"Turun juga akhirnya kamu ya. Gimana mau lagi mogok makan?"
"Hanbin nggak mogok makan. Manusia itu perlu makan ma wajar aja Hanbin turun" Hanbin menjawabnya dengan santai sambil memainkan sendok di tangannya.
June dan papanya hanya bisa menghela nafas.
June tidak tau apa apa karna sedari pagi tadi dia tidak ada dirumah dan saat pulang Hanbin sudah duduk manis di meja makan. Cowok itu tidak fokus dengan makannya, dia melirik Hanbin terus menerus.
"Hanbin, kok makannya lama banget?"
Hanbin menoleh kearah papanya dan dia mengulas senyuman, "kalo yang lain udah selesai duluan aja, istirahat"
Mamanya dengan senang hati bangkit dan berbalik kearah kamarnya yang diikuti Papanya. Sementara June menatap Hanbin sebentar lalu balik menuju kamarnya.
Hanbin menghela nafas, dia menatap datar piring di depannya yang masih terisi. Hanbin hanya tidak mau mereka melihat dia berjalan tertatih tatih karena luka yang ada di kakinya. Hanbin bangkit berjalan dengan pelan apalagi saat naik tangga, dia akan sangat hati hati.
Cowok itu menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur. Dengan ruangan kamarnya yang masih gelap tanpa pencahayaan sama sekali. Hanbin menarik nafas dalam dan menghembuskannya tepat saat itu dia menerima telfon dari bobby.
"apaan?"
"......."
"Liburan masih panjang bego. Gue abis liburan balik"
"......."
"Gue juga pengen balik cepet elah tapi gimana"
"......."
"Kabur? terus di tangkep sama abang June lagi? mending gue diem doang disini sambil nunggu waktu sekolah"
"....."
Hanbin diam setelah sambungan itu terputus, dia hanya bisa diam. Dia ingin cepat pulang tapi dia masih ingin bertemu Lisa.
"Besok gue harus ke danau, semoga Lisa besok dateng"
****
"Halo hanbin"
Hanbin menoleh dan matanya melebar, sesosok gadis yang dia tunggu akhirnya muncul.
Mereka berdua duduk berdampingan namun tidak ada percakapan hanya terdengar bunyi angin.
"Hanbin, aku kangen kamu"
"Aku juga Lis, hehe"
"WOYY"
Hanbin mengerjap beberapa kali lalu berdecak kearah June karna cowok itu mengganggu bayangannya akan mimpi indahnya tadi malam.
"Mau kemana lo?"
"Bukan urusan lo" Hanbin bangkit dan berjalan menuju pintu rumahnya, berniat pergi ke danau.
"Kaki lo kenapa? karna kena pecahan botol waktu itu?" tanya June karna melihat Hanbin susah melangkah.
"Stop ikut campur urusan gue"
June menghela nafas, dia yakin Hanbin pasti semakin membencinya. Ya gimana nggak bisa dibohongin kalo Hanbin itu jauh ada di bawahnya. Baik dari segi fisik, penampilan, sikap bahkan isi otak Hanbin kalah jauh dari June.
Pertama, June lebih tampan. Kedua, June jauh lebih pintar. ketiga, June jauh memiliki sopan santun. keempat, June adalah anak baik baik tidak seperti Hanbin.
Setelah keluar rumah dia mengerang keras. Kakinya masih sakit namun dia paksakan untuk berjalan. Demi bertemu dengan Lisa tentunya.
Butuh 20 menit untuk sampai danau dan kalau saja kakinya tidak sakit mungkin hanya 10 menit.
Cowok itu menghela nafas ketika melihat danau itu sepi, hanya ada dirinya disana. Hanbin merasa dia sia sia pergi kesini dan memaksakan kakinya padahal Lisa tidak datang.
"Hanbin....."
Hanbin tersentak dan berbalik, senyumnya mengembang seiring dengan senyum gadis yang ada di depannya itu.
"Lisa....."
"Lama nunggu aku ya? sori ada urusan jadi nggak sempet kesini deh"
Hanbin hanya mengangguk, wajah cantik Lisa seakan menghipnotisnya untuk selalu memandangi dan mengiyakan ucapan gadis itu.
"Kaki kamu kenapa?"
Hanbin tersentak saat Lisa menatapnya karena sedari tadi dia hanya menatap Lisa. "Gue nggak sengaja nginjek pecahan botol kaca hehe"
Lisa menghela nafas, "pelan pelan dong Hanbin kalo jalan"
Hanbin hanya menyengir, lalu terjadi keheningan beberapa detik sampai hanbin memulai pembicaraan lagi. "Gue rasanya pengen cepet cepet balik ke rumah"
"Kamu mau pulang sekarang?"
Hanbin menggeleng, "maksud gue, pengen balik ke kota gitu"
"Kenapa? bukannya enakan disini ya? udaranya sejuk, nggak ada kendaraan yang bikin bising paling cuma 1 atau 2 aja"
Hening beberapa detik sampai Hanbin memutuskan untuk bercerita pada Lisa, "Gue berantem lagi sama mama"
Dan selanjutnya cerita itu mengalir dengan mulus dari bibir Hanbin. Dia selalu merasa tenang saat menceritakan masalahnya pada gadis itu.
"Kalo gitu kamu harus berubah jadi anak baik" ucap Lisa tegas saat Hanbin menyelesaikan ceritanya.
"Nggak segampang gitu. Lagian gue berubah baik buat siapa?"
Lisa diam dan sedetik kemudia dia tersenyum lalu berdiri di depan Hanbin. Tangan gadis itu terjulur keatas kepala Hanbin dan mengusapnya pelan.
"Berubah demi aku, gimana? jadi Hanbin yang lebih baik,"
[TBC]
Long time no see k1k1
Pada nungguin nggak sih?:')
Sedih aja gitu kl nggak adaSEE U NEXT CHAP:3
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] An Angel || Hanlis || End.
Historia CortaGadis misterius berparas cantik seperti bidadari menarik perhatian Hanbin ditambah mereka pertama kali bertemu di tempat yang indah. Perlahan tapi pasti gadis itu adalah sumber kebahagiaan Hanbin. [142 in short story]