya. "Apa?"
Justin tertawa diseberang sana. "Kau masih di sekolah?"
Nicole melirik jam tangannya. "Ya. Tapi sebentar lagi aku akan pulang."
"Bagaimana masalah pengunduran dirimu?"
"Sudah di terima. Kepala sekolah bilang, lusa aku boleh keluar, karena dia juga sudah mendapatkan beberapa calon untuk penggantiku," jelas Nicole.
Nicole memang sudah memutuskan berhenti sejak empat bulan lalu, tapi baru kali ini benar-benar terlaksana. Dia sudah bekerja sebagai guru di sekolah dasar itu selama setahun, dan sejak lima bulan yang lalu, tepatnya setelah hubungannya dan Jean mulai terkuak ke media, dia mulai tidak nyaman. Beberapa guru disana tampak tidak suka padanya.
Lagipula, siapa yang tidak kenal Jean McMillan? Seorang Aktor terkenal, yang membintangi film-film yang selalu laris di bioskop, juga seorang top model. Padahal usianya baru menginjak 23 tahun.
"Baiklah, aku harus mengemudi," ujar Justin. "Sampai jumpa!"
Nicole memasukkan ponselnya ke dalam tas jinjingnya lalu keluardari ruang guru itu dengan kepala tegak. Sebentar lagi, dia tidak akan bertemu dengan orang-orang menyebalkan itu.
Nicole bernar-benar tidak dapat mengatupkan mulut ketika melihat banyaknya wartawan di depan pagar rumahnya. Bagaimana caranya dia bisa masuk kalau wartawan itu berkerumun di depan pagar? Nicole mendengar ponselnya berbunyi. Mom.
"Ya Mom?"
"Kau sedang dimana? Para wartawan berkumpul di depan pagar sejak tadi pagi," ujar Lisa. "Tampaknya mereka tidak akan pergi sebelum mereka bertemu denganmu."
"Baiklah," desah Nicole.
Setelah menenangkan dirinya sendiri, Nicole menginjak gas pada mobilnya perlaha dan berhenti tepat di belakang kerumunan wartawan itu. Dalam sekejap, para wartawan itu sudah mengepung mobilnya. Dia membuka pintu mobilnya dan keluar, dan saat itu juga puluhan pertanyaan menyerangnya. Saling timpang tindih, hingga dia merasa kepalanya sakit. Kenapa para wartawan ini malah mengejarku? Batin Nicole gemas.
"Nona Nicole, apa benar hubunganmu dengan Jean sudah berakhir?"
"Apa benar Jean berselingkuh?"
"Apa maksud dari tweetmu dini hari tadi?"
"Apa benar Jean berselingkuh dengan asistennya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Apartment
FanfictionNICOLE selalu menganggap JUSTIN adalah sahabatnya, karena mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Namun, Justin selalu menyangkalnya. Alih-alih mengatakan bahwa mereka bersahabat, laki-laki itu malah dengan santainya berkata bahwa Nicole adalah ga...