Saatnya untuk Melupakan.

81 7 0
                                    

" Hari baru, senyum baru. Waktunya Dini melupakan Fauzan. " batinnya.

Kamila menyiapkan sarapan untuk putri tirinya itu.

" Bundayy.. " panggil Dini.

" Kenapa? "

" Dini harus melupakan Fauzan ya dayy? "

Kamila hanya mengangguk sambil menyiapkan roti panggang rasa choco-nut kepada putri tirinya itu.

" Nih! Sarapan dulu. " Kamila menyodorkan satu roti panggang dan segelas susu coklat.

Dini langsung memakan sarapannya itu dengan lahap. Setelah selesai sarapan, Dini diantar Kamila menuju sekolahnya. Ya, mulai sekarang ini Kamila akan mengantar putri tirinya itu ke sekolah.

**************

" Din!! " Chiqa mengagetkan.

" Astagfirullah! Ngeselin banget sih. " ucap Dini sok jutek.

" Haha! Ke kelas yuk! " Chiqa langsung merangkul Dini menuju kelas.

Sesampainya dikelas, Dini melihat seseorang duduk di tempat duduknya.

" Din? Siapa tuh? "

Dini hanya menggeleng.

" Kak Sena deh. " kata Chiqa, membuat lelaki itu menengok ke arah mereka berdua.

" Hai! " sapa Sena kepada Dini.

Dini tidak menghiraukan. Dini hanya berdiri disamping kursi Chiqa.

" Maaf kak, temen gue mau duduk. " ketus Chiqa.

" Ohiya, maaf. " Sena langsung berdiri dari tempat duduk tersebut.

Dini pun langsung duduk, tanpa menghiraukan lelaki tersebut.

" Lo kenapa? Setiap gue ajak ngomong selalu diem? " tanya Sena.

" Dini gak mau deket sama kakak kelas. " ucapnya polos.

Sena hanya terkekeh, sesekali melirik ke arah Dini.

" Emang kenapa? Gue gak jahat kok. Gue juga tau agama, sama kek Fauzan. " Sena agak menyindir.

Dini hanya diam. " Jangan ada nama Fauzan! " batin Dini.

" Lo ada hubungan istimewa sama dia? " tanya Sena ingin tahu.

" Maaf kak, tapi ini bukan urusan kakak. "

" Oh. Maaf. "

" Yaudah. Gue ke kelas dulu ya. " Sena pergi meninggalkan kelas Dini.

Chiqa menghampiri sahabatnya tersebut. Dan melihat Dini sedang membuka-buka galeri handphone nya.

" Fauzan lagi. " ucapnya sinis.

" Dini kangen Chiq, kangen banget. " Dini tulus.

" Janji lo palsu. " sambil pergi meninggalkan Dini sendiri.

" Chiqa gak pernah tau kan perasaan Dini? Dini sayang sama Fauzan, susah banget hati sama pikiran Dini buat ngelupain Fauzan. " batin Dini.

**********

Pelajaran dimulai, Dini sesekali melihat Chiqa. Raut wajahnya berbeda setelah Chiqa melihat Dini sedang melihat foto Fauzan di handphone nya tadi.

" Okay, today just one lesson i can give to you all. " kata Pak Johnson. Lalu meninggalkan kelas.

************

" Din? Mau pulang gak? Ngelamun mulu lo. " tanya Chiqa jutek.

Dini hanya mengangguk.

Akhirnya, mereka berdua menuju parkiran untuk ke mobil Chiqa. Iya, akhir-akhir ini Chiqa membawa mobil sendiri.

Secepat Inikah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang