25 :: LAGI?

340 16 6
                                    

Keesokan harinya. Jika kelas Haidir dihebohkan dengan gosip putusnya 2 sejoli itu. Berbeda dengan kelas Julia yang langsung hening ketika Julia memasuki kelas.

Wajahnya datar membuat kelas yang tadinya juga menggosipkan dirinya langsung berhenti. Mereka langsung sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Nur dan Elsa menatapnya tak berkedip membuat Julia melempar tasnya ke Elsa dengan kesal. "Mingkem, Sa."

Elsa mengerjap lalu mendengus. Untung dia sigap menangkap tas Julia. Nur memandangi Julia dengan senyum miring. "Putus lo?"

Julia berdehem. "Udah tau gak usah nanya."

Jawaban dengan nada ketus yang akhirnya membuat kedua sahabatnya itu tergelak.

"Disakiti lagi?" tanya Elsa dengan wajah yang dibuat sepolos mungkin.

Sebenarnya Julia benci mengingatnya tapi karena pertanyaan yang seharusnya tak usah ditanyakan lagi itu diucapkan Elsa dengan wajah sok polosnya membuat Julia yang mau marah jadi menahan tawanya.

Ia tau kedua sahabatnya itu mengejeknya. Ia tak marah. Mereka sudah mengingatkannya dari dulu untuk berhati-hati dengan Haidir. Jadi, ini sudah resikonya. Ia memiting leher Elsa lalu menjitak kepalanya. "Iya nih, sakitnya tuh di sini di dalam hatiku." ia menunjuk dadanya membuat Nur dan Elsa kembali tergelak.

"Lo gak sedih, Jul?" Nur bertanya setelah meredakan tawanya.

Julia melepaskan Elsa lalu menatap keduanya dengan senyum tipis. "Awalnya sedih. Tapi gue sadar, ada yang buat gue lebih sedih dari hal itu."

"Apa?"

"Gue gak dengerin apa kata lo berdua."

Elsa menggeleng. "Hm hm hm. Akhirnya sadar juga."

Julia terbahak. Ia memeluk kedua sahabatnya itu bergantian. "Thanks, guys. Gue kuat karena kalian berdua."

Ketiganya kemudian membincangkan hal lain untuk melupakan masalah Haidir dan Julia.

Lagi?


Julia menceritakan bagaimana ia bisa putus dengan Haidir. Nur dan Elsa menggelengkan kepala secara bersamaan. Saat ini mereka berada di kamar Julia.

"Ketahuan banget si Haidir cuma penasaran sama lo." celetuk Nur.

Elsa mengangguk. "Dia tipikal cowok yang memperjuangkan di awal. Mau ngerasain euforia dapetin lo. Udah dapet, udah deh ilang penasarannya."

Julia ber-oh ria membuat keduanya gemas. "Seriusan nih lo gapapa? Gue takutnya lo diam-diam gila tau." tanya Nur membuat Julia tergelak.

"Emang gue gila?"

Elsa mengangguk. "Baru lo, yang putus dari doi bukannya sedih malah ketawa mulu."

Julia menggeleng. "Gue lebih ke kecewa sih sama dia tapi ya gapapa. Gue lebih sedih kalo kehilangan lo berdua. Kehilangan cowok kayak dia itu malah keberuntungan buat gue. Kalo kehilangan kalian baru gue mewek-mewek ntar. Lagian, setelah gue tau dia begitu, rasanya keputusan kita buat putus itu yang terbaik."

Julia berkacak pinggang di depan kedua sahabatnya yang sekarang melongo. "Apa? Masih mikir gue gila?"

Keduanya serentak menggeleng. Elsa bertepuk tangan heboh. "Ini baru Julia, sahabat gue."

Julia tersenyum lebar. Ia merentangkan tangannya meminta kedua sahabatnya mendekat lalu memeluknya. "Makasih udah ada buat nguatin gue yang akhirnya tersakiti lagi."

-TAMAT-



























































Finally, aku bisa selesaikan cerita ini wuhuuuuuu i'm so happy. Sampai ketemu di ceritaku selanjutnya. Btw, ini cerita selesai di sini ya guys. Gak ada part bonus atau Lagi? (2) gak ada.

Tapi, aku memang sudah berencana buat cerita baru lagi yeyyyyyy. Semoga kalian suka dengan cerita yang bakal aku up nanti ya.

Satu lagi.
Kasih kesan dong, apa yang kamu dapat setelah membaca cerita ini?

Ceritain bagian favorit kamu dalam cerita ini?

Thankyou buat semua yang sudah mendukung cerita ini. Aku tanpa kalian itu apalah. Author tanpa readers itu apalah~~

Ela,
Penulis yang lagi bahagia.

Lagi? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang