Fauzan!

70 9 0
                                    


Dini melihat sosok lelaki yang dulu ia cintai, masih mencintai lebih tepatnya.

" Ya Allah, kuatkan iman hamba-Mu ini Ya Allah. " batin Dini.

Dini melihat Chiqa yang sibuk memakan gulalinya.

" Chiqa, pergi kemana gitu yuk. "

Chiqa hanya mengangguk dan menuruti perintah Dini.

Tanpa disadari bahu Dini seperti ada yang memegang.

" Dini.. " Dini menoleh ke arah yang memanggil namanya tersebut.

Dini terkejut tak kuat apa yang dilihatnya saat ini. Chiqa menoleh langsung menarik tangan Dini menjauh.

" Dini, lo gak nyadar kalo ada dia? "

Dini hanya diam. Kini ia menangis.

" Kita pulang aja yuk Din. "

Dini masih terdiam. Suasana pun hening. Chiqa lebih memilih memainkan gadget nya.

" Dini " Chiqa dan Dini menoleh ke arah tersebut.

" Mau apa dia Ya Allah. " batin Dini sesak.

Lelaki tersebut menghampiri Dini, Chiqa bersiap-siap memasang wajah juteknya.

" Dini? Kamu kenapa gak ngabarin aku? Kenapa kamu gak ngasih tau aku kalo kamu Kuliah sama kayak aku. " Lelaki itu seperti kelelahan mencari Dini. Ya, siapa lagi kalo bukan Fauzan Adi Wijaya.

" Yang ada kamu! Kamu kenapa gak ngasih kabar ke aku kalo kamu udag pulang dari Madinah! " Dini membuka mulut, kesal.

" Handphone aku ilang di Madinah. " jelas Fauzan.

" Terus? Gak ngirim surat gitu? Kenapa kamu tega! " Dini semakin kesal, air matanya terlalu banyak ia tumpahkan untuk Fauzan.

" Mm.. Maa.. Maafin aku Din. "

" Terus, perempuan yang bermesraan sama kamu waktu di taman itu siapa? Hah? " Dini membentak.

" Ii.. Itt.. Itu.. Itu perempuan pilihan Mamah Din. "

" Yaudah, kalo kek gitu. Kita gak ada hubungan apa-apa lagi kan? Udah selesai semua kan? " Dini semakin terisak.

" Din.. Anaa uhibbuka fillah. "

Dini terdiam, ia merasakan ada yang aneh saat Fauzan mengucapkan kalimat tersebut.

" Naam Yaa Akhii.. Aroftuu maa kalamuka. " batin Dini. ( Iya, aku tau apa katamu )

Chiqa yang semakin kesal akan tingkah laku Fauzan langsung membentak Fauzan.

" Eh! Lo bego apa gimana sih? Lo masih aja nyatain cinta ke Dini? Lo tau agama kan? Yaudah! Ikutin apa kata orangtua lo. " Chiqa geram.

" Maaf Chiq, aku tidak mencintai perempuan itu. "

" Halah! Basi! " Chiqa menarik tangan Dini untuk pergi dari tempat ini.

" Naik Din. " Chiqa menyuruh Dini untuk menaiki mobilnya.

Selama diperjalanan mereka hanya diam. Dini masih menangis. Chiqa fokus terhadap setirnya.

" Din? "

" Kenapa Chiq? "

" Gak usah mikirin dia lagi. Lo cantik Din, masih banyak cowok lain yang suka sama elo. Yang lebih kuat agamanya. "

" Tapi, gue sayang dia. "

" Ada yang lebih sayang sama lo. "

" Siapa? " tanya Dini polos.

" Kak Sena. " jawab Chiqa sok tau.

Dini hanya diam tak menghiraukan. Chiqa langsung fokus ke setirnya.

" Makasih Chiq. "

Chiqa hanya mengangguk dan melajukan mobilnya dengan cepat.

Dini langsung memasuki rumahnya dan memanggil Kamila.

" Bundayy. " teriak Dini dari luar rumah.

" Ada apa sih sayang? "

Dini langsung memeluk Kamila dan menangis.

" Eh? Kok nangis? Ada apasih? Chiqa jahatin kamu? "

Dini hanya menggeleng, ia masih menangis.

" Terus? Yaudah yuk kita masuk ke dalem dulu. " Kamila mengajak putri tirinya itu duduk di sofa.

" Kenapa? " tanya Kamila sambil mengusapkan air mata yang jatuh di pipi anak tirinya tersebut.

" Taa.. Taa.. Taddii.. Dini ketemu sama Fauzan mah. Fauzan bilang kalo Fauzan masih sayang sama Dini. " Dini menjelaskan dengan sesenggukan.

" Terus? "

" Dini masih sayang sama Fauzan. "

" Yaudah, alurnya seperti inikan? Jalanin aja dulu. Kamu cukup seperti biasa. Jangan terlalu berharap lagi sama Fauzan. "

" Tapi dayy.. "

" Bundayy gak mau kamu sakit hati. "

Dini hanya diam. Kini airmata tak jatuh lagi di pipinya.

" Yaudah, Dini ke kamar dulu ya dayy.. "

Kamila hanya mengangguk.

" Sedih sekali, jika aku harus melihatmu sedih seperti ini nak. " batin Kamila.

#ciwwauthor.

Gimana udah agak baper belum?
Kalo belum baca terus ya.

Ohiya, aku sekarang kalo update tiap 2 hari sekali ya. Soalnya aku balik ke pesantren aku lagi nih. Hehe..

Jangan lupa VOTE nya. Semakin banyak VOTE, semakin SEMANGAT aku membuat cerita ini lebih menarik.

Salam,

Dell_

Secepat Inikah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang