Chapter 6 - Berawal Dari Sebuah Tantangan

328 37 13
                                    

Happy reading guys.....

***

1 Minggu sebelumnya, saat OSPEK

Aleysia sungguh beruntung bisa masuk dan mendapatkan beasiswa di Universitas Satu Nusa. Bagaimana tidak, selain merupakan kampus terfavorit di kota ini, kampusnya juga berbeda dari yang lain.

Di saat semua mahasiswa baru di kampus lain melewati OSPEK yang berat dan terkadang banyak terjadi aksi bullying daripada pengenalan kampus yang jadi tujuan kegiatan itu sendiri.

Beda halnya dengan kampusnya, pengenalan kampus serta mengenal seluk-beluk lingkungan dan program studi yang dijalankan hanya dilakukan dalam sehari. Itupun dalam bentuk tour keliling kampus yang dipandu oleh sejumlah anggota senat.

Tidak ada tugas bahkan keharusan memakai pakaian yang aneh-aneh seperti yang terjadi pada OSPEK pada umumnya.

Awalnya Aleysia juga heran dengan itu, apalagi beredar kabar jika ini pertama kalinya.

Entah kenapa tahun ini terjadi perombakan besar-besaran sehingga menarik perhatian media untuk memberitakannya dan menguak alasan di balik program yang dijalankan.

Dan terkuaklah alasannya yang disampaikan oleh Rektor sendiri kepada awak media juga seluruh mahasiswa yang sebelumnya dibuat bertanya-tanya.

Menurut apa yang disampaikan Rektor kemarin setelah MABA selesai tour keliling kampus. Semua ini dilakukan untuk mengubah image 'negatif' tentang OSPEK di masyarakat yang terlanjur beredar luas dan membuat para calon MABA merasa was-was untuk mengikuti OSPEK.

Apalagi akhir-akhir ini banyak kasus bullying yang menyebabkan beberapa korbannya sampai merenggang nyawa.

Dengan alasan itu, kampusnya ingin merubah images negatif tentang OSPEK menjadi suatu hal positif lagi. Dengan mengedepankan pengenalan kampus, program yang ada di dalamnya, juga terjalinnya hubungan yang baik antar mahasiswa, baik itu antar junior maupun dengan senior.

Dan semua langkah itu dimulai dari kampusnya ini, dengan harapan agar kampus lain akan ikut dan bersama-sama mengubah image negatif tentang OSPEK di masyarakat.

Dan hal mengejutkan disampaikan juga oleh Rektor kemarin, bahwa ini adalah ide dari penyumbang terbesar yayasan.

Tak sampai di situ. Demi terlaksananya program itu, beliau dengan suka rela menyediakan tempat untuk mendekatkan seluruh mahasiswa, menjalin kekompakkan dalam kebersamaan jauh di luar lingkungan kampus.

***
Hari ini kegiatan berlanjut dengan acara pengenalan para orang penting dalam kampus, juga pendekatan pada sesama mahasiswa. Itupun dengan cara berbeda.

Jauh dari lingkungan kampus, mereka akan dibawa ke sebuah resort di puncak, milik penyumbang terbesar yayasan.

Untuk itu, tak tanggung-tanggung pihak kampus menyediakan beberapa bus. Dan demi terjalinnya hubungan baik di antara junior dan senior, pihak kampus tidak memisahkan mereka dalam bus berbeda.

Untuk membedakan junior dan senior hanya dengan pita biru untuk junior dan kuning untuk senior di lengan mereka, dengan tujuan agar junior tidak salah sikap dan bisa menghormati seniornya dengan baik.

Dalam perjalanan menuju resort, suasana begitu menyenangkan karena mereka terus bernyanyi dan bersenang-senang seperti tak ada batasan antara senior dan junior.

Aleysia menyukai ini. Bersama sahabatnya Ellen yang duduk di sampingnya, Aleysia ikut bernyanyi.

Di sisi lain seorang pria baru saja keluar dari pintu kedatangan bandara. Di sana telah menunggunya, seorang pria bersetelan hitam berpostur bodyguard yang membawa selembar kertas bertuliskan Mr. Ehrenreich.

Entangled Love An IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang