Part 32

1.9K 203 6
                                    

"bentar bentar!" sela bobby di tengah tengah penjelasan Jinan, ekspresinya memelas. "lo tau otak gue nggak nyampe kalo lo ngomongnya muter muter gitu. intinya aja gimana?"

Jinan jadi menyesal telah membuang buang tenanganya untuk menjelaskan toh masuk telinga kanan keluar telinga kiri mana bobbynya gak ngerti.

"jadi gini ibob ganteng. Lisa tuh bisa sembuh, tapi dia gak mau. gimana sih ya gitu lah intinya asal dia rutin berobat aja tapi mama bilang ke gue dia jarang mau diobatin gitu. Minum obat kagak mau."

bobby mengerjap, perlahan mengangguk namun sedetik kemudian kembali manatap Jinan. "Tapi kenapa nan? Kok dia gamau sembuh gitu?"

Jinan hanya bisa mengacak rambutnya trustasi. Bobby benar benar payah. "Jangan tanya gue lah! Bukan emaknya gue."

"Hanbin gatau kan Lisa sakit gini?"

Jinan hanya mengangguk.

"Dengan kondisi Lisa sekarang apa mungkin dia hidupnya nggak akan lama lagi?"

Jinan menuduk, cowok itu menggeleng pelan. "Gatau, gue nggak ngerti. Tapi selama dia baik baik aja dan rajin minum obat."

"Apa kita kasi tau hanbin ya? Gini gini gue juga kasian kali kalo cuma Hanbin yang kagak tau."

Jinan berdecak, "kalo Lisa ngasi mah udah gue kasi tau oon."

****

Gadis cantik itu menarik koper dengan tangan kirinya dengan anggun. Padahal dia hanya memakai sneakers biasa dan celana pendek dengan baju kaos biasa serta kemeja yang diikatkan di pinggangnya.

Tapi cara gadis itu berjalan benar benar menunjukan dia adalah model yang sangat ahli padahal dia baru berusia 16 tahun.

"Aku lama nggak ketemu sama Lisa ma,"

"Apa harus di operasi? Maksudnya ini udah sempurna ma emangnya nanti media bakalan ngapain kalo tau aku punya kembaran?"

Gadis itu memutar bola mata malas, dia memutuskan sambungan ketika melihat taksi yang sedang kosong.

"Tujuannya kemana mba?"

Gadis itu tersenyum cerah, "pertama tama harus mengucapkan salam. ke alamat xxxx no 21 pak. Long time no see Jinan and Lisa."

****

"Loh Lisa? Kok lo udah sampe sih katanya mau berduaan? mana udah ganti baju lagi mau kemana?." Jinan yang baru saja pulang menatap Lisa heran.

"Segitu miripnya ya gue sama Lisa sampe lo nggk bisa ngenalin gue? hey what wrong with you jay? Are you kidding me? tsk."

Matanya melebar, seakan tidak percaya dengan apa yang ada di depannya ini. Tapi benar benar. Gadis di depannya ini sangat mirip dengan Lisa. Hanya saja postur tubuhnya yang lebih berisi dari Lisa. "Jisa?"

"Hey brother! Miss me huh?" Gadis itu memeluk Jinan dengan erat namun Jinan hanya diam.

"Apa ini? mana Jinan yang paling seneng ketemu gue? apa jangan jangan karna Lisa ya?"

Jinan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa terbiasa dengan sosok Lisa yang polos membuat dirinya merasa aneh di dekat Jisa.

"Tumbenan lo pulang ke indo? biasanya cuma kalo ulang taun gue dong."

Jisa terkekeh. "Menurut lo gue cantik nggak? apa perlu oplas?"

"Lah gila! lo udah cantik bego!"

Jisa tersenyum lebar "bukan gue tapi Lisa, wajah gue terlalu cantik buat di oplas."

Jinan mengerutkan kening. Tidak mengerti dengan apa yang diucapkan sepupunya ini.

"Lo tau gue model. Top model lagi, salah satu diantara gue sama Lisa harus ada yang oplas, biar nggak mirip. Dan gue udah cukup terkenal jadi biarin Lisa aja yang oplas."

Jinan memicingkan matanya. "Dia juga punya kehidupan Jisa, kalo untuk kepentingan lo kenapa nggk lo aja yang ganti wajah?"

"Sodara bukannya harus saling membantu?" Tanyanya dengan senyum lebar.

Belum sempat Jinan menjawab matanya tidak sengaja bertemu dengan mamanya yang berada tidak jauh darinya.

Melihat mamanya menggeleng membuat Jinan mengerti untuk tidak memperpanjang masalah.

*
*
*

[TBC]

tamat di chap brp yaa🤔

[3] An Angel || Hanlis || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang