Berawal dari kegemaranku membaca, membuatku harus terjebak di dunia yang asing. Dimana segala sesuatu yang kupandang tampak seperti ilusi semata. Jauh dari keluarga dan sosok sahabat yang setia, membuatku merasa kesepian. Hanya kecanggihan tekhnologi yang melingkupi diriku di sini. Selalu terbesit dalam benakku, kapankah waktu dapat berhenti berputar? Semoga ada seseorang yang dapat membawaku kembali ke dunia nyata.
~*~
“Melly… Melly….”
Terdengar suara seseorang memanggil namaku berulang kali. Segera kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru perpustakaan yang lengang. Tak ada seorangpun di perpustakaan kota, karena ini akhir pekan–dalam benak orang lain mungkin lebih memilih pergi berlibur diakhir pekan daripada harus berkutat dengan setumpuk buku yang membosankan.Kembali kupastikan tak ada seseorang yang mengenalku, namun hasilnya nihil. Kuputuskan untuk kembali membaca novel yang kini telah mencapai klimaks. Dalam novel yang kubaca, terdapat seorang putri dari klan air yang diculik oleh penguasa klan api, karena mereka saling berseteru dikarenakan ambisi berlebihan penguasa klan api yang menginginkan penemuan tekhnologi para ilmuwan klan air.
Naasnya, tak ada seorangpun dari rakyat negeri air yang menyadari bahwa sang putri telah diculik. Karena selama ini putri selalu berdiam diri dalam kamarnya, setelah raja dan ratu meninggal karena dibunuh oleh pasukan prajurit klan api. Selama ini rakyat negeri air menyangka jika sang tuan putri masih berkabung sehingga enggan untuk sekedar menunggang kuda seperti biasanya. Hal ini terjadi hingga suatu ketika akan diberlangsungkannya penobatan putri, Putri Lucy menghilang.
“Mely… kemarilah, tolong aku!”
Kembali terdengar suara seserang memanggil namaku–membuatku merasa terganggu. Namun kali ini suara itu terdengar lemah, akan tetapi sangat jelas.Sumber suara itu terasa sangat dekat, seperti tepat berada di hadapanku, dari dalam buku itu. Tunggu dulu, di dalam buku? batinku. Belum sempat aku menyadari akan adanya kejanggalan yang telah terjadi, tiba-tiba tubuhku terasa tertarik oleh sesuatu yang tak kasat mata.
Dalam pandanganku, buku itu semakin membesar, dan tepat berada di tengahnya, terdapat lubang spiral yang semakin melebar. Seketika itu suasana sekitar perpustakaan menjadi gelap gulita. Tanpa kusadari–tetapi kurasakan- tubuhku tertarik kedalam lubang spiral dalam buku. Selanjutnya, aku tak sadarkan diri.
Aku merasa terbakar. Suhu disini, sangat jauh berbeda dari tempatku seharusnya berada –perpustakaan. Hanya hamparan padang pasir tandus dan sumber api yang melingkupiku. Semua terasa asing, hingga kemudian kuputuskan untuk menyusuri jalan setapak untuk mencari seseorang yang dapat membawaku ke dunia nyata.
Ternyata, usaha yang kulakukan jauh dari harapan. Dalam perjalanan jauhku, hanya kudapati kerajaan nan megah di seberang jembatan. Meski aku yakin, di dalam kerajaan itu pasti aku akan menemukan seseorang yang berbaik hati padaku, apa daya aku tak berani menyeberangi jembatan.Bukan tanpa alasan, tepat di bawah jembatan yang sangat curam, terdapat aliran lava panas yang menyemburkan api. Sekali saja kakiku terpeleset, tak dapat kubayangkan hal mengerikan pasti akan menimpaku.
Cukup lama aku mencari ide agar dapat menyeberangi jembatan, namun tiba-tiba sesuatu yang bergerak sangat cepat menabrakku dari belakang, membuatku jatuh tersungkur.
“Maafkan aku. Apa kau baik-baik saja?” terdengar suara anak perempan yang menabrakku.
“Aku baik-baik saja. Maafkan aku jika menghalangi perjalananmu!” jawabku.
“Aku merasa tak pernah melihatmu sebelumnya. Siapa namamu, dan dari mana kau berasal?” tanyanya.
“Aku Melly dan tempat tinggalku di bumi. Kamu?”
“Namaku Putri Nancy, dan disinilah tempat tinggalku –kerajaan api.”
“Sebenarnya aku tersesat, bisakah kau membawaku kembali ke bumi?”
“Maafkan aku, aku tak tahu dimana tempat tinggalmu. Mustahil aku bisa membantumu.”
“Apakah menurutmu aku akan tinggal di sini selamanya?” tanyaku terisak.
“Jangan bersedih. Mungkin orang tuaku dapat membantumu mencari jalan keluar. Ayo ikut aku ke kerajaan api!“ seru Nancy.
Nancy mengajakku menaiki kendaraan canggihnya. Dengan bentuk menyerupai lift di perkantoran, kendaraan ini mampu melesat dengan cepat tanpa menyentuh permukaan tanah. Dalam perjalanan, tak henti-hentinya kupanjatkan doa agar aku dapat kembali ke dunia nyata.
~~~****~~~
Terima kasih yang sudah mau membaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Ilusi (Hiatus)
FantastikMelly namanya. Seperti kebayakan remaja lainnya, dia belum mengenal jati dirinya yang sesungguhnya. Berawal dari kegemarannya membaca buku di perpustakaan kota, dia "diharuskan" berpetualang megunjugi klan tetangga. Perdamaian keempat klan dipertaru...