Part 7

3K 334 1
                                    

Hanbin duduk diam sambil menungu bibinya yang sedang memasak untuknya dan Lisa. Dari awal bibinya ingin memasak Hanbin sudah setia duduk disana sampai sekarang.

"Aden kayaknya bahagia banget, ini nggak untuk kabur lagi kan?"

Hanbin mendengus, "emang Hanbin taunya cuma kabur lagi? dosa tau bi kalo suzon"

Bibi itu hanya bisa menggeleng melihat tingkah absurd Hanbin yang sangat jauh berbeda dengan June.

"Nih den, hati hati ya masih panas" ucap bibi sembari menyerahkan 2 kotak makan siang yang didalamnya sudah ada nasi goreng.

Hanbin mengangguk semangat dan dengan cepat dia berjalan keluar rumah. Hanbin hanya bisa jalan kaki, mamanya tidak mengijinkannya untuk membawa motor seperti June kesini. Katanya kasian tetangga denger suara motor Hanbin yang berisik.

Cowok itu bersenandung, dia sangat senang akan bertemu gadis itu lagi terlebih mereka akan makan bersama.

Hanbin sampai namun gadis itu masih belum datang. Dia duduk di tempat biasa sambil memainkan ponselnya.

Jam sudah menunjukan pukul 4 namun batang hidung gadis itu masih belum kelihatan.

"Dia pasti dateng, mungkin telat"

Hanbin tetap diam dan menunggu gadis itu.

4.30

05.00

05.30

06.00

Hanbin menghela nafas, dia mengambil kembali kotak makannya yang dia letakan di sebelahnya.

Hanbin ingat, gadis itu pernah bilang dia akan disini sampai jam 6 dan sekarang udah jam 6. Hanbin sekarang yakin gadis itu tidak datang.

Seberapa lama dia menunggu gadis itu, dia tidak akan datang.

Dia menatap senja di depannya sebelum dia melangkahkan kakinya meninggalkan danau itu.

***

"Makanan tuh buat dimakan bukan cuma di plototin doang"

Hanbin sedikit tersentak saat June duduk di sebelahnya dan menyerobot kotak makannya yang terbuka.

"Lah dingin, gak diangetin lagi?"

Hanbin menggeleng, "kalo lo mau ambil aja"

June mengangguk acuh dan memakan nasi goreng itu tanpa menghangatkannya kembali karena sangat lapar.

Hanbin diam, harusnya nasi goreng itu dia makan dengan Lisa.

Besoknya Hanbin kembali kesana, berharap dia menemuka gadis itu telah terduduk di tempat biasa dan menunggunya.

Namun ekspretasi tidak sesuai dengan realita.

Bangku kayu tempat pertama kali dia menemukan gadis itu kosong seperti kemarin.

Hanbin melirik aroljinya berharap dia terlalu awal sampai karna gadis itu bilang dia akan pergi kedanau pukul 3 sore.

Namun harapannya pupus karna sekarang sudah pukul 5.

Hanbin menghela nafas pelan, dia merogoh kantung jeansnya dan mengeluarkan ponsel. Mengetuk layar yang menampilkan berbagai angka beberapa kali. Dia menempelkan benda pipih itu di telinga kanannya.

Ketika sambungan terhubung, Hanbin bangkit dan mulai berjalan. "bro jemput gue elah"

"......."

"Bodo amat sama mama! kalo dimarah urusan belakangan."

"......."

"Tempat biasa, lo harus nyampe dalam 15 menit bob."

"......."

"Bacod lu"

*****

"Tante...."

Mendengar suara lirih yang familiar membuat wanita sekitaran kepala tiga mendekat kearah suara. Wanita itu mengelus rambut gadis itu. Kasih sayang jelas sangat tepencar dari wajah wanita itu.

"Lisa mau apa?" tanyanya sangat lembut mungkin kalau bisa diukur melebihi kelembutan sutra.

Gadis itu menggeleng, dia menujuk selang yang ada dihidungnya sekuat tenaga. "Lisa gamau pake ini"

Bibirnya berubah datar membentuk seulas senyuman manis, "Kalo Lisa udah sembuh baru bisa dilepas, Lisa mau sembuh kan?"

Gadis itu menggeleng, "Lisa ada janji tante di danau"

"Kamu itu sembuh dulu, janji deh tante ajak kemana aja. Sekarang Lisa bobok aja tante disini kok"

Wanita itu menghela nafas berat ketika Lisa mendengarkan perkataannya dan mulai menutup mata. Mungkin efek obat masih tersisa dan membuat Lisa menutup matanya kembali.

Wanita itu memegangi dadanya yang terasa sesak bagai terkoyak habis habisan ketika melihat Lisa di temani berbagai selang, alat pernafasan dan lain lain.

Andai, Lisa terlahir sebagai anaknya dia pasti akan menyayangi Lisa dan dia yakin kalau dari dulu dia mengadopsi Lisa pasti gadis itu tidak akan seperti sekarang. Tertidur tak berdaya diatas kasur rumah sakit. Lisa pasti akan berlari bahagia di dalam taman rumahnya dengan seekor Kucing yang menjadi salah satu favorite Lisa.

Hanya kata seandainya yang terlontar dari isi hati wanita itu. Dia berharap Lisa akan menemukan semangat hidupnya kembali.

[TBC]

Double kan hehehe
kuy vote dan komen

[3] An Angel || Hanlis || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang