Happy reading guys...
***
Aleysia baru saja keluar dari restoran saat seseorang memanggilnya dari belakang.Aleysia mematung mendengar suara yang tidak asing. Gadis itu tidak berani meski sekedar menoleh untuk memastikan dugaannya.
Aleysia kembali berjalan, pura-pura tidak mendengar meski orang itu kembali memanggilnya tapi Aleysia mengabaikannya.
"Aleysia!" Tiga kali sudah orang itu memanggilnya. Tapi Aleysia tetap tidak menghiraukannya sampai dengan....
"Leysi!" Tidak jauh di depannya, Berta teman seangkatan Aleysia menegurnya.
"Mr. Ehrenreich memanggilmu."
Aleysia diam-diam menghela napas berat, tidak lagi bisa menghiraukan panggilan Sean.
Sebenarnya Aleysia tidak ingin menghadapi pria itu setelah yang terjadi tadi. Setidaknya untuk saat ini, Aleysia ingin meyakinkan dirinya dan mengumpulkan keberaniannya hingga bisa mendekati Sean sesuai tantangan.
Perlahan memutar tubuh, Aleysia mendapati Sean berjalan ke arahnya.
"Aleysia, kau tidak mendengar panggilanku?" Sean masih bertanya meski tahu pasti Aleysia sengaja mengabaikan panggilannya.
"Ada apa Mr. Ehrenreich?" Begitu halnya Aleysia, tahu benar Sean memanggilnya karena ingin menanyakan hal itu tapi dia pura-pura tidak tahu.
"Mr. Ehrenreich?" Heran Sean. "Kau tahu, kau bisa memanggilku dengan nama. Kau sudah tahu namaku, bukan?"
Aleysia tidak setuju dengan gagasan itu. Ya, memang dia sudah tahu nama pria itu tapi Sean adalah dosennya, bukankah Aleysia harus menghormatinya dengan panggilan formal?
Dan lagi, pria itu yang jadi target tantangan kekasih 1 bulannya, Aleysia lebih nyaman memanggilnya dengan panggilan formal. Setidaknya Aleysia bisa mengabaikan kenyataan itu sejenak dan menenangkan dirinya.
"Tapi__"
"Kita tidak sedang di kampus dan aku belum sepenuhnya resmi menjadi dosenmu, Aleysia," sela Sean yang begitu menohok Aleysia hingga tidak bisa membantah.
"Jadi, kau akan memanggilku dengan nama?" Sean akhirnya bertanya setelah beberapa saat mereka hanya diam.
Aleysia hanya melihat Sean tanpa mengangguk atau menggeleng. Wajah gadis itu terlihat penuh keraguan.
"Emm... Se-an," Dan akhirnya pertanyaan Sean terjawab sudah saat gadis itu menyebut namanya dengan canggung. Sean tersenyum senang untuk itu.
"Ada apa kau memanggilku?" Lanjut Aleysia cepat-cepat, berusaha mengusir rasa tidak nyaman setelah menyebut nama Sean. Tapi itu malah membuat Aleysia membahayakan dirinya jatuh ke dalam sumur dengan menanyakannya.
"Aku ingin menanyakan yang kemarin. Apa kau sudah memikirkannya?" Dan byurrrr... pertanyaan yang ditakutkan Aleysia terjadi, membuatnya benar-benar masuk sumur, terjebak dan tak bisa menyelamatkan dirinya.
Wajah Aleysia sudah pucat pasih seolah tidak ada darah yang mengalir. Aleysia tidak siap bahkan tidak punya jawabannya sekarang. Di satu sisi, dia harus menjadikan Sean sebagai kekasih 1 bulannya karena tantangan itu. Tapi di sisi lain, untuk dirinya pribadi Aleysia tidak ingin apalagi sampai harus meminta pria itu untuk menjadi kekasihnya meski Sean sendiri sudah mengatakan kesediaannya.
Ya, hal itu memang akan mempermudah Aleysia untuk dapat memenangkan tantangan itu tapi juga mempersulitnya.
Seolah tidak cukup menceburkan Aleysia ke dalam sumur, kata-kata Sean selanjutnya bagaikan bom yang jatuh tepat di sampingnya, membuatnya jantungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled Love An Indigo
FantastikBerawal dari sebuah tantangan yang dilakukan untuk menghindarkan sahabatnya dari keterpurukan dan untuk menyelamatkan kelangsungan dalam mencapai tujuannya, Aleysia harus terjebak dalam sebuah ikatan dan pada akhirnya tidak bisa lepas karena terlanj...