12 :: READ

168 17 2
                                    

Haidir mengacak rambutnya frustasi. Ia kesal sekali jika mengingat kedua orang yang jelas-jelas tidak suka dengannya. Bagaimana ia mau balikan kalau kedua sahabat dari mantannya itu saja bahkan muak melihat wajahnya?

Rasanya Haidir mau bernyanyi

Apa salah dan dosaku sayang?

Okee cukup.

Ia harus memutar otak. Harus memikirkan cara-cara lain untuk kembali menembak Julia.

"Gue harus ngapain gila?" Ia memijit keningnya kuat-kuat karena otaknya tidak dapat memunculkan ide brilian.

Rizki yang kebetulan menginap dirumah temannya itu menatap Haidir heran. "Kenapa lo?" Matanya kembali fokus pada televisi yang menayangkan acara dangdut.

Haidir memilih bungkam pasalnya bercerita kepada Rizki bukannya mendapat solusi, ia bisa menjadi semakin pusing karena pertanyaan-pertanyaan beranak yang akan ditanyakan oleh Rizki.

Rizki ikut bernyanyi ketika salah satu peserta diacara televisi tersebut bernyanyi membuat Haidir melempar pulpennya kearah cowok itu. "Diem gak lo?!"

Rizki mendelik. "Santai, bwang. Pms ya? Haha."

Haidir menggeleng tak percaya punya teman pecinta dangdut seperti Rizki. Tiap malam bukannya menonton pertandingan bola atau apalah, ia malah menonton acara dangdutan seperti saat ini.

Haidir melepas charger yang sedari tadi terpasang dihpnya. Ia menimang-nimang sebelum akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Julia via line.

Haidir : Malam 😊

Semenit.

Dua menit.

Tiga menit.

Hingga 10 menit belum ada balasan tapi line-nya sudah di read.

Belum ada balasan membuat Haidir menggelengkan kepalanya. Ia terkekeh geli sembari membaringkan badannya diatas kasur.

Apakah semua perempuan seperti ini? Menjunjung tinggi rasa gengsi? Membuat para lelaki menunggu kepastian yang tidak tau akan berujung baik atau tidak.

Ia kembali mengetikkan line.

Haidir : Kok di read doang?

Ia memeluk guling ketika line dari Julia muncul.

Julia : Eh sorry keread ya? Gue lagi belajar ini hehe

Julia : Malam too..

Haidir tersenyum lalu kembali mengetik.

Haidir : Gue yang harusnya minta maaf. Gue ganggu lo belajar, ya?

Haidir : Belajarnya jangan sampai larut malam ya? Jaga kesehatan lo juga.

Read.

Just read.

Haidir mengelus dadanya lalu menyemangati diri sendiri. "Lo bisa, Dir. Bisa."

Ia memilih berkelana kealam mimpi dibanding harus mendengarkan celotehan Rizki yang ikut mengomentari peserta yang tampil diacara yang ia tonton.




























Fyi, aku ngetik ini pas lagi nonton acara dangdut hehe.

Lagi? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang