"Besok sabtu kalian mau kemana entar atau besok?"
Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut hanbin membuat bobby mengelus dada. Dia mengguncang badan Jinan. "Nan, tuh kan apa gue bilang! Hanbin tuh gak mau tobat! liat ni sekarang dia mau ngajakin gue ke club!" ucap Bobby seperti mengadu pada Jinan.
Seminggu ini mereka banyak berubah, itu disebabkan karena Jinan yang mengajak mereka terus les privat di rumahnya.
"Anjing! MANA ADA!"
Jinan menatap mereka berdua tajam, seakan bertanya apa maksud mereka berdua.
Hanbin mendesah kesal, merunduk menatap hapenya. "Gue kangen Lisa, mau kesana. Kalian mau ikut?"
"Mending gue ke cl——-"
"Club?" Dengan cepat Jinan menyambar.
Bobby menyengir lebar, "nggak lah bercada gilak maksudnya memding ke cinema kan banyak film bagus tuh"
"Cih alasan!" cibir hanbin
"Nggak deh bin, gue mending tidur aja dirumah" tolak jinan dengan halus.
"Lo belum jadi hanbin yang baik, ngapain ketemu sama dia?" Tanya Bobby heran.
"Kan ada nilai ulangan kemaren. mau gue tunjukin."
Jinan tertawa, "nilai ulangan sekecil itu mau lo tunjukin? nilai 7? yakin? serius?"
Hanbin menatap Jinan tajam lalu merunduk dan mendesah panjang. "Ya gimana gue kangen banget sih sama dia"
"Sms, Dm atau chat Line."
Hanbin menyengir, "gue nggak punya"
Bobby menganga, "bahkan no telponnya lo gatau?"
Hanbin hanya mengangguk dan menyengir.
"Mending lu pergi sono! mintain no telponnya" Usir Jinan
****
Motor besarnya berhenti tepat di depan jalan setapak menuju danau. Dia sampai kemarin malam dan memutuskan untuk menemui Lisa hari sabtu saja.
Hanbin tersenyum lebar. Dari kemarin dia tidak bisa tidur. Hatinya menghangat dan berdebar kencang tiap memikirkan akan bertemu Lisa.
Mungkin baru sekisaran 3 minggu dari waktu terakhir mereka bertemu. Namun bagi Hanbin 3 minggu itu bagi 3 tahun. Sangat sangat lama.
Kali ini cowok itu tidak tau membawa apa untuk Lisa. Akhirnya dia hanya membawakan bunga mawar untuk Lisa. Tidak banyak memang tapi indah.
Seindah wajah Lisa saat cahaya matahari sore menyinari wajahnnya.
Hanbin duduk diam sambil mendengarkan lagi dari earphone yang terpasang di telinganya. Dia hanya manaruh bunga mawar itu di sebalanya. Dia tidak ingin melakukan kejutan atau sejenisnya. Dia lebih memilih memberikannga secar langsung.
Lebih alami dan terlihat seperti dirinya.
Hanbin tetap diam di tempatnya hingga jam di tangannya menunjukan pukul 6. Matanya menatap lurus kedepan. seakan meminta pada matahari untuk tidak terbenam dan memberikannya tambahan waktu untuk menunggu Lisa.
Tangannya tergerak mengambil bunga yang dia bawa tadi. Matanya menyayu bersamaan dengan matahari yang tidak terlihat lagi. Tangannya merogoh sebuah kertas yang ada di tengah bucket bunga itu.
Untuk berjaga jaga Hanbin menuliskan tanggal disana tadi saat membeli bunga. Dia merasa bersyukur, setidaknya saat Lisa ke danau lagi gadis itu tau dia pernah menunggunya disini.
Hanbin juga menyelipkan nilai ulangannya disana. Dia tidak perduli orang lain mungkin melihat dan menerawakan nilainya. Dia sangat berharap Lisa akan ke danau secepatnya dan menemukan bunga itu.
****
"Tante," Gadis itu membuka matanya, menyadari suaranya tadi terdengar serak dia berdehem. "Lisa haus tante,"
Yang dipanggil pun mendekati Lisa, memberikan gadis itu minum. "Lisa kondisi kamu makin buruk, tante telpon mama kamu ya?"
Lisa dengan cepat menggeleng, "ini mungkin karna Lisa kurang istirahat, nggak usah ganggu mama tante."
Tante dara menghela nafas, mengelus rambut Lisa dengan penuh kasih sayang. "Seenggaknya dia jenguk kamu disini. Disa juga! segitu sibuknya kakak kamu sampe nanya kabar kamu aja nggak ada?"
Lisa tersenyum, dia menarik selimutnya hingga batas kepala. "Mungkin mereka semua emang bener bener sibuk. Oh ya tante, sekarang hari apa?"
Tante dara menggeleng kecil. Sedikit heran dengan Lisa. Gadis itu seakan biasa saja saat tak ada satu keluarganya yang memperdulikan dia seperti ini. Walaupun Tante Dara tau, Gadis itu sangat ingin di perhatikan.
"Sabtu, kenapa? mau ke danau?Lisa menggeleng, "ah nggak tante, hari ini kak June mau dateng."
Tante dara tersenyum kecil, mencubit pipi Lisa. "Dia suka sama kamu tuh! masa nggak peka sih?"
Lisa terkekeh kecil, sekarang dia melupakan kepalanya yang pusing. "Nggak mungkin lah, tante ada ada aja sih!"
"Oiya tante lupa, Lisa kan sukanya sama Hanbin Hanbin itu ya, aduh senangnya tante jadi inget masa muda"
Pipi Lisa merona merah, saking merahnya sampai gadis itu menutup wajahnya dengan selimut dan berucap ingin tidur.
"Jangan sungkan, kamu minta apa aja sama tente pasti tante kasi asal kamu seneng!"
Lisa menoleh semangat namun detik berikutnya gadis itu memanyunkan bibirnya karena lanjutan dari perkataan tantenya itu.
"Tapi kalo bantuin kamu deket sama Hanbin mah enggak! usaha sendiri ya"
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] An Angel || Hanlis || End.
ContoGadis misterius berparas cantik seperti bidadari menarik perhatian Hanbin ditambah mereka pertama kali bertemu di tempat yang indah. Perlahan tapi pasti gadis itu adalah sumber kebahagiaan Hanbin. [142 in short story]