24 :: PUTUS?

152 14 2
                                    

Haidir diam. Ia mau menjawab tapi lidahnya kelu. Hendak berbicara tapi ia merasa tak tega. Memang benar, ia sempat menghilang untuk memikirkan hubungannya dengan Julia.

Ia tak mau gegabah mengambil keputusan tapi tekadnya sudah bulat. Ia harus mengambil keputusan karena Julia tidak bisa ia permainkan lagi.

Julia menatapnya nanar. Gadis itu bersedekap dada memandangnya dengan wajah lelah. "Jawab, Dir. Kamu maunya gimana?"

Haidir masih tak berani bicara. Ia sadar, selama ini selalu menyakiti gadis dihadapannya ini. Ia merasa bersalah ketika sadar rasa penasaran dan tertantangnya melebihi rasa sayangnya kepada Julia.

Selama ini Haidir tertantang untuk mendapatkan gadis jutek seperti Julia. Ia mendekati gadis itu dari dulu. Memacarinya dan akhirnya tau bagaimana rasanya menjadi kekasih dari gadis yang cuek.

Sudah. Hanya seperti itu makanya ia memilih untuk memutuskan Julia dulu. Sekarang, ia kembali melakukan kesalahan dengan memperjuangkan Julia sekali lagi lalu akhirnya menyakitinya lagi.

Haidir berhasil menjadi lelaki brengsek. Kini ia harus siap menanggung konsekuensinya. Ia akan dibenci atau dikenang sebagai lelaki jahat yang tak berperasaan.

Haidir meneguhkan hatinya sekali lagi lalu menghela nafas. "Putus. Aku mau kita putus."

Julia merasa dadanya sesak. Tidak ada udara yang bisa ia hirup. Ia menepuk dadanya keras-keras ketika dilihatnya Haidir maju mendekatinya. Tangannya menahan pergerakan Haidir. "Jangan! Jangan maju!"

Haidir berhenti mendekat. Ia menatap Julia dengan frustasi. "Maafin aku."

Julia tertawa masam. "Maaf lo aja gak cukup buat hati gue, Dir." Ia menggeleng. "Lo mau putus? Yaudah kita putus. Tapi jangan harap gue mau balikan lagi sama lo."

Julia melangkah menuju motornya lalu menaikinya. Ia menatap Haidir ketika menyalakan motornya. "Sorry, gue gak bakal ngucap 'makasih ya buat waktunya selama ini' karena ternyata gue cuma menghabiskan banyak waktu berharga gue dengan orang yang sia-sia."

Haidir hanya diam. Lelaki itu sadar, semua yang keluar dari mulut Julia adalah kebenaran. Dirinya yang jahat. Dirinya yang berbuat salah disini. Dirinya yang akhirnya meninggalkan Julia lagi.







































































Woaaaaaaa bagaimana pemirsa? Part ini menguras emosi tidak?
Next part adalah ending guys. Yuhuyyyy ku tak sabar hahaha *ketawajahat

Minggu, 1 Juli 2018

Lagi? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang