Our Apartment [7]

13.2K 776 5
                                    

Hai! Selamat siang :)

Saya hadir dengan membawa Our Apartment setelah terakhir kali muncul dengan kata END pada The Half-blood Vampire After Story...

Tenang... kali ini tidak ada kata END di akhir part ini, hehehe

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOoOo

Tok! Tok!

"Ya?" Nicole mengangkat kepalanya dari novel yang sedang di bacanya ketika pintu kamarnya di ketuk. Namun dia tidak bergerak sama sekali dari tempat tidurnya.

"Ada Justin di bawah, Nic."

Nicole mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak mau bertemu dengannya, Mom."

"Sayang, kau tahu dia sedang..."

Nicole buru-buru bangkit dari tempat tidurnya, mengumpat keras ketika kakinya terbelit selimut. Tinggal selangkah lagi untuk sampai ke pintu hingga dia bisa mengunci pintu kamarnya ketika pintu kamarnya tersebut terbuka lebar.

Justin muncul di hadapannya dengan seringai lebar. Lisa—ibunya hanya bisa tersenyum pasrah. Nicole menatap keduanya dengan cemberut, lalu detik selanjutnya dia segara memutar tubuhnya dan kembali menuju tempat tidurnya. Melanjutkan bacaannya.

"Justin, kau mau cokelat panas?"

Justin memutar tubuhnya dan tersenyum manis pada Lisa. "Jika kau tidak keberatan, Lisa."

"Tentu tidak, Just." Lisa melirik putrinya yang terlihat tak acuh pada mereka berdua. "Nah, kusarankan agar kau hati-hati padanya," ujarnya sambil menunjuk Nicole dengan dagunya.

Justin tertawa kecil sambil mengangguk. Begitu Lisa meninggalkan mereka, Justin menutup pintu kamar Nicole.

Mengabaikan Nicole, Justin duduk pada sofa baca milik Nicole. Dan dia mengedarkan pandangan. Kamar Nicole tidak banyak berubah semenjak terakhir dia melihatnya. Mungkin hampir setahun dia tidak memasuki kamar Nicole. Terakhir dia masuk ketika menjenguk Nicole karena gadis itu demam, dan tidak mau di rawat di rumah sakit.

Satu sisi dinding kamar Nicole di isi dengan meja bacanya, dan di atasnya ada seperangkat komputer yang sudah jarang di gunakan semenjak Laptop mulai bertebaran. Di samping meja itu berdiri sebuah rak buku setinggi satu meter dan di penuhi oleh koleksi novel gadis itu. Meskipun penuh novel, jangan harap kau bisa menemukan debu disana. Bahkan setitik pun. Nicole benar-benar merawat koleksinya dengan baik. Disamping rak buku itu, ada lemari kaca yang isinya adalah tas dengan berbagai model maupun warna.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Nicole.

Justin tersentak, dan mendapati Nicole sudah berdiri di hadapannya sambil berkacak pinggang. "Apa?"

Nicole mendengus. Dia bersidekap sebelum berkata, "Bukankah kau dengar? Aku tidak ingin bertemu denganmu, Tuan Bieber Yang Terhormat."

"Wah, sayang sekali. Padahal aku sangat ingin bertemu denganmu," balas Justin dengan wajah pura-pura terluka.

Nicole berdesis dan memukul kepala Justin dengan novel yang sedang di bacanya. "Aku sedang serius!"

Justin terkekeh dan ketika itulah Lisa masuk sambil membawa dua mug cokelat panas. Dia menatap putrinya itu dengan tatapan memperingatkan. "Nicole, berhentilah bersikap kasar! Kau mau melajang seumur hidupmu karena sifat bar-barmu itu?!"

Nicole menatap Lisa tak percaya. "Mom?"

"Bagaimana kalau tidak ada laki-laki diluar sana yang mau denganmu, hah?! Kau bisa apa?!"

Our ApartmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang