Dini melihat sosok lelaki yang dulu ia cintai, masih mencintai lebih tepatnya." Ya Allah, kuatkan iman hamba-Mu ini Ya Allah. " batin Dini.
Dini melihat Chiqa yang sibuk memakan gulalinya.
" Chiqa, pergi kemana gitu yuk. "
Chiqa hanya mengangguk dan menuruti perintah Dini.
Tanpa disadari bahu Dini seperti ada yang memegang.
" Dini.. " Dini menoleh ke arah yang memanggil namanya tersebut.
Dini terkejut tak kuat apa yang dilihatnya saat ini. Chiqa menoleh langsung menarik tangan Dini menjauh.
" Dini, lo gak nyadar kalo ada dia? "
Dini hanya diam. Kini ia menangis.
" Kita pulang aja yuk Din. "
Dini masih terdiam. Suasana pun hening. Chiqa lebih memilih memainkan gadget nya.
" Dini " Chiqa dan Dini menoleh ke arah tersebut.
" Mau apa dia Ya Allah. " batin Dini sesak.
Lelaki tersebut menghampiri Dini, Chiqa bersiap-siap memasang wajah juteknya.
" Dini? Kamu kenapa gak ngabarin aku? Kenapa kamu gak ngasih tau aku kalo kamu Kuliah sama kayak aku. " Lelaki itu seperti kelelahan mencari Dini. Ya, siapa lagi kalo bukan Fauzan Adi Wijaya.
" Yang ada kamu! Kamu kenapa gak ngasih kabar ke aku kalo kamu udag pulang dari Madinah! " Dini membuka mulut, kesal.
" Handphone aku ilang di Madinah. " jelas Fauzan.
" Terus? Gak ngirim surat gitu? Kenapa kamu tega! " Dini semakin kesal, air matanya terlalu banyak ia tumpahkan untuk Fauzan.
" Mm.. Maa.. Maafin aku Din. "
" Terus, perempuan yang bermesraan sama kamu waktu di taman itu siapa? Hah? " Dini membentak.
" Ii.. Itt.. Itu.. Itu perempuan pilihan Mamah Din. "
" Yaudah, kalo kek gitu. Kita gak ada hubungan apa-apa lagi kan? Udah selesai semua kan? " Dini semakin terisak.
" Din.. Anaa uhibbuka fillah. "
Dini terdiam, ia merasakan ada yang aneh saat Fauzan mengucapkan kalimat tersebut.
" Naam Yaa Akhii.. Aroftuu maa kalamuka. " batin Dini. ( Iya, aku tau apa katamu )
Chiqa yang semakin kesal akan tingkah laku Fauzan langsung membentak Fauzan.
" Eh! Lo bego apa gimana sih? Lo masih aja nyatain cinta ke Dini? Lo tau agama kan? Yaudah! Ikutin apa kata orangtua lo. " Chiqa geram.
" Maaf Chiq, aku tidak mencintai perempuan itu. "
" Halah! Basi! " Chiqa menarik tangan Dini untuk pergi dari tempat ini.
" Naik Din. " Chiqa menyuruh Dini untuk menaiki mobilnya.
Selama diperjalanan mereka hanya diam. Dini masih menangis. Chiqa fokus terhadap setirnya.
" Din? "
" Kenapa Chiq? "
" Gak usah mikirin dia lagi. Lo cantik Din, masih banyak cowok lain yang suka sama elo. Yang lebih kuat agamanya. "
" Tapi, gue sayang dia. "
" Ada yang lebih sayang sama lo. "
" Siapa? " tanya Dini polos.
" Kak Sena. " jawab Chiqa sok tau.
Dini hanya diam tak menghiraukan. Chiqa langsung fokus ke setirnya.
" Makasih Chiq. "
Chiqa hanya mengangguk dan melajukan mobilnya dengan cepat.
Dini langsung memasuki rumahnya dan memanggil Kamila.
" Bundayy. " teriak Dini dari luar rumah.
" Ada apa sih sayang? "
Dini langsung memeluk Kamila dan menangis.
" Eh? Kok nangis? Ada apasih? Chiqa jahatin kamu? "
Dini hanya menggeleng, ia masih menangis.
" Terus? Yaudah yuk kita masuk ke dalem dulu. " Kamila mengajak putri tirinya itu duduk di sofa.
" Kenapa? " tanya Kamila sambil mengusapkan air mata yang jatuh di pipi anak tirinya tersebut.
" Taa.. Taa.. Taddii.. Dini ketemu sama Fauzan mah. Fauzan bilang kalo Fauzan masih sayang sama Dini. " Dini menjelaskan dengan sesenggukan.
" Terus? "
" Dini masih sayang sama Fauzan. "
" Yaudah, alurnya seperti inikan? Jalanin aja dulu. Kamu cukup seperti biasa. Jangan terlalu berharap lagi sama Fauzan. "
" Tapi dayy.. "
" Bundayy gak mau kamu sakit hati. "
Dini hanya diam. Kini airmata tak jatuh lagi di pipinya.
" Yaudah, Dini ke kamar dulu ya dayy.. "
Kamila hanya mengangguk.
" Sedih sekali, jika aku harus melihatmu sedih seperti ini nak. " batin Kamila.
#ciwwauthor.
Gimana udah agak baper belum?
Kalo belum baca terus ya.Ohiya, aku sekarang kalo update tiap 2 hari sekali ya. Soalnya aku balik ke pesantren aku lagi nih. Hehe..
Jangan lupa VOTE nya. Semakin banyak VOTE, semakin SEMANGAT aku membuat cerita ini lebih menarik.
Salam,
Dell_
KAMU SEDANG MEMBACA
Secepat Inikah?
Teen FictionKalian pasti tentu tahu bukan? Pacaran adalah hal yang dilarang oleh Agama Islam. Bukankah sebaiknya kita melakukan yang tidak akan menjerumuskan ke perzinaan? Nah! Disini, seorang lelaki yang menginginkan perempuan tersebut menjadi pacarnya. Lalu...