Akhirnya, hari ini Dini sudah boleh keluar rumah sakit. Ada perasaan bingung didalam dirinya. Ia terus berdoa didalam hati.
" Din, kamu kenapa? " tanya Kamila.
" Eh? Gapapa bun, "
" Mikirin Farhan? " tanya Kamila meledek.
" Apasih bun, "
***********
Dini segera memasuki kamar tidurnya yang ia rindukan selama beberapa minggu ini.
" Dini kangen kamuuu.. "
Ia memeluki boneka kucingnya.
Ddrrrrrtttttt..
" Kak Farhan? " Dini bingung, ia harus menjawab atau tidak.
" Hallo. "
" Assalamualaikum, jangan? " ledek Farhan.
" Assalamualaikum lah kak. "
" Wa'alaikum salam. "
" Kenapa kak nelpon? " tanya Dini.
" Kangen. "
" Alay banget sih. Matiin nih telponnya. " ancam Dini.
" Matiin aja. "
" Bener ya? Yaudah. "
Akhirnya, Dini mematikan telponnya.
" Gak peka banget sih! Dilarang gitu kek, ini malah benerbener nyuruh guenya. Aarrrrgghh " batin Dini.
Dini pun kembali memeluki boneka kucing kesayangannya.
************
" Dini!! Dini!! " teriak Kamila dari depan kamar Andini.
" Apaansih dayy, masa jam 9 malem bangunin Dini. "
" Buka dulu pintunya. "
" Iyaaa, bentar. "
Dini berjalan malas menuju pintunya.
" Hmm? Apaan dayy? "
" Cuci muka, rapih rapih. Cepetan. Jangan lama. Bundayy tunggu dibawah. " perintah Kamila.
" Ada siapa sih dayy? "
" Gausah banyak tanya, cepetan. "
" Ckkk. Iya bun iya. " Dini pun menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan merapihkan diri.
Setelah dirasa cukup rapih, Dini pun menuju ruang keluarga.
Deg!!
Jantung Dini benarbenar ingin copot dari tempatnya.
" Gue belum siap, sumpah! " batin Dini.
" Dini! Ngapain bengong disitu? Cepet turun. "
Andini benarbenar tidak bisa berjalan, kakinya seperti di lem.
" A N D I N I " Kamila teriak, membuyarkan lamunan.
" Pelan-pelan dong bun, "
Kamila membawa turun Andini.
" Assalamualaikum " Dini mengucapkan salam.
" Wa'alaikum salam. " Semua tamu disitu menjawab.
" Hmm.. Langsung kita mulai atau gimana? " tanya Hendi, ayah Farhan.
" Lebih cepat lebih baik. " Farhan menjawab.
" Hmm.. Maksud kedatangan kami disini ingin menikahkan nak Farhan dengan nak Andini. Tapi, kami tidak terlalu buru buru, kami akan mengadakan tunangan dulu, lalu selang beberapa minggu kalian menikah. "
" Bagaimana dengan nak Dini? " tanya ibu Farhan.
Dini menengok ke arah Kamila. Yang hanya dibalas senyuman.
" Ya Allah, bagaimana ini? Hamba sulit sekali untuk menjawabnya Ya Allah. " batin Dini.
Dini hanya diam.
" Dini? Will you marry me? " tanya Farhan yang membuat Dini tak bisa bernafas.
Dini tetap diam.
" Din? Lo sakit? " tanya Farhan.
" So? Yes or no? "
Akhirnya, Andini menganggukkan kepalanya.
" ALHAMDULILLAH!! "
" Lalu kapan tunangan akan diadakan? "
" Lusa yah. "
" Lusa? Nak Dini siap? " tanya Hendi.
Hanya menganggukkan kepala.
" Okay, pernikahannya? "
" Seminggu setelah kami tunangan yah. "
Dini membelalakkan matanya.
" Kenapa? Terlalu cepat? "
Dini hanya menggelengkan kepalanya, bodoh.
" Pihak kedua pun sudah menyetujui. Jadi, lusa kami akan mengadakan pertunangan. "
" Semua teman kampus, diundang. "
" Kak? "
" Kenapa? Biar semua tau, kalo kamu milik aku. "
Dini meleleh. Lalu tersenyum.
*********
Baper banget! Kalian baper nggak?
Ahaha:v akhirnya mereka bentar lagi sah jugaa readers.
Jangan lupa meninggalkan jejaknya ya readers.
Salam,
Dell
KAMU SEDANG MEMBACA
Secepat Inikah?
Teen FictionKalian pasti tentu tahu bukan? Pacaran adalah hal yang dilarang oleh Agama Islam. Bukankah sebaiknya kita melakukan yang tidak akan menjerumuskan ke perzinaan? Nah! Disini, seorang lelaki yang menginginkan perempuan tersebut menjadi pacarnya. Lalu...