Mereka saling bertatapan, kedua manusia itu saling tersenyum lebar. Mengabaikan beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka. Khususnya gadis itu
Lisa dan Hanbin
Entah siapa yang mulai, tapi sekarang mereka sedang berpelukan. Melepas segala rindu di dada mereka.
Hanbin memeluk Lisa erat. Sangat erat agar gadis itu tidak pergi lagi. Mengabaikan beberapa orang yang bahkan sekarang asik memotret mereka.
"I miss you,"
"I miss you too." Balas Lisa tepat di telinga Hanbin.
Lalu kedatangan kedua orang itu membuat mereka melepaskan pelukannya secara tidak rela.
"Hey, jangan lupa Lisa sekarang top model."
Itu Jisa, ditemani dengan Bobby yang menyeret kopernya dan koper Jisa.
3 tahun di luar negri, bukan Lisa melainkan Jisa yang menjalani operasi. Gadis itu menunjukan Lisa-kembarannya- pada dunia. Hasilnya mereka berdua menjadi top model dan memenangkan beberapa awards
Harusnya Hanbin bisa menemui Lisa, bahkan sangat bisa dengan waktu singkat menghampiri Lisa tapi Hanbin menahan diri.
Dia ingin gadis itu yang datang padanya. Kembali padanya, sesuai suratnya 3 tahun yang lalu.
"I'm waiting you honey. Bagaimana? bukannya aku bisa menununggumu lebih lama dari kamu menungguku?" Kata Hanbin sambil menggandeng Lisa, melupakan kehadiran bobby dan Jisa.
"Sayang, ayo Jinan udah nunggu. Jangan hirauin mereka, Biasa pasangan ldran." Cibir bobby sambil kembali berjalan meninggalkan Hanbin dan Lisa.
Hanbin mendengus, ia melirik jam ditangannya lalu tersenyum lebar ke arah Lisa.
"Mau liat sunset dulu?"
**
"Ini temanya kayak gini. Terus cincinnya udah kayak gini. Terus gaun aku juga udah kayak gini. Tinggal milih tempat sih."
Hanbin tersenyum lebar, mengelus kepala Lisa yang sedang berada dipangkuannya.
Berkat hujan yang turun tiba tiba, rencana melihat sunset mereka gagal dan berakhir berdiam diri di dalam mobil.
Dengan Hanbin yang duduk di jok belajang dan Lisa yang menidurkan kepalanya di paha Hanbin.
"Rumah kamu, tunangannya di rumah kamu aja."
Lisa menurunkan hapenya, menatap Hanbin dengan pipi di kembungkan. "Mau sih, tapi karna kak Jisa yang operasi aku nggak pernah ketemu mama."
"Terus? katanya ini barengan sama tunangannya Jisa-Bobby. Emangnya mereka mau tunangan dimana?"
"Gatau ih, kak Jisa nyuruhnya dirumah kak Jinan. Tapi gak enak lah ya, masa ngeduluin kak Jinan."
Hanbin terkekeh kecil. Dimain mainkannya rambut Lisa.
"Apa nggak usah tunangan dulu kali ya?"
Lisa membulatkan bibirnya, terkejut akan usulan laki laki itu. Padahal dia sering mendengar dari bobby bagaimana Hanbin selalu mengeluh ketika ikut membantu bobby mempersiapkan tunangannya.
Sadar akan apa yang dia bilang, Hanbin jadi meringis dan mengerjap kecil. "Ya gitu, kita baru pacaran kan, terus kamunya udah langsung keluar negri. Nggak ketemu. Jadi gak sempet ngerasain pacaran." Diakhir kalimat Hanbin agak memelankan suaranya.
"He? emangnya kalo abis tunangan itu nggak pacaran? kan sama aja deh kayaknya."
Hanbin kembali mengerjap kecil, berusaha tidak menatap mata Lisa karena dia merasa malu. "Ya beda, kan udah tunangan, ya gitu deh pokoknya!!"
Lisa terkekeh kecil, "Biasanya tuh ya, yang lain pada minta langsung nikah gitu eh yang ini malah minta di batalin. Jadi gimana?"
Pipi Hanbin bersemu merah. "Ayo bangun, udah malem nanti di cari Jinan. besok aja deh di omonginnya."
Lisa tersenyum tipis, perlahan bangkit dan duduk sebentar. Melihat Hanbin dari posisi ini membuat gadis itu benar benar merasa beruntung. Dengan cepat Lisa mengecup pipi Hanbin.
Hanbin sedikit terkejut namun dia menatap lisa miring. "Siapa sih yang dulu waktu aku cium langsung malu malu? sekarang udah berani aja ngecium duluan."
Lisa memalingkan wajahnya, rona merah di pipinya membuat Hanbin terkekeh sendiri.
Hai....
gimana? i'm back again :*
Ayo merapat, coba cek work gue yang lain :))
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] An Angel || Hanlis || End.
Short StoryGadis misterius berparas cantik seperti bidadari menarik perhatian Hanbin ditambah mereka pertama kali bertemu di tempat yang indah. Perlahan tapi pasti gadis itu adalah sumber kebahagiaan Hanbin. [142 in short story]