Part 73

8.1K 981 126
                                    

"Gw sahabat dia gak cuma sekedar mantan, dan gw gak mungkin tinggal diam kalau sahabat gw diperlakukan kasar sama orang lain apalagi cowonya sendiri!"

"Soryy ini urusan gw sama prilly. Mending lo pulang aja karena gw butuh bicara sama prilly!" Max bener2 terlihat emosi, sedangkan ali mencoba menahan emosinya
"Turun prill!" Teriak max, dan akhirnya prilly turun namun ia berdiri di samping ali

"Prill aku selama ini udah cukup sabar ya ngikutin kemauan kamu, ngebiarin kamu ketemu sama mantan kamu ini. Tapi makin kesini kamu malah makin sengajain!" Max nampaknya tak bisa menahan unek2nya

"Terus sekarang mau kamu apa? HAH?" Tantang prilly yang matanya sudah mulai berkaca

"Ikut pulang sama aku!" Max meraih tangan prilly, namun prilly menepis tapi max bersikeras untuk mengajak prilly pergi

"Prill, kamu ikut dia ya biar dia yang antar pulang kamu!" Kata ali lembut

"Aku gak mau ali, dia udah kasar sama aku, udah bentak2 aku!" Prilly akhirnya menangis sejadi-jadinya

"Prill.. prill aku minta maaf ya prill!" Maxime meraih tangan prilly lagi untuk meminta maaf dan lagi2 ditepis oleh prilly

"Ali ayo pulang!" Ali benar2 bingung, disisi lain dia tidak berhak banyak atas prilly, tapi disisi lain iapun tidak mungkin meninggalkan prilly begitu saja

"Pril aku minta maaf, aku gak bermaksud!" Lagi2 maxine menarik tangan prilly membuat prilly mengaduh

"Bro santai dong, jangan kasar sama cewe!" Ali mencoba melerai

"Max mending kamu pulang atau aku Teriak!" Kata prilly sudah tidak bisa membendung emosinya, max terdiam ia pun tidak mungkin tetap memaksakan prilly untuk ikut dengannya, max berbalik ke arah mobilnya

"Malam ini lo yang menang!" Sambil berbisik pada ali dan berlalu, ali hanya mengusap wajah kasar saat ini ia harus mengkesampingkan egonya, rasanya ia ingin sekali menarik maxime dan memberi ia peringatan. Ali kemudian mengajak prilly masuk kedalam mobil, prilly masih terus menangis

"Heyy.. udah jangan nangis ya!" Ali mengusap rambut prilly, namun prilly masih tetap saja menangis

"Aku mau putus sama maxime!" Pekik prilly masih terisak

"Heyy.. sssstt, gak boleh ngomong gitu ah!"

"Aku kesel ali, kamu aja gak pernah kaya gini sama aku!"

"Heh udah, udah jangan nangis lagi!" Ali menarik prilly kedalam pelukannya
"Mau pulang apa mau nangis terus?" Kata ali lagi, prilly mencoba meredakan tangisnya meski masih terlihat isakannya

"Kamu kenapa sih tadi gak hajar aja dia!"

"Gak mungkinlah aku main hajar2n sama dia prill"

"Terus kamu rela liat aku diperlakukan kaya gitu !"

"Kalau aku rela aku bisa aja ninggalin kamu sendirian prill,asal kamu tau rasanya aku pengen hajar dia tadi tapi aku sadar diri prill aku ini siapa!"
"Udah yah, kamu jangan nangis lagi. Masa kamu pulang dalam keadaan kaya gini sih!"

"Biarin biar mama tau aku di nangisin siapa!"

"Kamu kan perginya sama aku, otomatis mama kamu ngira aku yang nangisin kamu!"

"Ya enggalah, aku bakalan ceritain kejadian ini sama mama!"

"Prill, engga semua kejadian yang kamu alamin harus kamu ceritain sama mama kamu. Kalau kaya gitu sama aja kamu bikin image pacar kamu jelek dong. Belajar dewasa untuk bisa menghadapi masalah sendiri!"

"Aku sakit hati ali, aku ga suka sama sikap dia yang kaya gini!"

"Iya aku ngerti, tapi kan semua juga bisa diselesaikan secara baik2 prill!"

"Baik-baik kamu bilang, dengan sikap dia yang tadi kamu bilang baik-baik? Bahkan aku aja udah muak sama dia!" Ali menghela nafas kasar ia tau prilly saat ini sangat emosi,

"Yaudah pulang ya, jangan nangis lagi. Udah malem gak enak sama orang rumah!" Prilly mengangguk, namun ia menyandarkan dirinya di pundak ali. Sesekali ali mengusap rambut prilly meski dalam keadaang menyetir. Ali tersenyum saat ini prilly memang butuh teman untuk menghiburnya.sesampainya dirumah prilly

"Udah sampe yuk turun,biar aku ketemu sama mama papa kamu dulu!"

"Kamu jangan dulu pulang!"

"Udah malem prill!"

"Aku mau sama kamu terus!"

"Sekarang kamu istirahat dulu ya, nanti kan bisa ketemu lagi!"

"Kapan?"

"Yang penting kamu sekarang masuk dulu langsung istirahat!" Ali menatap lembut dan tersenyum

"Mama sama papa kayaknya udah tidur, kamu langsung pulang aja!"

"Beneran?"

"Iya jam segini mereka kan udah tidur!"

"Yaudah, jangan nangis lagi ya jelek banget itu!" Kata ali terkekeh, prilly memanyunkan bibirnya

"Makasih ya!" Prilly sedikit tersenyum, ali mengangguk tersenyum
"Kamu hati2 dijalan!" Kata prilly lagi

"Iya!" Kata ali pelan

Kemudian prilly turun dari mobil, dan ali pun berlalu dari rumah prilly.

*******
Ini bener deh cerita udah diluar jalur banget, udah ga nyerpet ke nyata lagi saking udah gak pernah tau banget kabar ali jadi yaudah ceritanya makin ngehalu dan makin ngawur, jangan baper untuk para fans ali, ii atau max inget ini cuma cerita gak ada unsur buat memojokan siapapun disini. Jangan bully ali atau prilly bahkan maxime karena cerita ini karena emang ini cuma fiktif belaka.
Maaf yaa maaf baru bisa next lagi, ini jujur deh mood lagi hamil bener2 buntu banget. Akhirnya setelah difikirin aku minta bantuan adeku buat bikin next part... dia kasih banyak ide yang sebelum aku publis aku revisi dulu, kalau bahasa gaulnya di part ini emang kolaborasi sama ade aku
Btw makasih yaa ade meeramastani udah bantuin bunda buat next part ini, maaf ada beberapa yang ga bunda pake dan bunda ganti juga tapi diluar itu ide kamu keren juga 💕...
Oya di part ini juga aku mau sekalian bilang kayaknya aku bakalan bener2 santai banget buat nextnya bahkan mungkin bisa sementara vakum, tapi aku udah bilang sama ade aku kalau dia ada ide buat next dia bisa bantu dan yang pasti nanti aku revisi ulang dan ikut nambahin partnya... jadi mohon dengan sangat buat para readers tercintaku, karena aku udah mulai hamil tua dan mood pun makin labil aku gak bisa menuhin mau kalian yang cepet2 di next... sebenernya niat hati pengen udahin cerita ini, tapi aku sayang kalian karena kalian segitunya mau nunggu cerita aku. So aku ga udahin dulu ceritanta dengan catatan aku bener2 gak bs cepet next atau bs ja smntara vakum... semoga kalian mengerti dengan keadaanku yaaa... love you so much myreaders 😘

Kisah Kasih ALI PRILLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang