Happy reading guys....
***
Aleysia baru selesai sarapan saat Stella menghampirinya dan mengusik paginya yang tenang.Ya, meski dari awal paginya memang tidak setenang pagi biasanya. Karena pikirannya begitu terusik akan kata-kata Sean semalam yang masih terngiang-ngiang di telinga.
"Aku serius dengan yang kukatakan tadi siang, Aleysia"
"Jadi pikirkan itu baik-baik!"
Bahkan sampai sekarang kata-katanya masih terngiang-ngiang di telinga Aleysia.
Apa niat dia sebenarnya? Kenapa dia mau jadi kekasihku saat baru saja bertemu denganku? Dan lebih dari itu, darimana dia tahu aku ingin menjadikannya kekasihku?
Berbagai pertanyaan berputar di kepala Aleysia menuntut jawaban. Tapi Aleysia tidak bisa memikirkan satupun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.
"Leysi, ada yang perlu gue omongin sama lo." Ucapan Stella membuyarkan semua pikiran Aleysia dan mendapati gadis itu sudah duduk di depannya.
"Tentang tantangan itu?" Tebak Aleysia.
"Yups." Stella mengangguk mantap.
"Jadi, kenapa lo nggak mulai ngedeketin Sean kayak gue?" selidik Stella langsung pada intinya. Dia tidak suka basa-basi jika itu tidak menguntungkannya.
"Bukannya itu bagus, Stell? Lo bisa lebih leluasa ngedeketin dia tanpa harus berbagi sama gue. Dan lo bisa menangin tantangan ini dengan mudah. Itu kan yang lo mau?"
"Jadi maksud lo, lo nggak bakal deketin dia?" sergah Stella membulatkan mata.
"Buat apa gue deketin dia?" balas Aleysia santai dan meminum orange juice yang masih tersisa setengah.
"Buat apa?" Ulang Stella dengan menaikkan nada suaranya. "Hey, Ley! Lo udah setuju ya nerima tantangan gue kemarin."
"Ya, gue ingat itu. Dan gue harap, lo juga masih ingat alasan kenapa gue mau nerima tantangan itu."
"Hanya karena Ellen gue mau nerima tantangan lo setelah ancaman nggak bermutu lo itu." Tegas Aleysia membuat Stella mendegus sinis.
"Heehhh... nggak bermutu? Tapi akhirnya itu bisa bikin lo takluk juga kan?"
"Takluk? Gue nggak pernah takluk sama siapapun. Asal lo tahu aja Stell, gue bukannya takluk tapi melakukan apa yang seharusnya dari dulu gue lakukan. Nggak selamanya lo bisa nyebarin kabar yang bisa ngerugiin orang lain, padahal lo sendiri nggak tahu pasti tentang hal itu."
Ya, seharusnya Aleysia bisa melakukan sesuatu untuk Ellen dulu. Tapi apa mau dikata, kabar itu cepat menyebar bagaikan hama di sekolah. Dan sekarang, saat dia bisa mencegah tersebarnya kabar itu lagi dan menghindarkan Ellen dari keterpurukan maka Aleysia rela melakukan apapun.
"Nggak usah ceramah sepagi ini! Karena pecuma, itu nggak bakalan masuk ke telinga gue," kata Stella dengan wajah masa bodoh.
"Jadi, jawab aja pertanyaan gue tadi! Kenapa lo nggak ngedeketin Sean?" Desak Stella.
"Ya... buat apa gue deketin dia. Toh gue juga nggak mau keluar sebagai pemenang dalam tantangan ini," jawab Aleysia santai.
"Lo pengen buktiin kalo lo lebih cantik, populer dan lebih segalanya dari gue. Itu kan yang bikin lo sampai buat tantangan ini?" Lanjut Aleysia. Stella hanya diam karena memang itulah yang ia mau.
"Yaudah. Dengan gue nggak ngedeketin dia, maka lo bisa keluar sebagai pemenangnya."
Bukan, bukan seperti ini yang Stella mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled Love An Indigo
FantasyBerawal dari sebuah tantangan yang dilakukan untuk menghindarkan sahabatnya dari keterpurukan dan untuk menyelamatkan kelangsungan dalam mencapai tujuannya, Aleysia harus terjebak dalam sebuah ikatan dan pada akhirnya tidak bisa lepas karena terlanj...