17 :: PAJAK

156 10 0
                                    

Pulang sekolah kali ini, Julia dipaksa kedua temannya untuk mentraktir makan dengan embel-embel pajak baru jadian. Julia mendengus. "Gue sama Haidir kan gak baru jadian."

"Yaudah bukan pbj tapi pb." kata Elsa membuat Julia berdecak dan bertanya. Apa itu pb? "PB itu Pajak Balikan."

Julia hendak menolak lagi ketika seseorang masuk kekelasnya dan berseru. "Oke, kalian mau makan dimana?"

Julia menatap Haidir lalu Rizki yang baru masuk kelasnya. "Kalian ngapain?"

Haidir menunjuk Rizki dengan dagunya. "Dia minta pajak, sama kayak temen-temen kamu."

Mendengar dirinya disebut 'kamu' oleh Haidir membuat Julia malu setengah mati. Belum lagi kedua temannya menyoraki 'cieeee' ditambah dengan Rizki yang sekarang berpura-pura batuk.

Haidir berdehem lalu menggandeng tangan Julia. "Kamu sama aku aja."

"Terus motor aku gimana?" tanya Julia.

Nur berdehem. "Kebetulan gue gak bawa motor nih, Jul. Gue aja yang bawa motor lo gimana?"

Elsa mengangguk. "Iya, Jul. Jadi gue bisa digonceng Nur hehe."

Julia mengangguk lalu menyerahkan kunci motornya. "Terus Rizki?"

Rizki mengedipkan mata lalu mengangkat kuncinya. "Tenang. Gue bawa motor sendiri kok."

"Oh, oke."

Mereka akhirnya melangkah menuju parkiran menuju warung makan didekat persimpangan lampu merah.

Lagi?

Rizki berpamitan pulang duluan. Nur dan Elsa mengikuti motor Haidir yang masih membonceng Julia menuju rumah Julia.

Sampai didepan rumahnya. Julia turun dari motor Haidir lalu mengucapkan terimakasih. "Mau mampir gak?"

Haidir menggeleng. "Aku langsung aja. Makasih ya."

"Aku yang makasih udah dianterin pulang. Kamu juga bayarin aku sama temen-temen aku makan tadi." Julia tersenyum tulus membuat Haidir mengacak rambutnya pelan.

"Santai aja. Yaudah aku pulang dulu." Haidir memutar motornya lalu menatap Nur dan Elsa. "Duluan yaa." pamitnya yang diangguki keduanya.

"Makasih, Dir." kata Nur dengan melambaikan tangannya diikuti Elsa.

Julia dan Elsa berjalan menuju rumahnya disaat Nur memasukkan motor ke garasi. Mendorong pintu yang sudah ia hafal, tidak akan dikunci saat sore seperti ini.

"Assalamu'alaikum, Ma."

"Wa'alaikumussalam."




















































































Halah. Aku gadapet pajaknya masa? :') udah ah byeee

Lagi? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang