"Lo sama Lisa masih di sekolah?"
Hanbin mengangguk walaupun Jinan tidak melihat "yo kenapa? disuruh pulang ya?"
"Nggak jangan ajak dia pulang. Jalan jalan kek kemana kalian dulu yang penting jangan pulang. Sampe malem juga."
Hanbin mengernyit, bingung dengan sikap Jinan tapi dia hanya mengiyakan. Ditatapnya Lisa yang sedang duduk di sebelahnya.
"Nonton gimana? atau kita ke pantai? Liat sunset lagi. Tapi masih sore, gimana dong?"
"Emang kenapa? kak Jinan bilang apa?"
"Jangan pulang dulu katanya, Lisa gue laper. Masakin?"
Lisa mengernyit dan terkekeh. "Apa masakin? kakak nggk sih yang harus masakin aku? waktu itu kan janji."
Hanbin beroh ria dia baru ingat waktu itu dia berjanji akan memasakan Lisa. "Tapi gue nggk bisa masak,"
"Jadi ini akhirnya aku yang masak? oke dimana?"
"Apartemen, ada bobby. Tapi nggak apa."
****
"Nggak bisa cari tempat lain ya buat pacaran? mata gue bisa rusak anying."
Hanbin yang sedang memandangi lisa jadi menoleh dengan tisak slow. "Apartemen gue ini, mending lo yang pergi."
Bobby mendengus dan menghampiri Lisa. "Lis ini masakannya buat gue juga kan?"
"Iyalah kak, masa cuma aku sama kak Hanbin doang yang makan. aku masih nganggep kakak manusia kok,"
Sontak Hanbin tertawa dan ekspresi Bobby jadi sedih yang sengaja cowok itu buat. Bobby mendengus kesal dan mengambil bagian makanannya yang barusaja di bawa Lisa lalu beranjak ke kamarnya.
"Ternyata jadi nyamuk itu nggk enak."
***
"Hai Lisa,"
Lisa yang barusaja akan turun makan jadi menoleh. "Jisa?ngapain kamu disini?"
Jisa menarik tangan Lisa untuk masuk kedalam gadis itu. "Lepas semuanya, biar hari ini gue jadi lo dan Lo jadi gue."
Lisa mengernyit. Ia tertegun mengingat Hanbin yang hari ini akan mengajaknya ke suatu tempat yang spesial. "Ngapain? tapi aku ada acara Jisa sama Hanbin."
Jisa bersidekap, menatap kembarannya -Lisa- dengan ekspresi datar. "Ini nggak cuma cuma, sebagai gantinya lo bisa ngerasain deket sama mama. Gue jadi lo dan Lo jadi gue."
Lisa menggeleng.
"....Bisa gue pastiin mama bakal nyayangin lo. Sehari jadi Jisa yang disayang mama papa, apa lo nggak mau?"
Lisa menjadi tertarik, tapi kembali mengingat Hanbin. Dia menguatkan diri lalu mengangguk. "Hari ini kan? cuma hari ini?"
"Yes,"
****
"Hai Lisa,"
Jisa yang sekarang menjadi Lisa jadi menoleh. Keningnya menggerut. "Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] An Angel || Hanlis || End.
Short StoryGadis misterius berparas cantik seperti bidadari menarik perhatian Hanbin ditambah mereka pertama kali bertemu di tempat yang indah. Perlahan tapi pasti gadis itu adalah sumber kebahagiaan Hanbin. [142 in short story]