Kok Bisa?

73 7 0
                                    

HAIII!! Maaf yaa baru publish lagi, soalnya hari-hari ini lagi sibuk nih.

Jangan lupaa! Kalo udah baca VOTE nya..

#ciwwauthor.


Keesokan harinya, Dini bangun agak siang karena hari minggu.

" Chiqa tumben gak ngajak main. " sambil mengambil handphone nya.

Tuuuuuuttt.. Tuuuuuuuuutttt.. Tuuuuuuttt..

" Halo. Ada apa Din? " sapa nya dari seberang handphone.

" Gak apa-apa sih. Dini bete nih! "

" Mau main? "

" Mau. Chiqa mau gak? "

" Gue sih ayuk aja. Lo mau kemana emang? "

" Ke mall yuk! Dini mau nonton film nih. "

" Yaudah gue siap siap. Lo juga. Tungguin ntar gue kesana. "

Clikk..

Dini langsung menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah mandi, Dini memakai gamis balotelli berwarna biru dongker, tak lupa Dini memakai cadarnya. Dini pun langsung turun untuk menuju ruang keluarganya.

" Bundayy, Dini ijin main ya sama Chiqa. " Dini meminta izin kepada Kamila.

" Mau kemana? " tanya Kamila kepada anak tirinya itu.

" Mau nonton, ke Mall bun biasa. "

" Iya, hati-hati jangan macem-macem. " Kamila memperingati.

" Oke "

Tiiiiiiinnnn!! Tiiiinn!!..

" Bundayy, Dini berangkat. "

" Iya, hati-hati. " Kamila kembali memperingatkan.

Dini pun membuka pintu gerbang rumahnya untuk menaiki mobil Chiqa.

" Din? Lo serius masih ada perasaan sama Fauzan? " tanya Chiqa, membuka pembicaraan.

" Masih Chiq, Dini gak tau gimana caranya buat lupain Fauzan. "

" Din! Inget! Dia tuh cowok gak baik buat lo. "

" Dia baik kok, taat sama agama. " elak Dini.

" Iya gue tau. Tapi, perasaan dia tuh bukan ke elo. " kata Chiqa membuat Dini semakin panas.

" Belum waktunya aja kali Chiq. "

" Terserah. "

Setelah perdebatan kecil itu, mereka berdua pun fokus kepada pikirannya masing-masing. Dini ingin menangis rasanya, tak tahan sebenarnya apa yang baru saja diucap oleh sahabatnya itu.

" Udah nyampe Din, Ngelamunin apaan sih lo? "

" Eh? En...ngg..gak.. " Dini pun membuka pintu mobil menuju Mall tersebut.

Mereka langsung memesan tiket untuk menonton.

" Chiq? Suka yang horror gak? "

" Gue mah apa aja suka. "

" Yang horror aja yuk! "

" Mau apa? Danur aja yuk! " ajak Dini sambil sesekali melirik Chiqa.

Chiqa hanya mengangguk, setelah itu mereka duduk di sofa yang sudah disediakan dalam mall tersebut.

" Chiq, lo marah sama gue? "

" Ngapain marah? " tanya Chiqa agak bingung.

" Itu tadi soal Fauzan. "

" Perasaan elo ini. Gue mah gak peduli. "

" Chiqa kok ngomong gitu. "

" Percuma kan kalo gue kasih tau? "

Dini hanya diam. Lebih baik diam daripada harus berdebat dengan Chiqa. Sudah pasti, Dini akan kalah.

" Gue bodoh! Maafin Chiq. Gue emang bodoh. " batin Dini.

Pukul 15:30.
Dini dan Chiqa pun masuk dan mencari nomor kursi mereka.

" Chiq, disana tuh tempat duduk kita. " sambil menunjuk ke arah nomor duduk.

Dini dan Chiqa pun menuju kursi mereka. Mereka fokus pada film yang mereka tonton.

Film pun selesai. Mereka keluar langsung menuju parkiran.

" Chiq? Besok masih libur kan? "

" Iya? Kenapa? Mau jalan lagi? Ayok aja gue mah. " cerocos Chiqa.

" Nggak. Nanya aja. "

Chiqa hanya menganggukkan kepalanya, serta fokus ke arah jalan.

Tak ada pembicaraan apapun. Mereka fokus kepada pikiran mereka masing-masing.

" Makasih ya Chiq. " langsung turun dari mobil Chiqa.

" Iya, salam buat Bundayy "

Dini hanya menganggukkan kepalanya. Lalu masuk ke dalam rumahnya.

" Bundayy!! "

" Ada apasih? Teriak-teriak lagi. "

Dini hanya nyengir kuda.

" Gak ada apa-apa. Dini ke atas dulu ya dayy.. "

" Makasih udah jadi anak bai buat Bundayy.. " batin Kamila.

************

#ciwwauthor

Gimana readers? Ini masih belum seru. Ikutin terus ya ceritaaaa inii..

JANGAN LUPA VOTE NYA!
KALO SAYANG SAMA AUTHOR. KASIH VOTE KALIAN.

Salam,

Dell_

Secepat Inikah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang