Chapter 9 - Get Acquainted With The Right Way

216 29 10
                                    

Berharap kalian menyukainya..
Happy reading guys...

Tinggalkan tanggapan kalian atas cerita ini di kolom komentar!!!

***
Sambutan Sean menjadi akhir dari acara pengenalan dosen dan para orang penting di kampus. Para MABA maupun MALA mulai beranjak meninggalkan aula. Begitu halnya Aleysia yang akan beranjak berdiri tapi Ellen menahan tangannya.

"Ley... bukannya dosen baru tadi pria itu?" tanya Ellen, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut Aleysia tahu benar siapa yang dimaksud sahabatnya dengan 'pria itu'

Aleysia sedikit tidak nyaman, apalagi dia juga masih tidak menyangka Sean adalah dosen. "Ya... dia orang yang sama."

Belum sampai Ellen bicara, Stella sudah mendahuluinya. Entah kapan gadis itu datang dan berada di antara mereka. "Bukankah tantangan ini semakin menarik saja, Ley?" kata Stella dengan senyuman smirk.

"Dengan kenyataan dia seorang dosen, pasti akan membawa tantangan tersendiri dan keseruan juga pastinya."

"Ya, lo tahu. Karena seorang dosen tidaklah mudah didekati, SULIT," kata Stella dengan penekanan pada akhir kalimatnya.

"Dan itu buat gue semakin bersemangat untuk bisa mendapatkannya," kata Stella dengan senyuman penuh lalu pergi meninggalkan Aleysia dan Ellen.

"Tuh anak udah gila kali ya?!" Celetuk Ellen melihat kepergian Stella.

"Udah tahu dia dosen masih aja mau lanjutin tantangan itu. Tuh nenek lampir satu nggak takut di DO apa?!"

"Biarin ajalah El, dia ngelakuin apa yang dia mau!" kata Aleysia tidak peduli. "Keluar yuk! Anak-anak udah pada keluar semua." Lanjutnya dan beranjak berdiri diikuti Ellen.

Baru saja Aleysia akan melangkah tapi lagi-lagi Ellen menahan tangannya.

"Ley, lo serius nggak akan deketin dia kan? Apalagi___" selidik Ellen memastikan.

"Ya, gue serius El. Lo tenang aja!" sela Aleysia menenangkan.

***
Aleysia benar-benar memenuhi kata-katanya pada Ellen yang tidak akan mengikuti Stella untuk mendekati Sean.

Itu terbukti dari sejak saat itu, Aleysia hanya berdiam diri dan menikmati kebersamaannya dengan Ellen juga teman-teman barunya meski Stella begitu gencar menebarkan pesonanya dan berusaha mendekati Sean sampai membuat pria itu merasa tidak ada ruang untuknya bernapas.

Bagaimana tidak, baik itu saat Sean sedang duduk sendiri sambil menikmati secangkir kopi, bicara dengan sesama dosen bahkan saat ia kembali ke kamarnya. Stella selalu muncul di hadapannya bagaikan jailangkung jaman now yang datang tak diundang dan baru pergi setelah diusir meski bukan dengan cara kasar.

Sean mulai memasuki kamar VVIP di resort ini. Kamar yang luas, ranjang king size, kamar mandi di dalam, sofa bahkan meja kerja ada di sana.

Berbeda dengan beberapa kamar VVIP lain yang ada di sini. Ini merupakan kamar pribadi Sean saat berkunjung hingga haram bagi para pengunjung untuk menempatinya meski dia sedang tidak di sini.

Selesai membersihkan diri, Sean tidak langsung tidur meski hari sudah malam dan tubuhnya sudah harus beristirahat setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang tadi pagi. Karena Sean masih punya begitu banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya setelah menyelesaikan gelar masternya.

Duduk di meja kerja, Sean mulai memeriksa laporan-laporan perusahaan milik keluarganya yang berjalan di bidang real estase dan interior manufaktur.

Ya, Ehrenreich holding inc. adalah perusahaan milik keluarganya yang dibangun kakek-nya dari nol hingga sekarang bisa dikatakan sukses besar dengan beberapa anak cabang perusahaan di beberapa negara.

Entangled Love An IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang