Selamat sore!
Saya kembali dengan part 20 Our Apartment. Saya berharap part ini tidak terlalu mengecewakan kalian yaa...
Sebelumnya terima kasih karena sudah memberi vote dan komentar di part sebelumnya. saya sangat menghargainya, dan membaca semua komentar komentar kalian...
Maaf karena menunggu sekian lama untuk part ini,
HAPPY READING!
AWAS TYPO!
oOoOoOoOo
"Siapa yang kecelakaan?" tanya Lisa lagi begitu Nicole sudah menyelesaikan panggilannya.
"Justin," ucap Nicole pelan.
Lisa membekap mulutnya. "Bagaimana keadaannya?"
"Skandar bilang Justin sedang di tangani oleh dokter." Nicole meniup tangannya yang bergetar hebat. "Mom, bisakah kau menghubungi Pattie dan Jeremy? Katakan pada mereka kalau Justin kecelakaan, dan mereka harus kesana secepatnya. Aku akan mengirimkan alamatnya pada mereka."
"Baiklah," ujar Lisa. "Apa dia benar-benar di Kanada?"
"Aku tahu tidak tahu, tapi kita harus percaya pada Skandar, kan?"
"Apa yang harus kukatakan pada Patiie?" tanya Lisa sementara dia menghubungi Pattie.
Nicole memejamkan mata. Mengingat apa yang di katakan Skandar. Laki-laki itu sangat panik dan ucapannya berantakan. "Skandar bilang, Justin jatuh dan kepalanya terbentur dan tidak sadarkan diri."
"Kau yakin ini tidak main-main?"
"Aku tidak tahu, Mom," jawab Nicole, nyaris menangis lalu menghempaskan tubuhnya di sofa. Bahkan kakinya juga tidak sanggup menopang tubuhnya.
"Pattie ingin bicara denganmu." Lisa menyerahkan ponselnya pada Nicole yang matanya sudah memerah.
"Halo, Pattie?" Nicole mengusap wajahnya begitu mendengar rentetan kalimat Pattie di ujung sana. "Aku juga tidak tahu apa yang di lakukannya di sana. Kami sudah tidak berkomunikasi selama satu bulan."
"Oke," desah Pattie. "Apa benar alamat yang kau kirimkan?"
"Ya, begitu yang kuterima dari Skandar."
"Baiklah, katakan pada Skandar untuk menjaga Justin. Aku dan Jeremy akan segera berangkat. 20 menit lagi, jetnya akan tiba. Aku ingin bersiap-siap..."
"Pattie, aku ikut," potong Nicole. "Meskipun Skandar bilang Justin hanya jatuh dan tidak sadarkan diri, aku tidak percaya. Tidak mungkin sesederhana itu, kan? Aku tidak bisa... maksudku, aku ingin melihatnya... kau tahu?"
Pattie menghela napas. "Aku mengerti, Sayang," ujar Pattie lembut. "Aku akan menghubungi pihak bandara. Begitu kau tiba disana, masuk lewat pintu utama. Disana ada seseorang yang akan menunggumu."
"Baiklah," ujar Nicole. "Apa aku perlu katakan pada Ariana?"
"Biar aku yang menghubunginya," kata Pattie. "Bersiap-siaplah."
Begitu Pattie memutuskan teleponnya, Nicole kembali menyerahkan ponsel Lisa. Dan dia pun berlari menuju kamarnya. Nicole mengambil pakaiannya sembarangan. Memasukkan beberapa syal, dan dua buah sweater. Ketika Nicole selesai menutup ranselnya, Lisa masuk ke kamarnya.
"Aku sudah menghubungi taksi."
Nicole memeluk Lisa. "Terima kasih, Mom."
Lisa mengusap punggung Nicole selama beberapa saat sebelum akhirnya dia melepaskan pelukannya. "Aku yakin Justin baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Apartment
FanfictionNICOLE selalu menganggap JUSTIN adalah sahabatnya, karena mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Namun, Justin selalu menyangkalnya. Alih-alih mengatakan bahwa mereka bersahabat, laki-laki itu malah dengan santainya berkata bahwa Nicole adalah ga...